fbpx

Mes: pmñ2023 f35002023-09-19T12:35:00+00:00pmmartes

Erorile strategiei anti-fumat a României. Motivele pentru care planurile Guvernului nu au “lipici” la populație

Expertul Emil Pânzaru a analizat pentru "Adevărul" estrategia anti-fumat a României. Acesta crede că taxele suplimentare pe tutun și pe produsele Alternative nu aduc nici bani în plus la buget și nici nu îi ajută pe români să renunțe la fumat.

Doctorul în economie Emil Pânzaru avertizează cu privire la politicile greșite ale statului român, care apelează exclusiv la taxe și impozite pentru a acoperi găurile din buget, în dauna altor segmente și economice. Este și cazul fumătorilor, care, spune expertul, vor plăti prețuri mai mari din cauza accizelor suplimentare, iar acest lucru este dăunător și pentru strategia anti-fumat a țării, care la rândul ei generează efecto negativo în domeniul sănătății, dar și în cel al combatrii infracționalității economice.

„Consumatorii români vor fi pedepsiţi fără sens pentru greşeala Guvernului. El problema es simple, pero es grave. La situación actual de Cheltuit durante muchos años en una casa, se estima que el déficit actual es deficitario para 2023 en un monto enorme de 7,5% con un PIB, mientras que la UE es de 3%. Ca urmare, Rumania ar putea pierde toate fondurile europene alocate prin PNRR, un dezastru pentru o ţară care are nevoie graveasă de investiţii”, advirtió Emil Pânzaru.

Taxele suplementare nu garantează venituri mai mari

Disperat să-şi repare greşeala, Guvernul vrea să-i taxeze în plus pe "vaperi" şi pe cei care preferă alternativa fumatului în general, arată Emil Pânzaru.

Însă faptul că statul va majora din nou aceste taxe nu înseamnă încasări suplimentare el presupuesto. „Să fim clari – o măsură care descurajează consumatorii din a cumpăra nişte bunuri nu va aduce bani statului. Ministerul Finanţelor a estimat o creştere de 1,1 miliarde de lei la buget ca urmare a noilor impozite. En contra, la lógica económica casi es lucrativa y no es una solución para dos. Cu cât sunt mai mari taxele, cu atât oamenii vor cumpăra mai puţin sau vor evita taxele pe ascuns. Ante un escenario prost pentru Rumania, ţară în care evaziunea fiscală se ridică la 10% din PIB”, atrage atenția expertul.

Leer el texto completo aquí

El activismo ecologista estadounidense y el mal periodismo ponen en peligro los bosques de Canadá

Canadá es líder mundial en gestión forestal sostenible. La tasa de deforestación se mantiene cerca de cero, los incendios forestales han disminuido durante décadas (a pesar de las recientes tragedias) y los miles de millones de árboles que salpican nuestro paisaje absorben grandes cantidades de dióxido de carbono de la atmósfera. Todos estos son puntos de celebración, pero eso pasa desapercibido para muchos que afirman defender puntos de vista ambientales.

Barry Saxifrage, columnista de carbono visual de Observatorio Nacional de Canadár (CNO), tiene una visión mucho más cruda: “Nuestros bosques han llegado a un punto de inflexión”, declaró el 21 de agosto. Radiante con coloridos gráficos y jerga científica, su artículo alega que debido a “décadas de crecientes” emisiones madereras, “los bosques gestionados de Canadá son una gigantesca bomba de carbono”.

Esta es una imagen impresionante que nos llama a la acción, pero simplemente no es cierta.

Esas afirmaciones fueron recirculadas para una audiencia estadounidense por New York Timescolaborador David Wallace-Wells con el titular drástico, “Los bosques ya no son nuestros amigos climáticos”.

El problema con ambos artículos, además de su fatalismo climático, es que se basan en gran medida en investigaciones cuestionables publicadas el año pasado por el Consejo de Defensa de los Recursos Naturales (NRDC), un grupo activista estadounidense que ha criticado habitualmente la actividad forestal canadiense durante años.

Nosotros completamente desacreditado ese informe en el Espectador de Hamilton en respuesta, pero la corriente principal ha decidido que las afirmaciones se ajustan lo suficiente como para mantenerse.

Saxifrage y Wallace-Wells expresan preocupaciones válidas sobre el cambio climático y los incendios forestales, que creo que todos compartimos. Pero sus afirmaciones específicas contradicen un amplio consenso científico y dejan a los lectores con la falsa impresión de que nuestros bosques gestionados nos han encaminado hacia el armagedón climático. 

Ambos artículos están plagados de errores analíticos, omisiones fácticas clave y otras distorsiones que claramente pretenden impulsar una agenda centrada más en la política que en las soluciones climáticas.

(Mal) conteo de las emisiones de carbono

Para dar un rápido desglose, los bosques gestionados de Canadá “eliminan carbono de la atmósfera a medida que crecen... y lo emiten cuando mueren, se descomponen o se queman”. explica Recursos Naturales de Canadá (NRCan).

Una variedad de actividades humanas y naturales afectan este equilibrio. La tala emite CO2; replantar árboles lo elimina de la atmósfera. Las perturbaciones naturales (por ejemplo, los incendios forestales) emiten dióxido de carbono, mientras que la regeneración natural de los árboles elimina el carbono. La actividad humana en los bosques gestionados, como la quema de talas, la extinción de incendios y el control de insectos, también afecta la capacidad de los bosques para eliminar carbono de la atmósfera. Esto está muy bien estudiado por un amplio espectro de académicos.

Leer el texto completo aquí

Foro Mundial sobre la Nicotina 2023 dan Upaya Mengurangi Dampak Buruk Rokok

Sudah menjadi rahasia umum bahwa, rokok merupakan salah stau ancaman terbesar bagi kesehatan publik banyak negara-negara di dunia, termasuk juga di Indonesia. Rokok konvensional yang dibakar telah terbukti dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti kanker dan serangan jantung.

Penyakit kronis yang disebabkan oleh konsumsi rokok ini bukan hanya memberikan Damak yang negatif terhadap individu yang mengonsumsinya, tetapi juga terhadap institusi kesehatan publik yang membiayai kesehatan masyarakat. Dengan banyaknya orang-orang yang mengalami penyakit kronis karena konsumsi rokok, tentu hal ini akan membuat biaya kesehatan publik menjadi membengkak. Di Indonesia sendiri misalnya, pada tahun 2021 lalu, tercatat bahwa BPJS mengeluarkan dana 15 triliun rupiah per tahun untuk biaya kesehatan yang disebabkan oleh rokok (kompas.tv, 14/12/2021).

Oleh karena itu, berbagai yurisdiksi di negara-negara di dunia sudah mengeluarkan berbagai aturan regulasi untuk memitigasidamak negatif dari rokok tersebut kepada individu dan masyarakat. Adanya aturan conciso sangat beragam, mulai dari kebijakan cukai rokok untuk menaikkan harga, sehingga mengurangi insentif seseorang untuk merokok, hingga aturan yang sangat ketat seperti pelarangan total seluruh kegiatan produksi dan konsumsi rokok.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang sudah memberlakukan berbagai regulasi dan aturan yang ditujukan untuk mengurangi jumlah perokok aktif. Beberapa diantaranya yang sangat umum diketahui adalah pemberlakuan cukai rokok, yang semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Selain itu, Indonesia juga memiliki regulasi lain terkait dengan periklanan, seperti tidak boleh menampilkan produk rokok di iklan-iklan yang dibuat oleh perusahaan rokok.

Diharapkan, melalui berbagai regulasi conciso, insentif seseorang untuk merokok menjadi semakin berkurang, dan akan memperbaiki kesehatan publik, karena penyakit kronis yang disebabkan oleh rokok akan menurun. Tetapi, sepertinya berbagai kebijakan ini belum cukup, melihat fakta justru jumlah populasi perokok cenderung terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, berbagai kebijakan conciso pero seakan terlihat kurang berhasil dalam mencapai tujuannya. Dari tahun ke tahun, jumlah populasi perokok di Indonesia kian naik. Pada tahun 2011 lalu, jumlah perokok dewasa di Indonesia berjumlah sekitar 60,3 juta jiwa. Angka conciso pero mengalami peningkatan pada tahun 2021, menjadi 69,1 juta jiwa (cnnindonesia.com, 31/5/2022).

Hal ini tentu merupakan sesuatu yang sangat mengkhawatirkan dan harus segera diatasi secepatnya. Memang harus diakui bahwa, meninggalkan rokok bagi perokok aktif, apalagi yang sudah sangat lama selama belasan hingga puluhan tahun, bukan sesuatu yag mudah dilakukan. Rokok mengandung zat nikotin yang membuat para penggunanya mengalami adiksi.

Para ello, cada vez que se regulan las condiciones de funcionamiento del aparato, no hay ningún problema con el uso. Dibutuhkan langkah lain dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, agar tujuan untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia dapat tercapai dan berhasil.

Hal ini lah yang menjadi topik bahasan dalam acara Global Forum Nicotine (GFN) 2023, yang berlangsung di Poloniaia pada tanggal 21-24 Juni lalu. GFN sendiri merupakan konferensi rutina yang berfokus pada isu-isu mengenai kebijakan reduccion de danos dan inovasi untuk mengurangidamak negatif dari rokok. Konferensi tahun ini sendiri dihadiri oleh peserta dari 84 negara (filtermag.org, 7/6/2023).

Pentingnya riset dan penelitian mengenai solusi reduccion de danos yang paling efektif menjadi salah satu topik panel diskusi dalam konferensi ini. La Revisión Cochrane es una publicación publicada por la Universidad de Oxford, que incluye menús electrónicos de gran tamaño que son muy eficaces para perokok untuk berhenti merokok.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan di tiga negara (34 estudios de Amerika Serikat, 16 estudios de Inggris, y 8 estudios de Italia), para perokok aktif berpotensi besar untuk menggantikan kebiasaan merokoknya ke rokok elektrik dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan dibandingkan dengan langkah lain , seperti terapi nikotin (antaranews.com, 8/3/2023).

Este panel lainnya misalnya, peneliti dan dosen Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran, Neily Zakiyah, mengungkapkan bahwa inormasi yang disebarkan terkait dengan resiko dari produk alternatif seperti rokok elektrk harus berdasarkan kajia ilmiah. Hal in isangat penting agar masyarakat bisa mendapatkan informasi secara tepat dan akurat. Selain itu, adanya kolaborasi untuk menyampaikan informasi conciso, seperti para ilmuwan, media, dan komunitas, juga penting untuk diupayakan (antaranews.com, 8/3/2023).

Selain itu, pandangan bahwa vape atau produk nikotin alternatif lainnya sebagai penyebab beberapa penyakit juga menjadi topik bahasan dalam konferensi ini. Peneliti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran (UNPAD), Dr. Amaliya misalnya, dalam konferensi ini menyarakan bahwa produk nikotin alternatif seperti vape bukan menjadi penyebab masalah kesehatan gusi (jpnn.com, 7/10/2023).

Sebagai penutup, rokok konvensional yang dibakar merupakan salah satu penyebab terbesar masalah kesehatan publik di berbagai negara, termasuk juga Indonesia. Para ello, adanya informasi yang tepat yang dapat membantu para perokok untuk berhenti merokok, salah satunya melalui produk nikotin alternatif yang jauh lebih tidak berbahaya, adalah hal yang sangat penting.

Publicado originalmente aquí

La prohibición de vapear en los automóviles en Alabama empeora la salud pública

Si bien el esfuerzo por reducir la inhalación de humo de segunda mano proveniente de los cigarrillos combustibles es noble, el vapor producido por los cigarrillos electrónicos no contiene el alquitrán ni los químicos dañinos que se encuentran en los cigarrillos combustibles. No crea el mismo grado de daño.

MONTGOMERY, AL— Esta primavera, los legisladores del estado de Alabama aprobaron un proyecto de ley (HB3) que ahora está en vigor, prohibir el uso de cigarrillos y productos de vapeo en vehículos cuando hay un niño de 14 años o menos presente.

Elizabeth Hicks, analista de asuntos estadounidenses del grupo de defensa del consumidor Consumer Choice Center, dijo sobre la HB3: “Una legislación como esta demuestra aún más cómo los reguladores ven el vapeo y el fumar como lo mismo, cuando en realidad, numerosos estudios han demostrado que el vapeo es 95% menos dañino. Si bien el esfuerzo por reducir la inhalación de humo de segunda mano proveniente de los cigarrillos combustibles es noble, el vapor producido por los cigarrillos electrónicos no contiene el alquitrán ni los químicos dañinos que se encuentran en los cigarrillos combustibles. No crea el mismo grado de daño.

“Tratar el vapeo como si fuera cigarrillos perjudica la salud pública al disuadir a los fumadores de adoptar una opción de nicotina menos dañina. Con 8.600 casos anuales relacionados con el tabaquismo fallecidos En Alabama, los reguladores deberían ver el vapeo como una herramienta de reducción de daños en lugar de regularlo como los cigarrillos”, añadió Hicks.

Leer el texto completo aquí

Desenmascarando a la policía divertida

Ya se ha discutido mucho sobre el informe del Centro para el Uso y Adicción de Sustancias (CCSA) que recomienda cambios drásticos en las pautas de salud para el alcohol.1 Los expertos del Foro Científico Internacional sobre la Investigación del Alcohol (ISFAR) lo llamaron “una amalgama pseudocientífica de estudios seleccionados de baja validez científica que se ajustan a sus nociones preconcebidas” y más recientemente 16 destacados expertos, profesores e investigadores en reducción de daños con sede en Quebec han declarado que el informe de la CCSA engaña a los consumidores con afirmaciones como "incluso en pequeñas dosis, el alcohol tiene consecuencias para todos".

Pero más allá de las críticas que la CCSA ha recibido de quienes trabajan en el campo de la investigación sobre el alcohol, existe un vínculo alguna vez turbio entre los investigadores que regularmente presionan por un cambio en las políticas de neotemperancia y las organizaciones internacionales de templanza como Movendi.

Movendi es un grupo internacional de templanza que predica un enfoque de consumo cero de alcohol. Movendi se fundó en el siglo XIX con el nombre de “La Orden de los Buenos Templarios”, pero cambió su nombre en 2020, posiblemente porque su nombre anterior parecía sacado de una novela de Dan Brown. 

Curiosamente, Movendi financia su lobby neo-temperanista en todo el mundo organizando una lotería en Suecia. Ahora bien, no hay nada moralmente malo en organizar una lotería o apostar, pero organizar una lotería que ha sido demandado por la Agencia del Consumidor de Suecia por utilizar tácticas de marketing engañosas y defraudar a los consumidores es ciertamente sospechoso y digno de crítica. Sin mencionar el hecho de que financian su guerra puritana contra un “pecado” con las ganancias de otro. 

Movendi es importante en la conversación sobre la política sobre el alcohol a nivel internacional, porque se asocia oficialmente con la Organización Mundial de la Salud, pero también a nivel nacional, porque sus investigadores afiliados son los autores reales del informe CCSA que ha enfrentado tantas críticas. 

Sí, los autores del informe de la CCSA sobre el alcohol, que fue financiado con el dinero de sus impuestos a través de Health Canada, están abiertamente afiliados a una organización internacional contra el alcohol cuyo principal objetivo es crear un futuro sin alcohol.

Cómo sabemos esto? Bueno, los autores del informe CCSA, Tim Stockwell, Timothy Naimi y Adam Sherk, tienen vínculos abiertos con Movendi que cualquiera puede ver. Por ejemplo, apenas dos días después de la publicación del informe CCSA, se publicó un resumen interactivo del informe en la página de Movendi. sitio web, escrito por el mismo conjunto de autores. 

De hecho, estos investigadores de CSSA citan en su propia página de conflictos de intereses que son afiliado a Movendi Internacional. Y aunque su divulgación indica que son miembros voluntarios de Movendi, según las divulgaciones, han viajado con dinero de Movendi a eventos de Movendi en Suecia y aparecen en el sitio web de Movendi. podcast, dedicada a crear conciencia sobre los peligros del alcohol. 

¿Y cuán estridentes son estos cabilderos anti-alcohol y la organización a la que están vinculados? Bueno, de nuevo según el propio Movendi. sitio web, sus miembros se comprometen a declarar que “deben llevar una vida libre del uso de alcohol y otras drogas intoxicantes”.

Ahora bien, no hay nada de malo en optar por abstenerse del alcohol y otras drogas intoxicantes. A cada cual lo suyo. Pero tomar el punto de vista personal y disfrazarlo de científico, a expensas de los contribuyentes, y a su vez presionar al gobierno federal para que cambie la política, es otra cosa. ¿Pidieron los contribuyentes que su dinero se utilizara para financiar el lobby contra el alcohol? Ciertamente no.

Imagínese si el Gobierno de Canadá encargara un estudio sobre el nivel apropiado de consumo de carne y se descubriera que los autores del estudio, después de llegar a lo que obviamente es una conclusión preestablecida, son veganos estridentes afiliados a organizaciones anti-carne como ¿Personas por el Trato Ético a los Animales (PETA)? Comprensiblemente, se produciría indignación y los hallazgos serían descartados como nada más que pseudociencia impulsada ideológicamente. 

Bueno, la buena noticia para los canadienses que beben es que a pesar de los titulares sobre el informe de la CCSA, parecería que el gobierno federal está abordando el informe y la confusa contabilidad de la CCSA con cautela. En este momento, las empresas de bajo riesgo de Canadá pautas permanecer en dos tragos por día para las mujeres y tres tragos por día para los hombres, como debería ser, dadas las condiciones pequeñocambios en el riesgo absoluto para la salud que existen en este nivel de consumo. 

Al final del día, estos activistas contra el alcohol son simplemente personas que quieren gravar, prohibir y regular la mayor parte posible de nuestras vidas. No son más que la Policía Divertida.  

Publicado originalmente aquí

La aplicación de la prohibición de fumar fracasó en los restaurantes, el final generacional aumentará el comercio ilegal 

KUALA LUMPUR, 18 de septiembre de 2023 – El Consumer Choice Center (CCC) acaba de publicar un informe sobre la mesa redonda sobre el control de productos para fumar en la salud pública: margen de mejora celebrada recientemente el 23 de agosto de 2023 en el Majestic Hotel de Kuala Lumpur. 

El representante del Centro de Elección del Consumidor de Malasia, Tarmizi Anuwar, dijo: “El objetivo principal de la mesa redonda es obtener puntos de vista alternativos de expertos en diversos campos, así como evaluar y examinar exhaustivamente el proyecto de ley teniendo en cuenta la salud, la legalidad, la economía y la viabilidad. aspectos. Además, este informe tiene como objetivo presentar propuestas para mejorar el proyecto de ley al Comité Selecto Especial, al Ministerio de Salud y a los responsables políticos”.

Además, Tarmizi enfatizó que es importante que los responsables políticos examinen este informe para garantizar que la política de final generacional que se implementará se estudie más profundamente y adopte un enfoque más práctico y factible para reducir las tasas de tabaquismo en Malasia.

"Los responsables políticos deberían examinar la esencia de este informe porque nos preocupa que este proyecto de ley sobre el tabaco acabe con un aumento del comercio ilegal y la falta de una evaluación integral del impacto, especialmente en los consumidores".

“Además, el Gobierno también necesita llevar a cabo un proceso de participación más significativo y de calidad para garantizar que todas las partes interesadas participen adecuadamente en el proceso de consulta. No queremos que nos den simplemente una presentación de 10 a 15 minutos y luego no tener más discusión”.  

Según YB Dr. Afif Bahardin, asambleísta de Taman Medan, cree que Generational Endgame fracasará debido a la falta de recursos y capital humano. Esto se basa en su experiencia tratando con el Ministerio de Salud mientras se desempeñaba como miembro del Consejo Ejecutivo del Estado de Penang, quien intentó hacer de Penang una zona libre de humo, pero no tuvo éxito. 

“En Malasia, el comercio ilegal está rampante y, desde mi punto de vista, GEG fracasará, tal como intentó hacerlo Penang antes. Necesitamos centrarnos en cómo controlar el tabaquismo. Actualmente no existen regulaciones sobre vapeo ni regulaciones sobre los niveles de nicotina. Obtenga el apoyo de todos, no solo de las autoridades sino también de la comunidad. Además, en lugar de centrarse en presentar nuevos proyectos de ley. En los restaurantes todavía hay gente fumando, es necesario hacer cumplir la ley. Creo que apoyar la educación comunitaria es mucho más importante que imponer nuevas leyes”, afirmó.

Además, Kue Kok Meng, como presidente de la Asociación de Cafeterías de Petaling Jaya, dijo que hasta ahora el Ministerio de Salud o las autoridades no pueden controlar las leyes actuales, como fumar en los restaurantes. 

“En la cafetería no veo que la policía venga a prohibir que la gente fume. El gobierno ha hecho todos los anuncios pero la gente sigue fumando. Lo más importante es que la responsabilidad de hacer cumplir la ley debe recaer en los organismos encargados de hacer cumplir la ley y no en las cafeterías”.

Según Benedict Weerasena, hasta mayo de 2021, los cigarrillos ilegales siguen aumentando y destaca la importancia de hacer cumplir la ley para abordar la cuestión del comercio ilegal antes de introducir la política de generación final. 

“El impacto en GEG para los minoristas es la pérdida de ingresos, costos de cumplimiento, costos de equipos, costos de monitoreo, costos de oportunidad y honorarios legales. Según nuestro estudio, el costo total de aplicación de la ley para GEG se estima en RM 303 millones por año, incluidos los costos del seguimiento del tabaco, las campañas de concientización pública, los costos administrativos y la aplicación adicional para frenar el crecimiento del mercado ilegal de cigarrillos”.

“No queremos ser como Sudáfrica en marzo de 2020, cuando su gobierno prohibió la venta de productos de tabaco. Pero 93% de fumadores aún pueden seguir comprando cigarrillos y el precio medio ha aumentado en 250%. Si este asunto no se controla, se crea una percepción negativa de que nuestro país prioriza el contrabando sobre las fuentes legítimas”. él dijo. 

Descargue el informe completo aquí

LES TÉLÉCOMS SONT EN GUERRE CONTRE LE STREAMING

Esta oposición ne nuira qu'aux consommateurs, alors que somes coûts contrôlés par les Etats pourraient tout aussi bien être réduits.

En mayo, el comisario europeo del Mercado Interior, Thierry Breton, propuso hacer contribuciones a las plataformas para el desarrollo de la infraestructura numérica, como las redes 5G, lo que suscita reacciones mitigadas.

Ciertos actores del sector de telecomunicaciones estiman que los proveedores de contenidos y las plataformas de difusión en continuo no pagan su «justa parte» para la utilización de las redes que transmiten el contenido. Esto se debe a que el tráfico elevado se genera mediante servicios de difusión continua, que solicitan sus infraestructuras y sus recursos.

Sauf que ce n'est pas vrai. Y la puesta en obra de estas reglas de reparto equitativo se traduirait surtout, al final, por un aumento de costos para los consumidores, autos de sociedades como Netflix, Disney, Sky – NowTV y la sociedad italiana Mediaset Play seraient tenues de payer pour les Investigaciones y reportajes sobre este aumento de precios en los servicios.

Les infraestructuras ne suivent pas

La batalla para la participación equitativa de las contribuciones revélé un problema mayor en el mercado europeo de la conectividad: los proveedores de telecomunicaciones están censados en construir las autopistas de donaciones de Europa, pero no disponen de los capitales necesarios para hacer rápidamente. Le manque d'argent coloca las economías europeas en una posición desventajosa por la relación con la concurrencia, et il faut faire quelque eligió. Malheureusement, le commissaire Breton et ses alliés au sein de ciertas empresas de telécomunicaciones históricas consideran que le coupable es un grupo de croissant de proveedores de contenido numérico.

El argumento según el cual los proveedores de contenido no deben pagar la parte justa para la utilización de la red no resistirá el examen. En efecto, los proveedores de acceso a Internet, que, en muchos estados miembros, poseen la infraestructura, no están autorizados a bloquear los servicios o el tráfico, salvo por razones de seguridad, gracias al reglamento 2015/2120. dice «regulación en Internet abierta».

La aplicación de la idea del reparto equitativo en los servicios de transmisión irait à l'encontre de esta disposición, car elle obligerait somes fournisseurs à payer pour l'utilisation du réseau, leur Accordant ainsi un trato diferente par rapport aux autres.

Les fournisseurs de telécommunications facturent aux consommateurs l'accès au réseau et les données; Sont donc déjà rémunérés pour l'utilisation de su infraestructura. En lugar de imponer redenciones injustas a los proveedores de contenido, la UE puede colaborar con los Estados miembros para reducir el costo de las licencias de utilización del espectro, c'est-à-dire las redenciones que las empresas de telécomunicaciones pacientes para Acceder al espectro de radiofrecuencias necesarias para la transmisión de señales inalámbricas.

¿Vers un marché Unique des Telecoms?

En muchos estados miembros, el costo de estas licencias puede ser exorbitante. Ciertos se recuerdan que Alemania también tiene el espectro 3G/UMTS por un total de 50 Mds€ en 2000. Esto representa 620 € por residente alemán, y las empresas de telécomunicaciones disponibles con menos dinero. para construir la infraestructura de données nécessaire.

En reducción, voire en supprimant totalement, ces redevances, les fournisseurs de telécommunications disposeraient de plus de capitaux, esto leur permettrait d'investir dans les infraestructuras y d'mejorar sus servicios.

A la hora actual, el espectro n'est generalmente "donné" que pour dos décadas. Una propiedad adecuada y los mercados secundarios del espectro funcionan en todos los países de la UE, aportando además dinamismo a nuestro mercado de conectividad. Malgré la rhétorique selon laquelle la fin de l'itinérance intra-UE nous a conduits à un marché unique de la connectivité, l'Europe est encore loin d'un marché harmonisé des telécommunications.

La creación de un mercado europeo competitivo de conectividad y telecomunicaciones puede ser más rentable que la tentativa de Breton de gravar las plataformas de contenido principalmente basadas en Estados Unidos. Esto se beneficia de los consumidores para aumentar la concurrencia, mejorar los precios y mejorar la calidad de los servicios de telecomunicaciones.

Si la propuesta de la UE para contribuir a las plataformas de desarrollo de la infraestructura numérica puede parecer razonable y fácil de trabajar para ayudar a los operadores de telecomunicaciones, se crearán más problemas que no tendrán consecuencias. La base de las recetas fiscales de ciertos estados miembros reduce considerablemente la conectividad de la UE y los capitales disponibles para las inversiones importantes en las infraestructuras de red.

Les consommateurs paient encore aujourd'hui la facture des ventes aux enchères de fréquences par le biais des prix elevés des forfaits de téléphonie mobile en Allemagne et dans d'otres pays tels que le Royaume-Uni. En revanche, les Etats membres baltes ne paient leurs forfaits qu'entre 5 et 35 € par citoyen, ce qui laisse tout de même aux fournisseurs de réseaux les liquidités nécessaires à la construcción de infraestructuras.

Para solucionar las dificultades financieras del sector de las telecomunicaciones, es preferible reducir el coste de las licencias de uso de Spectre para imponer redenciones injustas a los proveedores de contenidos. Un nuevo enfoque del espectro se beneficiará de los consumidores mejorando la concurrencia, mejorando los precios y mejorando la calidad de los servicios de telécomunicaciones.

La reforma agrícola europea está fracasando

El comisario de la Unión Europea para el Pacto Verde Europeo se ha marchado, un partido de agricultores ha tomado el control del Senado holandés, el presidente francés, Emmanuel Macron, dice que no se deben apresurar los cambios regulatorios y el grupo político más grande de la UE se opone abiertamente a los planes de reforma que habían Han pasado años en preparación. Las cosas no pintan bien para la reforma de la política agrícola que la Unión Europea había estado prometiendo.

La legislación en Europa o muere silenciosamente o desaparece con mucha fanfarria. La estrategia “de la granja a la mesa” de la Unión Europea va camino de lograr esto último. Su propuesta emblemática de reducir a la mitad el uso de pesticidas para 2030 y reservar el 10 por ciento de las tierras agrícolas para proteger la biodiversidad se ha topado con un muro: Austria, Polonia y Hungría están estancando las negociaciones, posiblemente alargándolas hasta las elecciones europeas del próximo junio. El elemento de reducción de pesticidas de los planes formulados en el Reglamento sobre el Uso Sostenible de Pesticidas ha enfrentado oposición por razones prácticas y políticas.

Al principio, los grupos de agricultores se opusieron a la ley porque socavaría la industria de producción de alimentos de Europa. Cuando el Departamento de Agricultura de EE.UU. hizo un evaluación de impacto En Farm to Fork, descubrió que aumentaría significativamente los precios agrícolas e incluso contraería la economía europea. Eso fue antes de que los efectos económicos de la COVID-19 se manifestaran plenamente y antes de que comenzara la guerra en Ucrania. Aún así, la Comisión Europea se mantuvo firme a pesar de la montaña de críticas; El comisionado del Pacto Verde, Frans Timmermans, incluso dijo: "Nos hemos acostumbrado a que los alimentos sean demasiado baratos".

El verano pasado, los agricultores holandeses derribaron la ilusión de los políticos europeos de que la agricultura como área política podía simplemente esconderse debajo de la alfombra. Las protestas a gran escala de los agricultores abordaron la cuestión de las emisiones de nitrógeno, que el gobierno holandés intentó reducir para cumplir con las normas de la UE. La ganadería, responsable en parte de esas emisiones (al igual que la construcción y la aviación), fue objetivo explícito de un programa de compra que buscaba reducir en casi un tercio el número de granjas ganaderas en los Países Bajos. A pesar de que, enojados, los agricultores quemaron bolas de heno y bloquearon el acceso a los aeropuertos, la opinión pública estuvo de su lado. En las recientes elecciones al Senado en los Países Bajos, el Movimiento Ciudadano Campesino se convirtió en el partido más fuerte y ahora tendrá una importante influencia en la formulación de políticas del país.

Los acontecimientos políticos en los Países Bajos sirvieron como una llamada de atención para los partidos políticos de toda Europa, específicamente aquellos de centro derecha que tradicionalmente habían contado con el apoyo de los agricultores y ahora se ven amenazados por el surgimiento de partidos de agricultores monotemáticos en elecciones. Además de protestar, los agricultores holandeses han demostrado que tienen un ángulo político en el que embarcarse y que, como proveedores de alimentos, tienen un estándar público mucho más alto de lo que se reconocía anteriormente.

Timmermans ahora dejará su trabajo para postularse para primer ministro. Dado su historial en política ambiental, es difícil decir si los votantes holandeses le darán una oportunidad.

Los agricultores ciertamente no lo harán. 

Mientras tanto, el Partido Popular Europeo, de centroderecha, se presenta como el partido de los agricultores, advirtiendo incluso que las reducciones de tierras agrícolas podrían conducir a una “hambruna global” y dejar a los “agricultores sin trabajo”.

Si bien las últimas elecciones europeas de 2019 dieron más margen de maniobra a los ambientalistas, que han intentado implementar objetivos ambiciosos, parece que las realidades de la pandemia de COVID, los problemas económicos que se derivaron de ella y la guerra en Ucrania se lo impedirán. de seguir adelante con sus planes. Es probable que veamos un giro hacia el centro y el centro derecha y, según ese estándar, una política agrícola diferente.

Un cambio positivo que se ha anunciado y que aterrizará en la mesa de negociaciones de la próxima Comisión Europea es la autorización de cultivos editados genéticamente. Hasta ahora, la comercialización de nuevas técnicas genómicas en la producción de alimentos ha sido prácticamente imposible. Pero con esos cambios legales, Europa finalmente se pondrá a la altura de las realidades tecnológicas de Estados Unidos y Canadá.

Desde la perspectiva de la autonomía estratégica europea, el hecho de que la estrategia de la granja a la mesa probablemente fracase es una buena noticia porque Europa no puede permitirse una mayor dependencia alimentaria. Tanto los alimentos para animales como las importaciones de fertilizantes procedían de Ucrania y Rusia hasta que la guerra acabó con la dependencia que Europa tenía de ambos países. Reducir el efecto medioambiental de la agricultura reduciendo el tamaño del sector no puede ser una estrategia de futuro para Europa.

Publicado originalmente aquí

La entrevista de Viktor Orban a Tucker Carlson muestra por qué no merece los elogios del Partido Republicano

El primer ministro húngaro, Viktor Orban. dio una entrevista la semana pasada para Tucker Carlson , que regresa a Hungría. (El padre de Carlson es el director de una firma de cabildeo en Washington que Hungría tiene contratado para representar sus intereses.) La entrevista de Orban con Carlson tenía como objetivo demostrar a los republicanos que es un político sólido que ofrece excelentes soluciones a la multitud conservadora. Sin embargo, la entrevista demostró que es un oportunista que aprovecha cualquier oportunidad para atacar a Estados Unidos, incluso si eso significa repetir la propaganda rusa.

Si bien el primer ministro húngaro volvió a ofrecer su apoyo incondicional al expresidente Donald Trump, también hizo declaraciones que demostraron que no es el líder conservador que algunos dicen que es.

Durante su estancia con la ex estrella de Fox News, Orban afirmó que la idea de que Ucrania podría derrotar a Rusia es una “mentira” porque los rusos son “mucho más numerosos” y añadió que Ucrania nunca sería miembro de la OTAN. Según él, Rusia nunca renunciará a sus objetivos estratégicos en Ucrania, por lo que la estrategia de apoyar a Kiev es "mala". El senador Lindsey Graham (R-SC) claramente no recibió el memorando: dijo en Kyiv el 23 de agosto que a Estados Unidos le costó 3% de su presupuesto anual de defensa “destruir la mitad del ejército ruso”.

El líder húngaro también señaló que advirtió a Estados Unidos en cada cumbre de la OTAN que enviar un solo soldado de la OTAN a Ucrania iniciaría la Tercera Guerra Mundial. Aun así, los pomposos estadounidenses nunca lo escuchan. Se trata de una clara falsificación: el presidente Joe Biden obviamente no estaba enviando tropas estadounidenses a Ucrania para participar en el conflicto cuando comenzó el 24 de febrero de 2022. 

Estas narrativas difundidas por el primer ministro húngaro y el partido gobernante Fidesz dañan no sólo la imagen del Partido Demócrata en Hungría sino la de todo Estados Unidos, que Fidesz utiliza para convertir a la población húngara en contra uno de sus aliados clave. Los húngaros promedio no diferenciarán entre los Estados Unidos de Biden y los de Trump. Solo verán los Estados Unidos. negativamente por supuestamente ser “responsables” de la guerra en Ucrania, que, según les dicen, es lo que les llevó a las dificultades económicas que están experimentando. Y ningún republicano sensato puede alegrarse de que un jefe de gobierno aliado difunda desinformación sacada directamente de Rusia. propagandapuntos de venta.

El primer ministro húngaro añadió que la presidencia de Trump pondría fin rápidamente a la guerra si Trump cerrara el flujo de dinero hacia Ucrania. Y mientras Trump y  algunos otros republicanos han jugado con la idea, otros, como el líder de la minoría del Senado, Mitch McConnell (R-KY), un firme defensor de la ayuda, evidentemente no fueron notificados de esta solución “fácil” para lograr la paz. El gobierno húngaro nunca ha mencionado el camino más fácil hacia la paz: retirar inmediatamente todas las fuerzas rusas de los territorios ucranianos. Es muy curioso que los dirigentes húngaros, como autoproclamados voces de la paz, cometieran tal omisión. 

El primer ministro afirma que todo el análisis de la guerra entre Ucrania y Rusia se basa en su excelente conocimiento de Rusia, que los estadounidenses no poseen. Esto también debería examinarse minuciosamente: en 2008, Orban, entonces en la oposición, dijo que El ataque de Rusia en Georgia fue una “agresión militar”, añadiendo que una política pro-Rusia no servía a los intereses húngaros. Ese mismo año, el actual ministro húngaro de Asuntos Exteriores, Peter Szijjarto, arremetido contra las acciones rusas en Georgia durante una protesta frente a la embajada rusa, y agregó que los rusos “manejaron” la invasión de Georgia de la misma manera que lo hicieron con Hungría en 1956. 

Desde aquel día, el presidente ruso Vladimir Putin concedió a Szijjarto la Orden de la Amistad, y el Ministerio de Asuntos Exteriores húngaro sólo pudo ofrecer una débil respuesta a un libro de historia ruso ordenado por el Estado que describe la revolución húngara de 1956 como “fascista”. Así pues, si el primer ministro y el ministro de Asuntos Exteriores húngaro entendieron los métodos de Rusia en 2008 pero ahora piensan exactamente lo contrario, el conocimiento de Orban y Fidesz sobre Rusia puede ser cuestionado. 

De hecho, no es este excelente entendimiento lo que dirige la política de Orban hacia Rusia sino el mero oportunismo político. Hungría, como señaló correctamente Szijjarto en 2008, sabe exactamente lo que implica la ocupación rusa, y sus líderes están ignorando la invasión rusa de Ucrania de todos modos, por simples cálculos políticos.

Finalmente, el reclamación (es Debe abordarse el hecho de que la administración Biden apoyó a la oposición húngara durante las elecciones generales de 2022. En primer lugar, hasta el día de hoy no hay pruebas sólidas de que alguna institución estadounidense estuviera financiando a la oposición húngara con “una suma enorme” para derrotar al Fidesz.

Sin embargo, la entrevista nunca mencionó que una fundación semiestatal húngara, el Centro de Derechos Fundamentales, recibió alrededor de un millón de euros para organizar una “conferencia internacional”, es decir, la CPAC celebrada en Budapest en mayo de 2022. Estos fondos provinieron de los contribuyentes húngaros. También fue no mencionado que conservadores estadounidenses como Rod Dreher están siendo pagados por organizaciones en las que el gobierno húngaro ha invertido miles de millones para construir una red conservadora, mejorando la imagen de Fidesz a nivel mundial. ¿La fuente de las “inversiones”? El contribuyente húngaro, cuyo salario medio neto en febrero fue de 295.600 HUF, o alrededor de $846.

además de su políticas económicas de izquierda , Orban no debe ser visto como un modelo a seguir para los republicanos debido a su malentendido fundamental o su negación deliberada de los intereses occidentales, la repetición de narrativas de propaganda rusa que afectan la forma en que los húngaros ven a Estados Unidos y el uso del dinero de los contribuyentes húngaros para restaurar la imagen de su país. gobierno a nivel mundial en lugar de mejorar la economía.

Publicado originalmente aquí

La presunción ambientalista sobre el manejo forestal básico traerá más devastación

Cuando vemos a las miles de personas afectadas por las llamas que han devorado bosques y hogares en Hawái, o en la vasta naturaleza salvaje del oeste de Canadá y California, es fácil sentirse conmocionado y enojado al mismo tiempo.

Los bosques vírgenes, las casas y los pueblos enteros ya no existen como antes. En Lahaina, la zona más afectada por los incendios forestales en Maui, se perdieron al menos 115 vidas y se destruyeron propiedades por valor de $6 mil millones.

Si bien se siguen examinando las causas subyacentes de esta devastación (ya sea negligencia de los servicios eléctricos, políticas hídricas o cambio climático), el hecho es que los métodos probados de prevención de incendios no han sido suficientes. O, tal vez, en la búsqueda de objetivos más elevados, hemos sido engañados por grupos activistas equivocados para que dejemos de lado el conocimiento probado por el tiempo.

Un ejemplo de ello, las quemaduras prescritas, es consideró el método más eficaz de prevención de incendios tanto para bosques como para vegetación. En un esfuerzo por reducir la vegetación seca y la madera, se prende fuego deliberadamente a bosques y tierras de cultivo de una manera controlada que es a la vez monitoreada y regulada.

Esta práctica la llevan a cabo productores de caña de azúcar en Florida, empresas madereras de toda la costa oeste y funcionarios forestales de todo el país. Estas quemaduras controladas son indiscutible en la gestión forestal y en la mayor parte de la agricultura, y son una parte necesaria del ciclo de gestión de bosques y tierras que de otro modo serían susceptibles a los incendios.

Pero para muchos grupos ambientales y algunos reguladores estatales y federales, los incendios controlados tanto por la industria como por agencias públicas plantean riesgos significativos tanto a las ambiciones climáticas como a preocupaciones ambientales más amplias que deberían prevalecer sobre su uso.

La reciente actualización de la Ley de Aire Limpio de la Agencia de Protección Ambiental, por ejemplo, impone normas de calidad del aire basadas en la salud que restringen efectivamente las quemas prescritas en las comunidades locales, un punto que varios miembros del Congreso de California han instó la agencia lo reconsidere.

Durante toda la pandemia, el Servicio Forestal de EE. UU. detuvo las quemaduras prescritas en Oregón, Washington y California, preocupados de que el humo exacerbara los efectos del virus respiratorio.

En California, la administración del gobernador Gavin Newson ha Pon una meta de quemar hasta 400.000 acres por año en “incendios beneficiosos”, regulaciones gravosas y los retrasos en la obtención de permisos han obstaculizado los esfuerzos tanto de las empresas privadas como de los funcionarios locales para utilizar las quemas.

Grupos ecologistas de todo el continente también han prestado sus esfuerzos para detener las quemas prescritas tanto en la silvicultura como en la agricultura, utilizando demandas y disposiciones constitucionales para defender que las normas ambientales restrinjan su uso.

Durante la última década en Florida, el Sierra Club y otros grupos han lanzado varias demandas relacionadas con la salud contra los productores de azúcar, con la esperanza de detener la quema previa a la cosecha en los campos de caña de azúcar que se utilizan para separar la valiosa cosecha de caña de los pastos inflamables que la rodean. El juez desestimó primero una demanda colectiva muy publicitada por falta de pruebas y luego abandonado voluntariamente, para disgusto de los activistas.

Sin embargo, esfuerzos similares tuvieron éxito en Hawaii, donde recientemente se aprobó una enmienda constitucional que garantiza un “medio ambiente limpio y saludable”. interpretado por la Corte Suprema del Estado para confirmar la denegación del permiso de una planta de biomasa que planeaba utilizar quemas controladas.

Sin embargo, los ecologistas forestales han dejado claro que más quemas prescritas habrían evitado gran parte de la devastación del fuego en Hawaii. Según el Washington Post, el éxodo de productores de caña de azúcar y piña a lo largo de décadas dejó miles de acres de pastizales altamente inflamables en Maui. no administrado, proporcionando el combustible necesario para el incendio probablemente provocado por una línea eléctrica caída.

Para un estado preocupado por la gestión ambiental responsable, pero ahora devastado por los recientes incendios forestales, los esfuerzos por detener el manejo responsable de los bosques y la tierra nos dejan con más preguntas que respuestas.

¿Se seguirá permitiendo y alentando a los funcionarios públicos y a la industria privada a utilizar quemas prescritas y evitar este tipo de catástrofes? ¿O los temores de los activistas ambientalistas sobre futuras crisis climáticas limitarán su uso?

La prioridad para todos nosotros debe ser estrategias ecológicamente sostenibles y basadas en evidencia que puedan ayudar a equilibrar todas estas preocupaciones. Por ahora, eso significa que la gestión de bosques y tierras debe seguir siendo una solución.

Publicado originalmente aquí

Vuelve al comienzo
es_ESES