fbpx

Reducción de daños

Gobierno para eliminar el Final Generacional coincide con los principios de la constitución federal

KUALA LUMPUR, 7 de noviembre de 2023 – El Consumer Choice Center (CCC) apoya la acción del gobierno para eliminar el final generacional del Proyecto de Ley de Control de Productos para Fumar para la Salud Pública de 2023 porque va en contra del principio de igualdad ante la ley. 

Tarmizi Anuwar, representante del Centro de Elección del Consumidor de Malasia, dijo: "La decisión del gobierno de eliminar las disposiciones sobre el final generacional debe ser apoyada porque coincide con el espíritu de la Constitución Federal". 

“La CCC estuvo totalmente en desacuerdo con la prohibición propuesta porque violaba los derechos fundamentales de los malasios a que todos son iguales ante la ley y tienen derecho a igual protección ante la ley, como se establece en el artículo 8 de la Constitución Federal. La ley debe ser justa para todas las generaciones y todos los grupos de la sociedad. La ley no puede dar sólo una ventaja a una generación y privarla de otra”.

Sin embargo, Tarmizi enfatizó que el gobierno debe regular inmediatamente el vapeo para garantizar la seguridad de los consumidores y evitar malentendidos o mitos sobre este producto de reducción de daños.

“El gobierno debe introducir de inmediato leyes inteligentes para regular el vapeo y garantizar la seguridad de los usuarios y la protección de los menores. La ausencia de esta ley expone a los consumidores al riesgo de que en el mercado existan productos que no cumplan con las normas sanitarias”.

"Esta ausencia también hace que el público no obtenga información precisa sobre el vapeo, que es un 95 por ciento más seguro que los cigarrillos y puede ser la alternativa más importante para reducir eficazmente el número de fumadores en Malasia".

Public Health England estima que vapear es un 95 por ciento menos dañino para la salud del usuario que los cigarrillos normales. 

Uno de los últimos estudios de investigación del Instituto de Psiquiatría, Psicología y Neurociencia (IoPPN) del King's College de Londres vapear puede conducir a una reducción significativa de la exposición a toxinas que promueven el cáncer, las enfermedades pulmonares y las enfermedades cardiovasculares.

"Este es el mejor momento para que el gobierno acabe con el mito sobre el vapeo y reconozca la reducción de los daños del tabaco como la principal estrategia para reducir el número de fumadores en Malasia", concluyó.

Pentingnya Melibatkan Semua Pihak dalam Perumusan Kebijakan Tembakau

Kebijakan regulasi tembakau merupakan salah satu kebijakan yang kerap menimbulkan berbagai pro dan kontra di berbagai negara di dunia, termasuk juga di Indonesia. 

Di satu sisi, tembakau merupakan salah satu bahan dasar untuk produk rokok, yang sudah terbukti menjadi salah satu sumber berbagai penyakit kronis terhadap para penggunanya.

Tetapi di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa industri tembakau merupakan industri yang tidak kecil di Indonesia, dan menjadi mata pencaharian jutaan orang di negara kita.

Di Indonesia misalnya, berdasarkan Kementerian Perindustrian, ada sekitar 5,98 juta pekerja yang bekerja di sektor industri tembakau, yang terdiri dari 4,28 juta pekerja di sektor manufaktor dan 1,7 juta bekerja di sektor perkebunan (kemenperin.go.id, 25 /3/2019).

Dengan demikian, adanya berbagai aturan yang mengatur dan meregulasi industri rokok merupakan hal yang akan membawadamak yang sangat besar dan signifikan kepada banyak orang. 

Para pekerja yang bekerja di sektor concisamente, merupakan salah satu pihak yang tentunya paling merasakan humedadk dari penerapan regulasi dan juga aturan terkait dengan industri tembakau.

Para ello, keterlibatan berbagai pihak yang menjadi stakeholders dari kebijakan concisamente, dan jangan sampai hanya melibatkan 1 pihak saja. Para pakar kesehatan misalnya, tentu sangat penting untuk dilibatkan dalam perumusan kebijakan concisamente. 

Tapi di sisi lain, sector usaha di mana jutaan orang menggantungkan pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jangan sampai diabaikan.

Tidak hanya pakar kesehatan dan juga perwakilan dari dunia usaha misalnya, sangat penting juga untuk melibatkan pihak lain yang tentunya akan merasakan humedadk yang besar dari adanya kebijakan regulasi ini, yakni para konsumen yang menggunakan produk conciso. 

Jangan sampai, karena tidak melibatka para konsumen, kebijakan yang memiliki itikad baik untuk memperbaiki kesehatan publik justru menjadi kontraproduktif dan menghasilkan Damak yang berlawanan dari tujuan awalnya.

Beberapa waktu lalu misalnya, peemrintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan rancangan peraturan pemerintah (RPP) kesehatan terkait dengan pengamana zat adiktif, yang dirancang untuk melaksanakan amanat undang-undang kesehatan, Misalnya pasal 457, dianggap oleh sebag ian pihak merupakan [asal yang berpotensi bertentangan dengan Undang-Undang Budi Daya no 22 de junio de 2019.

Kementerian Pertanian (Kementan) misalnya, menyatakana bahwa Undang-Undang Budi Daya tahun 2019 menjadmin kebebasan masyarakat untuk memilih berbagai jenis budi daya tanaman. 

Dimasukkannya pengaturan mengenai tembakau dalam RPP tersebut dengan demikian diaggap bertentangan dari undang-undang tersebut (news.detik.com, 10/12/2023).

Selain itu, tidak hanya dari Kementerian Pertanian, Kamar Dagang Indonesia (KADIN) juga mengungkapkan bahwa dimasukkannya tembakau ke dalam RPP kesehatan ini merupaka sesuatu yang tidak sejalan dengan Undang-Undang Kesehatan.

Tembakau sendiri tidak dimasukkan sebagai komoditas terlarang oleh undang-undang concisamente, dan maka dari itu RPP ini harus segera direvisi oleh Kementerian Kesehatan (rejogja.republika.co.id, 10/11/2023).

Masih terkait dengan hal tersebut, KADIN juga mengungkapkan bahwa terdapat banyak produk turunan tembakau, yang merupakan sumber pekerjaan bagi jutaan rakyat Indonesia. 

Oleh karena itu, meskipun aspek kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan, tetapi bukan berarti aspek ekonomi menjadi tidak dilihat. 

Aspek ekonomi menjadi hal yang juga sangat penting untuk diperhatikan dalam perumusan kebijakan karena hal tersebut berdampak besar terhadap mata pencaharian jutaan orang yang tinggal di Indonesia.

Hal yang sama juega diungkapkan oleh para petani tembakau yang ada di Indonesia. Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) misalnya, mengungkapkan bahwa RPP ini terkesan agak dipaksakan, dan bukan hasil musyawarah untuk mencari solusi dalam perumusan kebijakan. Belum lagi, perputaran ekonomi dari sektor tembakau sangat besar di tingkat masyarakat bawah (sumbar.antaranews.com, 10/6/2023).

Pihak lain yang juga menunjukkan sikap serupa adalah Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), yang menganggap bahwa RPP conciso pero bersifat sangat restriktif. 

Si lo hace, la industria no podrá regular la regulación y la peraturanya. Pemerintah tentu dapat membuat regulasi yang mengatur industri sektor concisamente.

Para ello, AMTI mengusulkan bahwa sebaiknya tembakau diatur dalam peraturan pemerintah tersendiri, dan bukan digabungkan ke dalam RPP Kesehatan. AMTI sendiri mengakui bahwa sebenarnya pemerintah memiliki itikad yang baik dalam menyusun RPP kesehatan concisamente, maka dari itu sangat penting untuk membicarakan pengaturan ekosistem tembakau di Indonesia yang secara seksama, adil, dan berimbang (viva.co.id, 22/09/2023).

Sebagai penutup, kesehatan public tentu merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah ketika mengeluarkan kebijakan. Akan tetapi, di sisi lain, aspek ekonomi juga merupakan sesuatu yang tidak bisa diabaikan, karena berkaitan erat dengan mata pencaharian jutaan orang.

Para ello, ketika para pembuat kebijakan membuat aturan tertentu, sangat penting untuk melibatkan seluruh pihak terkait terutama mereka yang akan terkena humedadk besar dari kebijakan conciso. Hal ini temasuk juga dalam hal kebijakan mengenai tembakau di Indonesia.

Publicado originalmente aquí

Garantizar una política de final generacional factible para disminuir la prevalencia del tabaquismo en Malasia, dice el organismo de consumidores

KUALA LUMPUR: Los formuladores de políticas deberían profundizar en la política Generacional Endgame (GEG), asegurándose de que ofrezca un método práctico y alcanzable para disminuir la prevalencia del tabaquismo en Malasia.

Tarmizi Anuwar, representante del Centro de Elección del Consumidor de Malasia (MCCC), dijo que el gobierno también necesita llevar a cabo un proceso de participación más significativo y de calidad para garantizar que todas las partes interesadas participen adecuadamente en el proceso de consulta. 

"No queremos que nos den simplemente una presentación de 10 a 15 minutos y luego no tener más discusión", dijo Tarmizi en un comunicado.

El CCC publicó recientemente un informe titulado Mesa redonda sobre el control de productos para fumar en la salud pública: margen de mejora.

El objetivo principal de la mesa redonda es obtener opiniones alternativas de expertos en diversos campos y evaluar y examinar exhaustivamente el proyecto de ley teniendo en cuenta los aspectos sanitarios, legales, económicos y de viabilidad. 

Leer el texto completo aquí

Foro Mundial sobre la Nicotina 2023 dan Upaya Mengurangi Dampak Buruk Rokok

Sudah menjadi rahasia umum bahwa, rokok merupakan salah stau ancaman terbesar bagi kesehatan publik banyak negara-negara di dunia, termasuk juga di Indonesia. Rokok konvensional yang dibakar telah terbukti dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti kanker dan serangan jantung.

Penyakit kronis yang disebabkan oleh konsumsi rokok ini bukan hanya memberikan Damak yang negatif terhadap individu yang mengonsumsinya, tetapi juga terhadap institusi kesehatan publik yang membiayai kesehatan masyarakat. Dengan banyaknya orang-orang yang mengalami penyakit kronis karena konsumsi rokok, tentu hal ini akan membuat biaya kesehatan publik menjadi membengkak. Di Indonesia sendiri misalnya, pada tahun 2021 lalu, tercatat bahwa BPJS mengeluarkan dana 15 triliun rupiah per tahun untuk biaya kesehatan yang disebabkan oleh rokok (kompas.tv, 14/12/2021).

Oleh karena itu, berbagai yurisdiksi di negara-negara di dunia sudah mengeluarkan berbagai aturan regulasi untuk memitigasidamak negatif dari rokok tersebut kepada individu dan masyarakat. Adanya aturan conciso sangat beragam, mulai dari kebijakan cukai rokok untuk menaikkan harga, sehingga mengurangi insentif seseorang untuk merokok, hingga aturan yang sangat ketat seperti pelarangan total seluruh kegiatan produksi dan konsumsi rokok.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang sudah memberlakukan berbagai regulasi dan aturan yang ditujukan untuk mengurangi jumlah perokok aktif. Beberapa diantaranya yang sangat umum diketahui adalah pemberlakuan cukai rokok, yang semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Selain itu, Indonesia juga memiliki regulasi lain terkait dengan periklanan, seperti tidak boleh menampilkan produk rokok di iklan-iklan yang dibuat oleh perusahaan rokok.

Diharapkan, melalui berbagai regulasi conciso, insentif seseorang untuk merokok menjadi semakin berkurang, dan akan memperbaiki kesehatan publik, karena penyakit kronis yang disebabkan oleh rokok akan menurun. Tetapi, sepertinya berbagai kebijakan ini belum cukup, melihat fakta justru jumlah populasi perokok cenderung terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, berbagai kebijakan conciso pero seakan terlihat kurang berhasil dalam mencapai tujuannya. Dari tahun ke tahun, jumlah populasi perokok di Indonesia kian naik. Pada tahun 2011 lalu, jumlah perokok dewasa di Indonesia berjumlah sekitar 60,3 juta jiwa. Angka conciso pero mengalami peningkatan pada tahun 2021, menjadi 69,1 juta jiwa (cnnindonesia.com, 31/5/2022).

Hal ini tentu merupakan sesuatu yang sangat mengkhawatirkan dan harus segera diatasi secepatnya. Memang harus diakui bahwa, meninggalkan rokok bagi perokok aktif, apalagi yang sudah sangat lama selama belasan hingga puluhan tahun, bukan sesuatu yag mudah dilakukan. Rokok mengandung zat nikotin yang membuat para penggunanya mengalami adiksi.

Para ello, cada vez que se regulan las condiciones de funcionamiento del aparato, no hay ningún problema con el uso. Dibutuhkan langkah lain dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, agar tujuan untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia dapat tercapai dan berhasil.

Hal ini lah yang menjadi topik bahasan dalam acara Global Forum Nicotine (GFN) 2023, yang berlangsung di Poloniaia pada tanggal 21-24 Juni lalu. GFN sendiri merupakan konferensi rutina yang berfokus pada isu-isu mengenai kebijakan reduccion de danos dan inovasi untuk mengurangidamak negatif dari rokok. Konferensi tahun ini sendiri dihadiri oleh peserta dari 84 negara (filtermag.org, 7/6/2023).

Pentingnya riset dan penelitian mengenai solusi reduccion de danos yang paling efektif menjadi salah satu topik panel diskusi dalam konferensi ini. La Revisión Cochrane es una publicación publicada por la Universidad de Oxford, que incluye menús electrónicos de gran tamaño que son muy eficaces para perokok untuk berhenti merokok.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan di tiga negara (34 estudios de Amerika Serikat, 16 estudios de Inggris, y 8 estudios de Italia), para perokok aktif berpotensi besar untuk menggantikan kebiasaan merokoknya ke rokok elektrik dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan dibandingkan dengan langkah lain , seperti terapi nikotin (antaranews.com, 8/3/2023).

Este panel lainnya misalnya, peneliti dan dosen Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran, Neily Zakiyah, mengungkapkan bahwa inormasi yang disebarkan terkait dengan resiko dari produk alternatif seperti rokok elektrk harus berdasarkan kajia ilmiah. Hal in isangat penting agar masyarakat bisa mendapatkan informasi secara tepat dan akurat. Selain itu, adanya kolaborasi untuk menyampaikan informasi conciso, seperti para ilmuwan, media, dan komunitas, juga penting untuk diupayakan (antaranews.com, 8/3/2023).

Selain itu, pandangan bahwa vape atau produk nikotin alternatif lainnya sebagai penyebab beberapa penyakit juga menjadi topik bahasan dalam konferensi ini. Peneliti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran (UNPAD), Dr. Amaliya misalnya, dalam konferensi ini menyarakan bahwa produk nikotin alternatif seperti vape bukan menjadi penyebab masalah kesehatan gusi (jpnn.com, 7/10/2023).

Sebagai penutup, rokok konvensional yang dibakar merupakan salah satu penyebab terbesar masalah kesehatan publik di berbagai negara, termasuk juga Indonesia. Para ello, adanya informasi yang tepat yang dapat membantu para perokok untuk berhenti merokok, salah satunya melalui produk nikotin alternatif yang jauh lebih tidak berbahaya, adalah hal yang sangat penting.

Publicado originalmente aquí

¿Qué sigue después de GEG? Prohibición del azúcar, los alimentos grasos y los vuelos para frenar el peligro, cuestiona Wan Saiful

KUALA LUMPUR – Mientras Putrajaya continúa con su controvertida iniciativa de prohibir los cigarrillos a los nacidos a partir de 2007, un líder de Bersatu ha cuestionado a Putrajaya si también prohibirá los vuelos, el azúcar y los alimentos grasos, ya que representan un peligro para la salud. 

El exjefe de información Wan Saiful Wan Jan dijo que el azúcar plantea importantes problemas de salud y que los vuelos conllevan riesgos inherentes, que incluso pueden provocar muertes.

“Entonces, ¿el gobierno va a tomar una salida fácil para prohibir también estos productos? ¿Qué sigue? Centros de karaoke porque existe la posibilidad de que estén muy cerca”, dijo.

Wan Saiful dijo esto durante una discusión sobre el proyecto de ley de control de productos para fumar para la salud pública de 2023, también conocido como proyecto de ley de final generacional (GEG), que actualmente está bajo revisión por el comité parlamentario selecto (PSC) sobre salud.

Dijo que un enfoque tan miope de prohibición general de los cigarrillos no daría resultados, ya que empujaría a los jóvenes a la clandestinidad, empeorando las cosas, ya que será difícil frenar los mercados ilícitos.

“Cuestiones como ésta no deberían abordarse de esta manera. Debe haber participación de las partes interesadas sobre cómo podemos abordar esto”, dijo, y agregó que era crucial empoderar al público con conocimiento.

Dijo que en cuanto a la cuestión de los fumadores secundarios, el gobierno podría empoderar a las personas para que dejen de fumar, ya que la inhalación de humo secundario no es saludable.

"Mi temor es que estemos avanzando hacia permitir que el gobierno se haga cargo de nuestras opciones de libertad", dijo.

Leer el texto completo aquí

La aplicación de GEG puede costarle al gobierno 305 millones de ringgit al año, dice un investigador

KUALA LUMPUR: El costo total de aplicación del proyecto de ley de Fin del Juego Generacional (GEG) puede alcanzar hasta RM305 millones al año, dice un investigador.

El director de investigación de Bait al-Amanah, Benedict Weerasena, dijo que la estimación cubre el costo del sistema de seguimiento y localización, las campañas de concientización pública y la contratación de agentes policiales adicionales.

"El equipo, los vehículos y la capacitación, los costos administrativos de las multas impuestas y los costos adicionales de aplicación de la ley para reducir el crecimiento de los mercados de cigarrillos ilícitos también se incluyen en la estimación", dijo en un evento organizado hoy por el Consumer Choice Center (CCC).

Sin embargo, Weerasena dijo que la estimación depende de todos los detalles de los poderes de aplicación acordados en la versión final del Proyecto de Ley de Control de Productos para Fumar para la Salud Pública de 2023, o comúnmente conocido como el proyecto de ley GEG, según el cual poderes de mayor alcance se traducirían en mayores costos de aplicación.

Weerasena y Bill Wirtz, analista de políticas de la CCC, dijeron que el gobierno no debería apresurarse a legislar el proyecto de ley GEG.

Leer el texto completo aquí

Pentingnya Upaya Reducción de daños Melalui Inovasi dan Informasi yang Tepat

Sudah menjadi rahasia umum bahwa, rokok merupakan salah satu musuh besar kesehatan publik yang ada di dunia. Di dalam sebatang rokok, terkandung berbagai komponen yang, bila dikonsumsi secara rutin dalam waktu tertentu, bisa menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti kanker dan serangan jantung.

Tidak hanya itu, rokok juga mengandung nikotin yang membuat penggunanya menjadi kecanduan, dan sangat sulit untuk berhenti merokok. Adanya berbagai zat beracun yang membuat penyakit kronis, hingga zat yang membuat penggunanya kecanduan, merupakan kombinasi yang mematikan yang harus dihadapi oleh para perokok.

Oleh karena itu, berbagai yurisdiksi di seluruh dunia memberlakukan berbagai regulasi dan aturan ketat yang mengatur segala aspek industri rokok, mulai dari produksi, distribusi, dan juga konsumsi rokok. Adanya aturan ini bermacam-macam, mulai dari yang paling ringan, seperti mengenakan pajak dan cukai tinggi untuk produk-produk tembakau, hingga yang paling berat, seperti pelarangan total seluruh kegiatan produksi dan konsumsi produk-produk hasil olahan tembakau.

Sebagaimana dengan negara-negara lainnya, Indonesia juga memiliki serangkaian kebijakan yang bertujuan untuk meregulasi dan mengatur peredaran dan konsumsi rokok atau produk tembakau lainnya. Beberapa diantaranya yang sangat umum dan bisa kita amati adalah kewajiban bagi produsen rokok untuk mencantumkan dampak berbahaya dari rokok, adanya cukai rokok yang semakin meningkat, larangan iklan rokok dengan menunjukkan produknya di televisi, dan lain sebagainya.

Namun, sepertinya berbagai upaya tersebut memilki dampak yang belum cukup. Dilansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) misalnya, Indonesia mengalami peningkatan jumlah perokok dalam kurun waktu 1 década (2011 – 2021), dari 60,3 juta menjadi 69,1 juta (badankebijakan.kemkes.go.id, 3/6/ 2022). Hal ini tentu tidak mengherankan, mengingat bahwa rokok mengandung zat yang dapat membuat penggunanya mengalami kecanduan dan sulit untuk berhenti.

Dengan Demikian, Dibutuhkan Berbagai Kebijakan Lain Yang Ditujukan unek Mengurangi Jumlah Perokok Yang Ada Di Indonesia, Yang Berfokus PADA MASALAH BESAR YANG MEMBUAT SESEORAG BISA BISAHENTI MEROKOK, Yakni Karena Rokok Mengandung Zat yang Membuangembuange Membuany Kecanduan. Salah satu dari langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan produk alternatif dari rokok, yang terbukti jauh lebih tidak berbahaya.

Pada tahun 2015 lalu, lembaga kesehatan publik asal Inggris, Public Health England (PHE), mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa vape atau rokok elektrik merupakan produk yang 95% jauh lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar. Oleh karena itu, vape merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk membantu perokok untuk berhenti merokok (theguardian.com, 28/12/2018).

Inggris sendiri menjadi salah satu negara yang secara resmi sudah menjadikan vape sebagai salah satu alat yang bisa digunakan oleh para perokok untuk berhenti merokok. Badan Kesehatan Inggris, National Health Service (NHS) Misalnya, Menyatakan Bahwa Vape Bisa Membantu Perokok untuk Mengatur Dan Mengelola Keinginan Mereka Akan Nikotin, Telah Ada Banyak Bukti Orang-Orang-Perkok Yang Dapat Menghentikan Kebiasanan Merokyan Merakyn. , 10/ 10/2022).

Sayangnya, diseminasi informasi mengenai upaya reducción de daños untuk mengurangi jumlah perokok dengan bantuan vape dan produk nikotin alternatif lainnya masih sangat kurang, termasuk juga di Indonesia. Untuk itu, diperlukan semakin banyak diseminasi informasi mengenai hal tersebut agar para perokok dapat semakin terbantu untuk berhenti, dan jumlah perokok aktif dapat semakin ditekan dan berkurang.

Pada tanggal 10 Mei 2023 lalu misalnya, diselenggarakan acara Innovation Summit Sudeste Asiático 2023 oleh lembaga Center for Market Education (CME), Property Rights Alliance, dan Tholos Foundation. Acara tersebut dilaksanakan di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, dan membahas berbagai topik seputar inovasi, baik dari sisi institusi, aspek ketahanan pangan, perdagangan bebas, dan juga harm reduction (gatra.com, 6/2/2023).

Dalam salah satu panel yang membahas mengenai reducción de daños misalnya, para panelis menyatakan bahwa sangat penting untuk mengimplementasikan programa reducción de daños yang bertumpu pada inovasi, salah satunya adalah melalui produk-produk nikotin alternatif. Pelarangan belaka merupakan kebijakan yang tidak efektif karena setiap individu akan cenderung berupaya untuk mencari kesenangan, salah satunya tentu melalui rokok.

Untuk itu dibutuhkan serangkaian kebijakan programa de agar reducción de daños bisa terlaksana dengan baik. Misalnya, dengan kebijakan perpajakan yang berbeda untuk mendorong inovasi dan meningkatkan insentif perokok untuk beralih ke produk lain yang terbukti lebih aman (gatra.com, 6/2/2023).

Dalam panel tersebut disampaikan juga mengenai “El Plan de Control del Tabaco para Inglaterra” yang dirilis oleh Pemerintah Inggris pada tahun 2017 lalu. Dalam rencana tersebut, disampaikan mengenai peroduk alternatif yang bisa berperan mengurangi berbagai resiko kesehatan yang disebabkan oleh rokok. Tidak hanya Inggris, Jepang juga menjadi salah satu negara yang memperkenalkan produk nikotin alternatif pada tahun 2013 dengan pengguna yang semakin meningkat, dan jumlah perokok yang semakin menurun (vapeboss.co.id, 29/5/2023).

Di sisi lain, bila ada negara yang mengambil langkah pelarangan, bukan tidak mungkin hal tersebut justru akan menjadi hal yang kontra produktif, karena akan semakin menyuburkan peredaran produk-produk ilegal. Selain itu, melalui pelarangan, hal ini juga akan semakin membuka kesempatan korupsi yang lebih besar liputan6.com, 22/5/2023).

Sebagai penutup, adanya acara seperti Cumbre de Innovación del Sudeste Asiático 2023 ini merupakan sesuatu yang penting untuk menyebarkan pentingnya inovasi, dan juga mendiseminasikan informasi mengenai reducción de daños. Terlebih lagi, Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan jumlah populasi perokok tertinggi di dunia.

Semoga, melalui diseminasi informasi mengenai reducción de daños yang semakin meningkat, akan semakin banyak perokok di Indonesia yang beralih ke produk lain yang lebih tidak berbahaya. Dengan demikian, akan semakin sedikit perokok aktif di Indonesia, dan kesehatan publik akan semakin membaik.

Publicado originalmente aquí

La reducción de daños, no la vigilancia, impulsará la salud pública en Alabama

Por: Elizabeth Hicks y Stephen Kent

En un movimiento histórico a principios de este año, los legisladores del estado de Alabama aprobaron la primera ley de este tipo legislación Prohibir efectivamente el uso de cigarrillos y productos de vapeo en vehículos cuando esté presente un niño de 14 años o menos. Esa ley ya está en vigor en todo el estado. Si bien la intención detrás de esta legislación es indudablemente noble, el tratamiento de vapear y fumar como iguales causará un daño real en Alabama. Esto no saldrá como piensan los legisladores. 

La idea de la nueva ley es simple. Los adultos no deben someter a los niños pequeños al humo del cigarrillo y afectar negativamente su salud cuando los niños no tienen voz en el asunto. Fumar, después de todo, es una elección que los consumidores adultos hacen por sí mismos. 

Las personas mayores que crecieron en el apogeo del consumo de cigarrillos a menudo comparten algunos recuerdos de estar en autos llenos de humo con las ventanas cerradas, resistiendo en un momento en que los fumadores no eran muy conscientes del peligro que representaba el humo de segunda mano para sus pasajeros Ese tiempo ha pasado. 

Reconociendo este hecho, todos debemos preguntarnos qué protección se les debe a los pasajeros jóvenes en el automóvil con fumadores, y también qué tipo de leyes reducirán los daños tanto para los niños como para sus padres/tutores en el asiento del conductor. La representante de Alabama, Rolanda Hollis, hizo un esfuerzo por abordar esto en HB3, pero el hecho de que la ley no haga distinciones entre cigarrillos y productos de vapeo que han demostrado ser 95% menos dañinos que los cigarrillos tradicionales, no va a ser un beneficio neto para la salud pública. 

Alabama es un estado que registra una asombrosa cantidad de muertes relacionadas con el tabaquismo, cerca de 8600 muertes. anualmente, junto con casi $309 millones en costos de Medicaid incurridos por el estado. Reducir estos daños es importante y debe comenzar incentivando a los fumadores de cigarrillos a cambiar. Aprobar leyes que insinúan los dos productos son lecturas igualmente dañinas para un fumador como una excusa para continuar con el producto al que está acostumbrado. Cambiar puede ser difícil, pero el potencial de pequeños beneficios sociales, como no ser expulsado cada vez que quiere fumar, es una de esas cosas que hace que el cambio a vapear sea más fácil. Lo mismo ocurre con los fumadores detrás del volante. 

Estrategias de reducción de daños trabajar. Sin embargo, hay pocas pruebas que demuestren que las medidas punitivas, como multas de $100 por fumar en el automóvil mientras se cría a los padres, serán de gran ayuda para la salud pública en estados como Alabama. 

Como es bien sabido, los cigarrillos contienen un cóctel nocivo de productos químicos y alquitrán, que contribuyen a las enfermedades respiratorias y al cáncer. Estos componentes no están presentes en el vapor producido por los cigarrillos electrónicos. Toxicólogo Igor Burstyn de la Universidad de Drexel señalado que el contenido del vapor del cigarrillo electrónico “justifica la vigilancia”, pero que el vapor exhalado contiene tan poca contaminación que el riesgo para los transeúntes es insignificante. Esto ha sido respaldado por la actualización de Public Health England revisión de pruebas en 2018. 

Tachar las sanciones económicas por vapear en el coche, incluso con las ventanillas bajadas y el aire fresco entrando, huele a Primeros días del alarmismo de COVID-19 cuando la policía arrestaba a personas por estar afuera en playas públicas o practicar deportes acuáticos. Cuando se trata de vapear, el nivel de riesgo y el esfuerzo que se requerirá para vigilar la actividad, simplemente no se alinee. 

Sí, la nicotina alimenta ambos productos en cuestión, y sus cualidades adictivas para el fumador son ineludibles. Si Heart of Dixie quiere liderar el camino en la protección de la salud pública, nunca es demasiado tarde para adoptar estrategias de reducción de daños cuando se trata de fumar. 

Elizabeth Hicks es Analista de Asuntos de EE. UU. y Stephen Kent es Director de Medios del Consumer Choice Center.

Pentingnya Peran Pelaku Industri Vape untuk Mencegah Penyalahgunaan Produk

Rokok elektrik, yang dikenal juga dengan istilah vape, saat ini merupakan salah satu produk yang semakin banyak dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Saat ini, khususnya kita yang tinggal di daerah perkotaan, bisa dengan mudah menemukan berbagai pengguna vape, dan juga pertokoan yang menjual berbagai produk rokok elektrik dengan segala variasinya.

Ada berbagai alasan mengapa vape atau rokok elektrik mengalami peningkatan konsumen. Beberapa diantaranya adalah variasi rasa rokok elektrik yang sangat beragam dibandingkan dengan rokok konvensional, harganya yang lebih murah, khususnya bagi perokok aktif yang biasanya mengkonsumsi rokok dalam jumlah besar, hingga kandungan vape yang jauh lebih tidak berbahaya bila diband ingkan dengan rokok konvensional yang dibakar.

Tetapi di sisi lain, dengan semakin banyaknya pengguna rokok elektrik, tentu muncul berbagai penyalahgunaan terhadap produk vape yang ridak semestinya. Dan tidak jarang, berbagai penyalahgunaan tersebut juga menimbulkan korban. Misalnya, kejadian yang terjadi di Amerika Serikat beberapa waktu lalu, di mana ada beberapa pengguna vape yang meninggal setelah menggunakan produk vape palsu. Pemilik usaha vape palsu tersebut akhirnya segera ditangkap oleh pihak yang berwajib (npr.org, 9/10/2019).

Adanya produk vape ilegal, sama seperti produk-produk ilegal lainnya, tentu merupakan sesuatu yang sangat berbahaya bagi konsumen dan harus segera diatasi. Jangan sampai, banyak orang menjadi mengalami sakit hingga meninggal karena menggunakan produk-produk yang berbahaya.

Berbagai bentuk penyalahgunaan ini tentu bukan hanya hal yang terjadi di Amerika Serikat saja. Di Indonesia misalnya, ada berbagai praktik penyalahgunaan rokok elektrik atau vape yang bisa kita temui di berbagai tempat, dan harus dapat segera kita atasi.

Salah satunya misalnya, konsumen rokok elektrik di bawa umur. Padahal, vape atau rokok elektrik, sebagaimana produk-produk lain seperti rokok dan alkohol, merupakan produk-produk yang diperuntukkan untuk orang dewasa. Anak-anak merupakan kelompok usia yang harus dilarang mengkonsumsi berbagai produk-produk tersebut, dan siapa pun yang terlibat dalam penjualan produk rokok elektrik kepada anak-anak harus diberi sanksi.

Contoh lainnya misalnya adalah konsumsi vape yang dilakukan oleh ibu hamil. Hal ini tentu juga bukan sesuatu yang tepat untuk dilakukan. Tidak seharusnya, vape atau rokok elektrik dikonsumsi oleh perempuan hamil karena berpotensi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan bagi bayi yang dikandungnya.

Agar permasalahan penyalahgunaan tersebut bisa diatasi dengan baik, tentu aksi keterlibatan dari aparat penegak hukum untuk menindak pihak-pihak yang melanggar saja tidak cukup. Dibutuhkan pula peran aktif dan para pelaku usaha untuk terlibat secara langsung untuk mengatasi berbagai penyalahgunaan produk-produk rokok elektrik tersebut, yang tidak jarang dilakukan.

Berita baiknya, para pelaku usaha rokok elektrik di Indonesia bersedia mengambil langkah tersebut. Beberapa waktu lalu, asosiasi pelaku usaha vape, Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam mencegah penyalahgunaan berbagai produk vape dan roko elektrik (finance.detik.com, 4/7/2023).

Ada beberapa langkah yang akan dilakukan oleh APVI sebagai wujud komitmen asosiasi tersebut dalam membantu pemerintah melakukan pencegahan penyalahgunaan rokok elektrik. Diantaranya adalah, aturan asosiasi bagi apra anggota APVI untuk tidak menjual produk-produk tersebut kepada anak-anak, perempuan hamil, dan juga orang-orang yang tidak merokok. Selain itu, APVI juga berkomitmen untuk melakukan edukasi publik untuk memperkecil potensi penyalahgunaan produk-produk vape.

Tetapi pada saat yang sama, APVI juga mengatakan bahwa sangat penting bagi pemerintah untuk dapat bersikap objektif terhadap kajian-kajian yang ada di luar negeri mengenai produk nikotin alternatif seperti vape. Sebagaimana yang sudah disampaikan oleh lembaga-lembaga kesehatan dunia seperti Public Health England dari Inggris, vape atau rokok elektrik merupakan produk yang 95% jauh lebih tidak berbahaya bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar (gov.uk, 19/8/2015)

Sikap objektif dari pemerintah terhadap berbagai kajian tersebut tentu merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mencegah misinformasi mengenai vape dan rokok elektrik. Melalui hasil kajian tersebut, tentu diharapkan akan semakin banyak perokok yang berhenti merokok dan beralih ke produk alternatif yang jauh lebih tidak berbahaya untuk membantu mereka menghentikan kebiasaan merokoknya.

Tidak hanya dari sisi pelaku usaha, organizasi konsumen vape juga menyatakan komitmen mereka untuk mencegah penyalahgunaan vape dan produk nikotin alternatif. Aliansi Vapers Indonesia (AVI), yang merupakan organisasi konsumen vape, menyatkan bahwa mereka mendukung upaya APVI untuk mencegah peyalahgunaan produk-produk vape melalui berbagai kegiatan kampanye dan sosialisasi. Selain itu, AVI juga mengkampanyekan kepada para anggotanya untuk ikut turut menyebarkan informasi tentang hal tersebut (finance.detik.com, 4/7/2023).

Sebagai penutup, komitmen yang ditunjukkan oleh APVI dan juga AVI ini untuk mencegah berbagai penyalahgunaan rokok elektrik dan produk nikotin alternatif tentu sesuatu yang patut untuk didukung dan diapresiasi. Diharapkan, melalui komitmen ini, sosialisasi dan kampanye mengenai pencegahan penyalahgunaan tersebut dapat semakin masif, dan akan semakin sedikit orang-orang yang menggunakan rokok elektrik secara yang bukan semestinya.

Publicado originalmente aquí

Revisando la cruzada global multimillonaria de Michael Bloomberg contra la reducción de daños

Durante años, hemos cubierto el alcance de las campañas multimillonarias del exalcalde de la ciudad de Nueva York, Michael Bloomberg, para tratar de moldear la vida de los consumidores comunes.

Lo que comenzó como un antiguo campaña estatal de niñera on Big Gulps en la ciudad de Nueva York se ha convertido en una operación masivamente financiada que utiliza subvenciones y fondos de ONG en muchos problemas relacionados con el tabaco, principalmente para prohibir las alternativas a la nicotina, como los productos de vapeo.

En 2019, Bloomberg se comprometió $160 millones para lograr que los estados y localidades de EE. UU. Prohíban los productos de vapeo con sabor, en su mayoría canalizados a grupos antitabaco que han pasado de campañas de "dejar de fumar" a "dejar de consumir nicotina en todas sus formas".

Esos esfuerzos se escalaron rápidamente al nivel de la Organización Mundial de la Salud, incluida la financiación de millones de grupos antitabaco de EE. UU. para llegar incluso a Prohibir completamente las alternativas a la nicotina. en países en desarrollo de América Latina, Asia y más. Si bien las naciones en estos continentes suelen tener poblaciones de fumadores más grandes que en los EE. UU. y Europa, hasta ahora se han visto privados de las alternativas de nicotina que salvan vidas y que servirían como un cambio menos dañino para dejar de fumar.

En nombre de “detener el tabaco”, Bloomberg y las organizaciones que financia han buscado activamente envenenar el pozo de la reducción del daño del tabaco al calificar erróneamente los productos de vapeo como “tan malos” como el tabaco combustible. Aunque las agencias de salud en naciones como el Reino Unido, Nueva Zelanda e incluso Canadá recomendar activamente vapear productos para que los fumadores dejen de fumar, esta opción se mantiene fuera de la mesa en los países en desarrollo donde Bloomberg tiene influencia.

En febrero de este año, el compromiso de Bloomberg de restringir severamente la reducción de daños aumentó significativamente a casi $420 millones, con la esperanza de impulsar una campaña global más grande en 110 países de todo el mundo para impedir que los ciudadanos accedan a alternativas a la nicotina que sean menos dañinas.

Más de $280 millones de ese dinero se centrarán en los países en desarrollo, ofreciendo subvenciones a grupos políticos, agencias de salud y políticos para implementar una agenda de tolerancia cero con la nicotina.

El problema con el enfoque de Bloomberg y, por extensión, con las docenas de grupos de salud y antitabaco que financia, es su negación de la evidencia científica real sobre la reducción del daño del tabaco.

En lugar de respaldar las alternativas derivadas del mercado que han tenido éxito en lograr que los fumadores adultos dejen de fumar, de manera mucho más efectiva que los programas de educación del gobierno, han creado una equivalencia falsa entre el vape y el cigarrillo.

Eso no solo daña la salud pública, sino que continúa alimentando una narrativa de desinformación que ha capturado a muchos investigadores de salud pública y agencias gubernamentales. Sabemos esto muy bien por nuestra encuesta transnacional de los profesionales de la salud en Europa, en el que muchos médicos simplemente desconocían la creciente categoría de alternativas a la nicotina menos dañinas, como el vapeo, las barras de calor que no queman, las bolsas de nicotina y más.

Mientras Bloomberg continúa su cruzada global contra la reducción de daños, y muchos grupos toman su batuta para llevar a cabo políticas que nieguen opciones más seguras a los fumadores que las necesitan en los países en desarrollo, los investigadores y activistas deben seguir subrayando la necesidad de opciones y opciones de consumo cuando se trata de llega a las alternativas a la nicotina.

Los consumidores, los líderes políticos y los activistas comunitarios deben defender la evidencia tanto científica como anecdótica proporcionada por la revolución dirigida por los consumidores en la reducción de daños. Solo entonces podremos continuar salvando vidas, influir en mejores políticas y garantizar una generación de personas que tendrán más opciones para vivir sus vidas, no menos.

Vuelve al comienzo