fbpx

Kampagne zur Schadensminimierung

Rights4Vapers ist enttäuscht von Juuls Entscheidung, erwachsene Dampfer aufzugeben

Juul Labs Kanada hat sein Endergebnis und seine Beziehung zur Bundesregierung über die Bedürfnisse seiner Verbraucher gestellt, indem es sich aus der Vaping Industry Trade Association of Canada (VITA) zurückgezogen und den Kampf aufgegeben hat, um eine große Vielfalt an Geschmacksrichtungen für erwachsene Dampfer zu erhalten.

Dampfer aus dem ganzen Land haben uns gesagt, dass sie heute ohne Aromen nicht dampfen würden.

„Durch den Verzicht auf Aromen hat Juul deutlich gezeigt, dass erwachsene Verbraucher für sie weniger wichtig sind als ihr Wunsch, sich an die Bundesregierung zu schmiegen“, sagte Maria Papaioannoy, Sprecherin von Rights4Vapers, Kanadas führender Verbraucherrechtsbewegung für Dampfer. „Mein Herz bricht für die Millionen erwachsener Dampfer, die Juul als Branchenführer ansehen. Diese Kanadier wurden von Big Vape getäuscht.“

Rights4Vapers glaubt, dass Aromen ein wichtiger Bestandteil des Dampferlebnisses für erwachsene Raucher sind. Aromen helfen Rauchern, von traditionellen Zigaretten zu Dampfprodukten zu wechseln.

„Dampfer aus dem ganzen Land haben uns gesagt, dass sie heute ohne Aromen nicht dampfen würden. Sie wollen etwas, das sie nicht an Zigaretten und den Geschmack von Tabak erinnert. Viele werden direkt zum Rauchen zurückkehren, wenn Aromen landesweit verboten werden. Oder sie gehen für ihre Produkte auf den Schwarzmarkt. Wir haben es bereits in kleinem Maßstab in Nova Scotia gesehen“, sagte Frau Papaioannoy.

Die Dampfer von Nova Scotia haben zwei Möglichkeiten: Sie können entweder die gewünschten Geschmacksrichtungen auf dem Schwarzmarkt finden oder zum Rauchen zurückkehren. Die Vorschriften in Nova Scotia sind zu weit gegangen und haben Dampfer wieder zu Rauchern gemacht. „Eine kürzlich durchgeführte Umfrage zeigt, dass möglicherweise mehr Menschen zu normalen, brennbaren Zigaretten zurückkehren. Die Umfrage von Abacus Data zeigt, dass etwa 29 Prozent der Vaping-Bevölkerung in Nova Scotia Gefahr läuft, auf Zigaretten umzusteigen.”

Andere Gerichtsbarkeiten, die Aromen verboten haben, haben ähnliche Ergebnisse erzielt. Das Consumer Choice Center stellt fest, dass „Untersuchungen in den Bundesstaaten New York, New Jersey und Massachusetts bereits gezeigt haben, dass als Reaktion auf Aromenverbote ein boomender Schwarzmarkt entstanden ist“.

„Um es klar zu sagen, Rights4Vapers glaubt nicht, dass Minderjährige dampfen, Zugang zu Dampfprodukten haben oder diese Produkte verkaufen sollten. Es gibt bereits viele Gesetze, um den Verkauf von Dampfprodukten an Minderjährige zu unterbinden. Lassen Sie uns sie durchsetzen und aufhören, erwachsene Raucher zu bestrafen, indem wir ihnen ein Produkt verweigern, das ihnen helfen könnte, ihr Leben zu retten“, sagte Frau Papaioannoy.

Aber nehmen Sie uns nicht beim Wort. Im Jahr 2019 führte das Parlament Anhörungen zu Änderungen des Tabakgesetzes (Gesetzentwurf S5) durch. Experten sagten der Bundesregierung, dass aromatisierte Dampfprodukte wichtig seien. Es ist Zeit, dass die Regierung zuhört. Siehe Link zu einem Zusammenstellungsvideo.

Ursprünglich veröffentlicht hier.

Kebijakan Vape und Peran Pemerintah Yang Ideal

Isu mengenai rokok elektronik, atau yang dikenal juga dengan istilah vape, saat ini merupakan hal yang kerap menimbulkan pro dan kontra di berbagai negara di dunia. Berbagai pihak memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana kita menyikapi produk-produk rokok elektronik tersebut.

Sebagian pihak, ada yang menganggap bahwa vape atau rokok elektronik adalah produk yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Vape dilihat sebagai produk yang memiliki Damak tidak jauh berbeda dengan rokok konvensional yang dibakar pada umumnya, dan dapat menimbulkan berbagai penyakit kronis seperti kanker . Hal ini dianggap sangat penting dilakukan untuk mencegahdamak yang berbahaya dari rokok elektronik terhadap kesehatan masyarakat.Di Indonesia misalnya, pandangan ini diungkapkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). IDI menyatakan bahwa vape adalah produk yang sangat berbahaya bagi kesehatan, dan oleh karena itu harus dilarang oleh pemerintah (cnnindonesia.com, 14/9/2019).

Di sisi lain, ada juga yang memiliki pandangan bahwa vape merupakan produk yang relatif aman, atau setidaknya tidak seberbahaya rokok konvensional yang dibakar. Untuk itu, bila pemerintah melarang produk rokok eletronik, kebijakan tersebut merupakan sesuatu yang tidak tepat.Lantas, diantara opsi tersebut, apakah peran ideal pemerintah terkait dengan produk-produk rokok elektronik?

Kenyataannya, pandangan bahwa rokok elektronik merupakan produk yang sama berbahayanya dengan rokok konvensional adalah pandangan yang keliru. Hal ini dikonfirmasi oleh lembaga kesehatan Inggris, Nationaler Gesundheitsservice (NHS), bahwa vape 95% lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar (Öffentliche Gesundheit England, 2015).

Namun, bukan berarti lantas pemerintah berarti bisa lepas tangan begitu saja dan tidak membuat kerangka kebijakan apapun untuk meregulasi produk-produk rokok elektronik. Pilihan opsi antara prohibisi dan pasar vape yang secara total tidak diregulasi bukanlah hanya opsi yang dapat kita pilih. Masih ada opsi ketiga yang bisa kita ambil, yakni kebijakan regulasi yang tepat.Direktur organisasi internasional pegiat hak pengguna vape, World Vaper’s Alliance (WVA), Michael Landl, dalam wawancara yang saya lakukan bulan lalu, memaparkan mengenai kebijakan regulasi yang tepat terkait dengan produk-produk rokok elektronik. Landl mengatakan bahwa regulasi merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan adanya keamanan produk dan standar kualitas produk-produk yang beredar di pasar (Landl, 2021).

Selain itu, sangat penting juga bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang mendorong perokok untuk berpindah ke produk alternatif yang lebih aman. Yang menyedihkan, ungkap Landl, bahwa hanya ada sedikit pemerintah yang mengambil langkah tersebut. Kebanyakan pemerintah mengambil langkah paternalistik melalui pelarangan yang didukung oleh berbagai kelompok kepentingan. Landl mengingatkan bahwa kebijakan prohibisi merupakan sesuatu yang niscaya akan gagal dan tidak akan dapat mencapai tujuannya (Landl, 2021).

Absennya pemerintah untuk meregulasi produk-produk tertentu, seperti vape, tentu tidak akan menghasilkan Damak yang positif. Tidak adanya standar kualitas dan standar keamanan bagi produk-produk vape merupakan kebijakan yang sangat berbahaya bagi konsumer . Hal ini bukan hanya alias menyebabkan masalah kesehatan bagi konsumen, namun juga berpotensi besar menyebabkan hilangnya nyawa.

Pada tahun 2019 lalu misalnya, aparat keamanan di negara bagian Wisconsin, Amerika Serikat, menangkap dua orang kakak beradik yang menjalankan bisnis vape illegal yang mengandung bahan THC yang sangat berbahaya. Produk-produk yang dijual oleh mereka tersebut telah menyebabkan banyak orang dilarikan ke rumah sakit hingga mengalami kematian (abcnews.go.com, 13/9/2019). pasar dan dibeli oleh konsumen. Namun, kebijakan prohibisi total juga akan sama berbahayanya karena berarti para konsumen akan tidak bisa mendapatkan bittet um membeli produk-produk vape yang legal. Dengan demikian, para perokok akan semakin sulit mencari produk alternatif untuk membantunya menghentikan kebiasaan merokoknya, dan bukan tidak mungkin juga akan ada konsumen beralih ke produk-produk ilegal yang sangat berbahaya.

Sebagai penutup, prohibisi total dan kebijakan lepas tangan untuk meregulasi produk-produk tertentu, seperti rokok elektronik, bukanlah hanya kedua opsi yang dimiliki oleh para pembuat kebijakan. Keduanya merupakan opsi yang sangat berbahaya yang akan membahayakan kesehatan konsumen.Regulasi yang tepat, yang memastikan produk-produk berbahaya tidak beredar ke pasar, dan membuat kebijakan yang mendorong perokok untuk berpindah ke produk alternatif ling yang lebih aman, merpate pakan Dengan demikian, para perokok akan mendapatkan fragt ke produk alternatif yang dapat membantu mereka menghentikan kebiasaan merokoknya, dan hak konsumen untuk mendapatkan produk yang aman di pasar juga dapat terjaga.

Ursprünglich veröffentlicht hier.

Der Wechsel vom Rauchen zum Dampfen könnte Tausende Leben retten, berichten Funde

Der Bericht behauptet, dass mehr als eine halbe Million malaysischer Raucher wechseln würden, wenn Dampfen als schadensmindernde Alternative beworben würde.

Eine internationale Verbrauchergruppe hat ein „Überdenken“ der Herangehensweisen an das Dampfen gefordert und erklärt, dass Vorschriften, die es als Mittel zur Raucherentwöhnung erleichtern, Tausende von Leben retten könnten.

Das Verbraucherwahlzentrum (CCC) machte diesen Aufruf in einem Bericht, den es mit der World Vaping Alliance (WVA) mit dem Titel „Vom Rauchen zum Dampfen – Leben gerettet“.

Der Bericht analysierte Daten zum Rauchen und Dampfen aus 61 Ländern und bewertete, wie viele Raucher potenziell zum Dampfen wechseln könnten, wenn die Vorschriften das Dampfen als Mittel zur Raucherentwöhnung fördern würden.

Die Forscher wandten sich an das Vereinigte Königreich, um eine „Wechselrate“ zu ermitteln, da das Rauchen in Großbritannien abnahm, während das Dampfen zunahm.

In Großbritannien werden die Menschen „aktiv“ dazu ermutigt, auf das Dampfen umzusteigen, und das Land hat seit 2013 einen Rückgang der Raucher um 25% verzeichnet, als das Dampfen zu einem Schlüsselfaktor für die britischen Gesundheitsbehörden wurde, um Raucher zu drängen, mit dem Rauchen aufzuhören.

Im gleichen Zeitraum verzeichnete Australien, das eine der strengsten Dampfvorschriften hat, einen Rückgang des Rauchens von nur 8%.

Der Bericht schätzt, dass rund 196 Millionen Raucher in den 61 Ländern, wenn die richtigen Vorschriften vorhanden wären, zum Dampfen wechseln könnten, eine Alternative, die die beiden Organisationen sagen, ist 95% weniger schädlich als Zigaretten.

Im Fall von Malaysia wird in dem Bericht zitiert, dass das Land weit über eine halbe Million Raucher in diesem Land sehen könnte, die den Wechsel vollziehen würden, wenn das Dampfen als schadensmindernde Alternative für Raucher gefördert wird.

Eine wachsende Zahl von Studien weist auf die Wirksamkeit von Maßnahmen zur Reduzierung von Tabakschäden (THR) hin, einschließlich sicherer Alternativen zu Zigaretten, um Rauchern zu helfen, die Gewohnheit aufzugeben.

Eine aktuelle Überprüfung der Studien von Öffentliche Gesundheit England, eine Exekutivbehörde des britischen Gesundheits- und Sozialministeriums, fand „stärkere Beweise“ dafür Nikotin-Vaping-Produkte sind wirksam zur Raucherentwöhnung und -reduzierung.

Dies im Vergleich zu seiner Überprüfung von Studien aus dem Jahr 2018, die ergab, dass „Zehntausende“ allein im Jahr 2017 aufgrund des Dampfens mit dem Rauchen aufgehört haben.

In „From Smoking To Vaping – Lives Saved“ stellt der Bericht fest, dass das Dampfen als eines der wirksamsten Mittel anerkannt wurde, um Rauchern beim Aufhören zu helfen, und dies wurde von Gesundheitsbehörden in mehreren Ländern, darunter Großbritannien, Frankreich, Kanada und Kanada, unterstützt Neuseeland.

CCC-Geschäftsführer Fred Roeder sagte über den Bericht: „Intelligente Regeln für die Werbung für E-Zigaretten bei Rauchern, das Ausstellen von E-Zigaretten an der Verkaufsstelle für Zigaretten, niedrigere Steuersätze für E-Zigaretten und öffentliche Gesundheitsbehörden, die die Beweise dafür unterstützen Dampfen ist mindestens 95% weniger schädlich als herkömmliches Rauchen, alles, was das Vereinigte Königreich richtig gemacht hat, kann dazu beitragen, das Leben von Tausenden von Rauchern zu retten, indem es ihnen hilft, auf Dampfen umzusteigen.“

WVA-Direktor Michael Landl sagte unterdessen, dass der Bericht das erhebliche Potenzial der Vorteile des Wechsels vom Rauchen zum Dampfen hervorhebt.

Während die Vorteile des Dampfens als Alternative zum Rauchen seit einiger Zeit bekannt sind, zeigt die Forschung, wie groß das Potenzial ist: fast 200 Millionen Menschenleben gerettet. Wenn uns COVID etwas gezeigt hat, dann, dass unsere Gesundheit von größter Bedeutung ist und die Aufsichtsbehörden, die wollen, dass die Menschen mit dem Rauchen aufhören, von der Wissenschaft geleitet werden müssen und sicherstellen müssen, dass die Ideologie hinter dem Pragmatismus zurücktritt.

Der Direktor der World Vapers Association (WVA), Michael Land

Ursprünglich veröffentlicht hier.

„Fehlgeleiteter“ Vorstoß, das Dampfen in Entwicklungsländern zu verbieten

In Ländern, in denen Dampfen von Gesundheitsbehörden empfohlen wird, wie z Vereinigtes Königreich, gab es eine echte Verringerung des Rauchens. An anderer Stelle hat die wohlmeinende Wohltätigkeitsspende des Milliardärs Michael Bloomberg den Fehler gemacht, Zigaretten mit Dampfen gleichzusetzen – zum massiven Schaden der globalen Gesundheit – schreibt Yaël Ossowsk Die Brüsseler Times.

Da die Folgen der Auswirkungen der COVID-19 Pandemie hat sich der Fokus erneut auf die Verbesserung der globalen Gesundheit gerichtet, und das ist ein willkommenes Zeichen.

Eine Studie des Amerikanische Zentren für die Kontrolle und Prävention von Krankheiten (CDC) festgestellt, dass fast drei Viertel der COVID-Patienten im Krankenhaus entweder fettleibig oder übergewichtig waren, schreibt Ossowsk in dem am 18. März 2021 veröffentlichten Meinungsartikel.

Gleichzeitig über die europäische Union, Gesundheitsministerien haben mehr Ressourcen in die Gesunderhaltung ihrer Bevölkerung gesteckt, indem sie Bildungs- und Anreizprogramme einsetzen, um Kinder und Jugendliche zu Bewegung, gesunder Ernährung und mehr zu ermutigen.

Mehrere dieser Initiativen wurden finanziert und gefördert von Bloomberg-Philanthropen, das wichtigste Wohltätigkeitsvehikel des amerikanischen Milliardärs-Medienmanagers Michael Bloomberg. Seine Wohltätigkeitsorganisation konzentriert sich auf Anliegen, für die sich Bloomberg seit Jahren leidenschaftlich einsetzt: Klimawandel, öffentliche Gesundheit, Bildung und Kunst.

Im Oktober 2020 schloss sich Bloombergs Wohltätigkeitsorganisation mit der Regierung der Region Brüssel-Hauptstadt für eine Initiative zu Luftverschmutzung und Nachhaltigkeit zusammen und stärkte seine Rolle als der Weltgesundheitsorganisation's „Globaler Botschafter für nichtübertragbare Krankheiten und Verletzungen“.

Und während die meisten Bemühungen von Bloomberg zur Verbesserung der öffentlichen Gesundheit gut gemeint sind, gibt es Fälle, in denen die von ihm finanzierten Gruppen eine Politik verfolgen, die sich nachteilig auf die Gesundheit der Bürger auswirken würde, insbesondere wenn es um die Tabakkontrolle geht.

Obwohl es eine Verpflichtung gibt, den Tabakkonsum in Ländern mit mittlerem und niedrigem Einkommen zu reduzieren, ist ein erheblicher Teil des philanthropischen Vermögens von Bloomberg letztendlich in die weltweiten Bemühungen geflossen, gegen neuartige Vaping-Produkte vorzugehen, die keinen Tabak enthalten und dies nachweislich tun dazu beitragen, Raucher zum Aufhören zu bewegen.

Mit der zunehmenden Verbreitung von Vaping-Geräten auf der ganzen Welt ist die Zahl der täglichen Raucher weiter zurückgegangen und hat in vielen Industrieländern niedrige Zehnerzahlen erreicht. Das ist eine erstaunliche Leistung. Unabhängig davon widmen sich viele dieser Wohltätigkeitsorganisationen immer noch ihrer Zerstörung.

Die Verschmelzung zwischen Dampfern, die nicht tabakhaltige Dampfgeräte verwenden, die hauptsächlich von kleinen Unternehmen aus Asien und Europa hergestellt werden, und der Tabakindustrie hat jedoch den Fokus dieser milliardenschweren Gesundheitsbemühungen verlagert.

In direktem Wettbewerb mit der allmächtigen Tabakindustrie haben unabhängige Unternehmen alternative Geräte entwickelt, die billig und weniger schädlich sind und das echte Potenzial zum Aufhören bieten. Die überwiegende Mehrheit der Dampfer verwendet Open-Tank-Geräte und Liquids, die keinen Tabak enthalten, ein Punkt, der in der Debatte oft beschönigt wird.

Trotz des Aufkommens einer technologischen und weniger schädlichen Methode zur Abgabe von Nikotin durch Verdampfer hat der gut finanzierte Tabakkontrollkomplex seine Bemühungen umgerüstet, um das Dampfen vollständig zu verbieten, indem er eine Reihe von Gesetzentwürfen, Geschenken an Gesundheitsbehörden und fragwürdige ausländische Finanzierung des Inlands verwendet politische Kampagnen.

Dies wurde durch Michael Bloombergs globale Initiative zur Tabakkontrolle in Höhe von $1 Milliarden unterstützt.

Auf den Philippinen ergab eine bundesstaatliche Untersuchung, dass die Gesundheitsbehörden Hunderttausende von Dollar von einer mit Bloomberg verbundenen Wohltätigkeitsorganisation erhalten haben, bevor sie einen Gesetzentwurf zum Verbot von Dampfgeräten vorlegten. Vertreter des Kongresses haben sich darüber beschwert, dass das Gesetz ohne Debatte vorgelegt wurde und erst kam, nachdem die Food & Drug Administration des Landes den großen Zuschuss erhalten hatte.

In Mexiko wurde erst in der vergangenen Woche bekannt, dass ein festangestellter Anwalt für die Kampagne für tabakfreie Kinder, eine der größten globalen Tabakkontrollgruppen, die von Bloomberg Philanthropies finanziert wird, hat das Gesetz ausgearbeitet, um die Einfuhr und den Verkauf von Dampfgeräten stark einzuschränken.

Das wird behauptet Carmen Medel, Präsident des Gesundheitsausschusses der mexikanischen Abgeordnetenkammer, beauftragte die Wohltätigkeitsorganisation mit der „Beratung“ zu dem Gesetz, reichte aber schließlich einen Gesetzesentwurf ein, der noch den Namen des NGO-Anwalts enthielt, der das Gesetz verfasst hatte.

Hinzu kommen laufende Ermittlungen zum Einfluss ausländischer NGOs auf ähnliche Politiken Indien, wo Premierminister Narendra Modi die Verbindungen zur Bloomberg-Wohltätigkeitsorganisation abbrach, nachdem seine inländischen Geheimdienste Bedenken geäußert hatten.

Was all diese Bemühungen zu einer Tragödie macht, ist, dass ein echter Sieg für die öffentliche Gesundheit in Ländern erstickt wird, die es sich nicht leisten können.

In Ländern, in denen Dampfen von Gesundheitsbehörden unterstützt und empfohlen wird, wie Großbritannien und Neuseeland, ist ein echter Rückgang der Raucherzahlen zu erkennen.

Obwohl Michael Bloombergs wohltätige Spenden bedeutend und gut gemeint waren, haben die Gruppen, die dieses Geld für die Tabakkontrolle erhalten, leider den tödlichen Fehler gemacht, die Zigarette mit der echten Alternative des Dampfgeräts gleichzusetzen.

Und das wird der globalen Gesundheit massiv schaden.

Ursprünglich veröffentlicht hier.

Назад в прошлое. Как антитабачные меры вынуждают курильщиков возвращаться к сигаретам

Мировая система здравоохранения продолжает вкладывать силы и средства в борьбу с курением. В Украине антитабачные организации тоже не дремлют, зарегистрировав целый ряд законопроектов, призванных бороться с пагубной привычкой миллионов украинцев. РБК-Украина разбиралось, что собой представляют антитабачные инициативы и почему, по мнению экспертов, они могут привести не к снижению уровня потребления сигарет, а к его повышению.

Что хотят запретить

З з послeicht

Основные из них – повышение акцизов на электронные сигареты и ТИЭНы (табакосодержащие изделия для электрического нагревания), а также внедрение новых ограничений на эти изделия (№4212).

При этом параллельно законодатели рассматривают в профильном комитете комплексный законопроект “Об охране населения от вредного влияния табака” (№4358) и отдельно взятый законопроект об изменениях в закон “О рекламе”, содержащий похожие нормы.

Одним из самых спорных является законопроект №4358. Как рассказывают авторы документа, его целью является – уменьшение распространенности курения среди детей и молодежи.

“Мы знаем, что 90% всех курильщиков начинают курить в возрасте до 18 лет. Именно поэтому этот проект предполагает увеличение медицинских предупреждений, чтобы были большие реалистичные изображения болезней”, – заявила директор общественной организации “Життя” Лидия Олифер, активно выступающая за принятие законопроекта.

Однако, проект закона уже в третий раз дорабатывается профильным комитетом и за год пока так и не был вынесен на рассмотрение парламента.

Борьба с курением или создание новой проблемы

Депутаты, продвигающие эти идеи, зачастую действуют под влиянием антитабачных организаций. С одной стороны, никто не станет отрицать, что борьба с курением важна. Однако даже nat.

„ВОЗ сбилась с дороги. Вместо того, чтобы организовывать работу по улучшению оборудования для больниц, подготовки врачей и всей системы здравоохранения к возможным новым эпидемиям, “глубокие карманы” Блумберга (Майкл Блумберг финансирует множество неправительственных организаций, направленных, в том числе, на морьбу с курение,  ред.) превратили ВОЗ в глобального полицейского для развивающихся стран”, – заявил заместитель директора Consumer Choice Center (глобальной группы защиты прав потребителей) Йель Островский.

Но главная проблема “антитабачных” инициатив даже не в том, что они отвлекают народных депутатов от более сьньал. Главная проблема в том, что под эгидой борьбы с курением зачастую продвигается как раз стимулирование бывших курильщиков возвращаться к обычным сигаретам, считают эксперты.

Так, все новые антитабачные инициативы направлены на полное уравнивание регулирования инновационных никотиносодержащих продуктов – электронных сигарет и табака для нагревания – с сигаретами.

Основными потребителями этих продуктов, по данным исследований группыРейтинг„, являются бывшие курильщики обычных сигарет. Их переход на менее вредные альтернативы – большой прогресс с точки зрения общественного здоровья, полагает аменка.

Дело в том, что у 80% людей склонность к курению определена генетически, говорит Марина Долженко, заслуженный врач Украины, кардиолог высшей категории.

„Да, врачи советуют своим пациентам бросить курить: есть психологическая поддержка, никотинозаместительная терапи. Но, к сожалению, очень часто эти методы неэффективны. И тогда возникает вопрос в доступности альтернативных способов, продуктов с модифицированным риском”, – добавляет эт.пеком

Новые ограничения во многом лишат курильщиков стимула переходить на эти менее вредные альтернативы. Ведь после повышения цциза на тэн пчка сиков б & тти пи & пк & пк & пч & пч & пш & пkunft п & чч & лш & лш & лш & лш & лш & лkunft лт & лkunft. А в случае, если парламент примет запрет на продвижение этих товаров, курильщики даже не узнают, что таукая на стьта

Опыт других стран

В передовых странах законодатели идут обратным путем: создают для курильщиков, отказывающихся бросать вредную привычку, стимулы хотя бы перейти на менее вредную альтернативу. Речь идет как о налогообложении, так и о регулировании: и то и другое должно быть пропорционально причиняремому.

“С точки зрения и экономистов, и экспертов в области общественного здравоохранения имеет смысл облагать товары налогом в соответствии с уровнем вреда, который они наносят: налог на классические табачные изделия (сигареты, сигариллы и т.д.) должен быть гораздо более высоким, чем на менее вредные ТИЭН и электронные сигареты. Это будет стимулировать тех курильщиков, которые не могут или не хотят отказаться от никотина, переходить на менее вредные продукты”, – отмечает экс-глава налоговой и таможенной службы Великобритании и консультант Всемирной таможенной организации Лиз Аллен.

В целом же эксперты убеждены, что такой подход приводит к значительному сокращению количества курильщиков. Из-за систем нагревания табака продажи сигарет в Японии упали в 5 раз, а немецкие парламентарии предложили на европейском уровне внедрить разумное регулирование новых табачных товаров – набирающих популярность электронных сигарет и систем нагревания табака. Чтобы, с одной стороны, эти товары не вовлекали в потребление табака подростков, но, с другой стороны, помогали снизить уровень потребления наиболее опасных для здоровья табачных изделий – обычных сигарет.

В Великобритании стимулирование перехода от сигарет к электронным альтернативам является частью политики в обравонио. Из 9 млн курильщиков – треть перешла на бездымные продукты, впоследствии половина вообще бросила курить. Так, в стране количество курильщиков за 5 лет сократилось до исторического минимума – 14,7%. Параллельно снизились заболеваемость и расходы государства на лечение.

Чем обернется для Украины

Эксперты неправительственной организации Taxpayers Protection Alliance раскритиковали ошибочную политику Украины, которая заключается в том, чтобы приравнять наиболее опасные традиционные сигареты, где используется процесс горения, и потенциально менее опасные табачные изделия для электрического нагрева.

По мнению политического аналитика организации Линдси Страуд, политика Украины противоречит недавним рекомендациям государственного Управления по безопасности пищевых и фармацевтических товаров США (US Food and Drug Administration).

„Украина сделала прямо противоположное. И это при том, что уже есть подтверждение, что ТИЭНы уже имели значительное влияние (даже больше, чем акцизы) на снижение курения в Украине. Анализ роста акциза на сигареты в 2018-19 гг. показал, что продажа сигарет уменьшилась на 33%, но государственные доходы от табачного акциза благодаря ТИЭНам выросли в Украине на 10%”, – говорит Линдси Страуд.

В сложившейся ситуации эксперты прогнозируют рост незаконного рынка контрабандной продукции в Украину. Более того, контрабандные ТИЭНы уже распространены в Украине.

„ А китайские ТИЭНы с надписью “Только для продажи в режиме беспошлинной торговли” активно продаются на востоке Украины – от киосков в Запорожье до пивных магазинов в Никополе”, – сообщают в организации.

Таким образом, украинские законодатели под эгидой ограничения доступа курильщиков к информации о менее вредных альтернативах, сознательно или нет, создают благоприятную среду для возвращения к более дешевым, но гораздо более опасным сигаретам.

“Если украинские государственные учреждения здравоохранения заинтересованы в будущем без курения, они должны учесть потенциал товаров для снижения вреда табака. Верховная рада должна прислушиваться к науке и здравому смыслу”, – резюмируют аналитики Taxpayers Protection Alliance.

Ursprünglich veröffentlicht hier.

Vape und Pentingnya Mempromosikan Harm Reduction in Indonesien

Schadensbegrenzung Merupakan istilah yang mungkin masih terdengar asing bagi banyak masyarakat Indonesien. Istilah ini umumnya merujuk pada advokasi dan upaya untuk mengurangi resiko Damak suatu hal atau perilaku yang bisa membahayakan kesehatan seorang individu, atau sebuah komunitas, seperti rokok, alkohol, atau obat-obatan terlarang.

Saat ini, sudah hampir mustahil bisa dibantah lagi, bahwa obat-obatan terlarang seperti penggunaan narkoba dan zat-zat psikotropika, konsumsi rokok und minuman beralkohol secara berlebihan, atau perilaku kegiatan seksual yang berganti-ganti pasangan adalah hal yang berbahaya. Rokok misalnya, secara ilmiah sudah terbukti dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti kanker dan serangan jantung, dan perilaku seksual yang berganti-ganti pasangan dapat berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS.Untuk itu, advokasi Schadensbegrenzung adalah hal yang sangat penting untuk digaungkan demi mencegahdamak buruk dari berbagai hal tersebut terhadap individu dan masyarakat. Terkait dengan penyebaran penyakit menular seksual misalnya, advokasi penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom merupakan salah satu advokasi Schadensbegrenzung yang kerap digaungkan oleh berbagai aktivis dan organisasi-organisasi sipil.

Sementara itu, terkait dengan penggunaan zat-zat psikotropika, beberapa negara di dunia sudah mengeluarkan berbagai kebijakan yang berujuan untuk Schadensbegrenzung Damak dari zat-zat Tersebut. Portugal misalnya, pada tahun 2001 menjadi negara pelopor yang mengeluarkan kebijakan dekriminalisasi terhadap penggunaan seluruh narkoba. Tidak hanya itu, Pemerintah Portugal juga menyediakan layanan pemberian narkoba seperti heroin dan kokain kepada para pecandu dengan dosis yang dianggap aman (Time.com, 08.01.2018).

Sebagaimana dengan pengunaan obat-obatan terlarang dan perilaku seksual yang berganti-ganti pasangan, berbagai pihak juga mengusahakan upaya Schadensbegrenzung untuk konsumsi produk tembakau seperti rokok yang berbahaya bagi kesehatan. Sebagaimana yang sudah diketahui secara umum, rokok adalah salah satu produk yang paling adiktif, dan mereka yang sudah menjadi penggunanya, terlebih yang sudah mengkonsumsi rokok setiap hari selama bertahun-tahun, sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan yang sangat buthaya terseat berba.

Indonesien Sendiri Misalnya, Merupakan Salah Satu Negara Dengan Persentase Perokok Aktif Yang Tertinggi di Dunia. Pada tahun 2020 lalu, 39,9% penduduk Indonesia, atau sekitar 57 juta orang, adalah perokok aktif (economy.okezone.com, 13.12.2020). Perokok di Indonesia juga didominasi oleh laki-laki dewasa, yakni sebanyak 62,9% laki-laki dewasa di Indonesia adalah perokok aktif (suara.com, 19/11/2020).Hal ini tentu adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan. Konsumsi rokok yang tinggi di Indonesia telah menyebabkan banyak penyakit kronis hingga kematian yang disebabkan oleh konsumsi produk tersebut, Setiap tahunnya misalnya, di Indonesia, sekitar 225.000 orang meninggal disebabkan karena penyakit akibat penggunaan rokok (who.int, 30/5/2020).

Tingkat penggunaan rokok yang tinggi di Indonesia tentu juga tidak bisa dihilangkan atau diatasi dengan mudah, seperti dengan melarang paksa produk tersebut. Rokok merupakan bagian dari keseharian jutaan masyarakat Indonesien selama berhari-hari, dan pelarangan atau pembatasan penggunaan rokok tentu adalah kebijakan yang tidak efektif. Selain itu, bukan tidak mungkin langkah tersebut justru menjadi kebijakan yang kontra-produktif karena akan semakin meningkatkan penjualan rokok ilegal yang pastinya jauh lebih berbahaya karena peredarannya tidak diatur dan diregulasi oleh pemerintah.

Untuk itu, adanya produk yang lebih aman untuk dapat menggantikan rokok merupakan sesuatu yang sangat penting, demi mereduksi Damak negatif yang disebabkan dari rokok. Salah satu dari produk tersebut yang terbukti jauh lebih aman daripada rokok adalah rokok elektronik, atau yang dikenal dengan nama vape. Öffentliche Gesundheit England (PHE), rokok elektronik atau vape adalah produk yang 95% lebih aman daripada rokok konvensional yang dibakar (Öffentliche Gesundheit England, 2015). Hal ini disebabkan karena dua bahan utama yang terkandung dalam cairan yang digunakan oleh rokok elektronik adalah bahan yang dikenal dengan nama Propylenglykol (PG) Dan pflanzliches Glycerin (VG).

PG und VG sendiri adalah bahan yang digunakan untuk membentuk uap dan menambah rasa di produk rokok elektronik. Kedua bahan tersebut merupakan bahan yang umum dan digunakan dalam berbagai makanan, seperti perasa kue, dan telah dinyatakan aman oleh berbagai lembaga regulator di seluruh dunia, salah satunya adalah oleh lembaga regulasi obat dan makanan Amerika Serikat, US Food and Drugs Administration (FDA) (US Food and Drugs Administration, 2019). Dengan melegalkan dan menyediakan produk alternatif yang lebih aman, diharapkan para perokok di Indonesia dapat semakin terbantu untuk mereka dapat menghilangkan kebiasaan merokok mereka, yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Kebijakan yang berorientasi pada Schadensbegrenzung Terhadap Damak Negatif Rokok Sendiri Merupakan Kebijakan Yang Sudah Diberlakukan di Berbagai Negara, Salah Satunya Adala di Inggris.

Pasca Laporan PHE tahun 2015 Mengenai Damak Vape Yang Lebih Aman Dibandingkan Dengan Rokok Konvensional Yang Dibakar, Pemerintah Inggris Lantas Mitglied Lakukan Kebijakan Kesehatan Publik Yang Berorientasi Pada Schadensbegrenzung. Lembaga kesehatan nasional Inggris, Nationaler Gesundheitsservice (NHS) misalnya, mengadvokasi penggunaan vape kepada para perokok untuk membantu mereka berhenti dari kebiasaan merokoknya. Produk-produk vape juga dijual di berbagai rumah sakit di Inggris (Verbraucherwahlzentrum, 2020).

Hal ini pula yang diungkapkan oleh Direktur World Vaper’s Alliance (WVA), Michael Landl. WVA Sendiri Merupakan organisasi pegiat hak-hak vapers di seluruh dunia dan untuk melawan berbagai miskonsepsi terhadap produk-produk vape, dan mendukung regulasi yang baik.Landl, dalam salah satu interview yang saya lakukan, mengatakan bahwa saat ini, Inggris merupakan salah satu negara yang memiliki kebijakan blass baik terkait dengan regulasi vape. Pemerintah Inggris secara aktif mengadvokasi warganya yang perokok, yang belum siap berhenti, untuk mengganti kebiasaannya ke rokok elektronik atau vape (Landl, 2021). Dampak dari kebijakan tersebut sangat positiv. Kebijakan kesehatan publik yang berorientasi pada Schadensbegrenzung Damak Rokok Melalui Advokasi Penggunaan Vape Telah Berhasil Membuat 1,5 Juta Perokok di Inggris Menghentikan Kebiasaan Merokoknya (Verbraucherwahlzentrum, 2020).

Di Indonesien Sendiri, Agar Upaya Schadensbegrenzung dapat berhasil, ada beberapa aspekt yang sangat penting untuk diperhatikan. Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL, Universitas Gadjah Mada (UGM), Wawan Mas'udi, menulis bahwa setidaknya ada empat poin penting agar upaya Schadensbegrenzung dapat berjalan dengan baik di negeri kita (vapemagz.co.id, 18.9.2020).

Pertama, harus ada sistem dan rezim pemerintahan yang berorientasi pada resiko untuk mempertimbangkan kebijakan yang akan diambil. Hal tersebut merupakan prasyarat pokok yang sangat penting. Kedua, harus ada sistem kelembagaan yang dapat mendukung pemberlakuan dari upaya Schadensbegrenzung, dan harus ada sinergi yang baik antar sektor kelembagaan tersebut.

Ketiga, harus ada langkah yang menguatkan keterlibatan dari komunitas agar upaya tersebut dapat berjalan efektif dan mendapat dukungan dari masyarakat. Dan yang terakhir, harus ada sumber daya personil yang terampil dan memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan serta meyakinkan para pemangku kepentingan agar upaya Schadensbegrenzung Tersebut dapat berjalan dengan baik. Melalui keempat aspekt tersebut, diharapkan upaya Schadensbegrenzung Dalam Rangak Mengurangi Damak Negatif Dari Rokok Bisa Berjalan Lancar von Indonesien.

Sebagai penutup, upaya Schadensbegrenzung sangat penting untuk meminimalisir steamak negatif dari berbagai produk atau perilaku yang dapat membahayakan kesehatan seseorang atau komunitas. Untuk itu, diharapkan Pemerintah Indonesia serta berbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat mendukung berbagai upaya tersebut, untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat di masa yang akan datang.

Ursprünglich veröffentlicht hier.

Заохочення вейпінгу в Україні може врятувати понад 2 мільйони життів

Глобально – вейпінг може врятувати понад 200 мільйонів життів.

За реззлл & аатаsprech В Україні – понад 2 мільйони.

Мschreiben WORLD VAPERS BYANIANCE оалfolgen Згідно з отриманими висновками, завдяки спрощеному регуляторному режиму, який заохочує електронні цигарки як спосіб кинути палити, 196 мільйонів нинішніх курців у цих країнах можуть перейти на вейпінг, який був визнаний як на 95% менш шкідлива альтернатива.

Переваги вейпінгу відомі вже давно. Електронні сигарети або вейп-пристрої були створені як більш безпечна альтернатива курінню з метою допомогти курцям – особливо важким – кинути курити і споживати нікотин у менш шкідливий спосіб. Цільова аудиторія вейп-пристроїв – споживачі, які курять звичайні сигарети. Про успіх електронних цигарок можна судити тільки шляхом оцінки кількості курців, які змогли або повністю кинути або почати курити менше за допомогою згаданих інноваційних пристроїв, або ймовірності, що вони це зроблять.

COVID нагадав нам всім, що наше здоров'я має першорядне значення, і регуляторні органи, які зацікавлені в тому, щоб люди кинули палити, повинні керуватися наукою, а не піддаватись ідеології.

Інтерактивну карту та всі дані можна знайти тут

Автори карти порівняли поточну кількість постійних та непостійних вейперів. Політика Сполученого Королівства щодо зменшення шкоди тютюну була взята як орієнтир і приклад ефективеного. На підставі цих даних було пораховано, скільки курців могли би перейти на вейпінг, і таким чином кинути палит.

Незважаючи на те, що Україна відносно ліберально поки підходила до регулювання вейпінгу, дискусія починає набирати нових не дуже позитивних обертів.

З 1-го січня 2021-го року, для електронних сигарет було введено окрему товарну підгрупу і встановлено ставку акцизного податку на рівні 1456,33 грн за 1 тис. штук в 2021 році. Щорічно ця ставка буде підвищуватись на 20% до рівня 2516,54 грн за 1 тис. штук в 2024 році. Електронні сигарети допомагають кинути курити, а тому обмеження доступу до вейпінгу шляхом підняття акцизних податків зробить тільки гірше для всіх і в першу чергу для хронічних курців.

У Сполученому Королівстві Public Health England, агентство Міністерства охорони здоров'я, активно рекомендує курцям переходити на електронні сигарети, і, відповідно, були запроваджені дуже прогресивні умови для підтримки і заохочення вейпінгу. Завдяки цій політиці, там спостерігається позитивна тенденція щодо зменшення кількості курців у порівнянні з країнами з надмірним рівнем регулювання вейпінгу. У Великобританії сьогодні курять приблизно на 25% менше людей порівняно з 2013-м роком, коли вейпінг ставав популярним, тоді як, наприклад, в Австралії – одній з країн з найсуворішими правилами вейпінгу, за той самий період було зафіксовано падіння лише на 8%. "

Важливо пам'ятати, що попит на сигарети сам по собі є нееластичним, і такі заходи, як заборона реклами та акцизні податки не є ефективними у боротьбі з курінням. Наваки.

Т т п поттlicht та т п п поинні переосgst

Ursprünglich veröffentlicht hier

Planet of the Vapes: Dampfen ist das Tor zum Rauchen

Das Parlament-Magazin wird alle zwei Wochen herausgegeben, um Politiker mit „einer ausgewogenen, objektiven und informativen Berichterstattung“ zu informieren und aufzuklären. Die neueste Ausgabe enthält einen Artikel von Maria Chaplia vom Consumer Choice Center und Michael Landl von der World Vapers' Alliance, in dem es heißt: „Dampfen ist das Tor zum Rauchen“.

Die World Vapers' Alliance war in letzter Zeit außergewöhnlich aktiv, von Angriffen auf den SCHEER-Bericht [Verknüpfung] und demonstrieren vor dem Europäischen Parlament [Verknüpfung] einen spektakulären Protest in den Niederlanden zu organisieren [Verknüpfung].

Das Consumer Choice Center sagt: „ist die Interessenvertretung der Verbraucher, die die Freiheit des Lebensstils, Innovation, Datenschutz, Wissenschaft und Wahlmöglichkeiten der Verbraucher unterstützt. Unsere Schwerpunkte liegen in den Bereichen Digital, Mobilität, Lifestyle & Konsumgüter sowie Gesundheit & Wissenschaft.“

Das Parliament Magazine und seine Schwesterpublikationen heben hervor: „Innovation und bewährte Verfahren in Schlüsselsektoren der Regionalpolitik sowie aktuelle Nachrichten und Analysen zu regionalpolitischen Rechtsvorschriften und Entwicklungen auf EU-, nationaler und regionaler Ebene.“

In der neusten Ausgabe sagen Chaplia und Landl: „Die innovative Natur des Verdampfens hat zu seinem Erfolg beigetragen und es ihm ermöglicht, unter Rauchern schnell an Popularität zu gewinnen.“

Sie argumentieren, dass, obwohl die neuartige Technologie von Gegnern als Einstieg in das Rauchen ins Visier genommen wird, das Gegenteil der Fall ist und die EU umso länger Schadensminderung angreift, „desto weniger Raucher haben die Chance, auf eine sicherere und gesündere Alternative umzusteigen.“

Der neueste Bericht von Action on Smoking and Health (ASH) UK besagt, dass „nur 0,3 Prozent der Nie-Raucher aktuelle Dampfer sind (was 2,9 Prozent der Dampfer entspricht)“. Ein Einstiegseffekt zum Rauchen spiegelt sich daher in den Daten nicht wider und viele Studien zeigen den gegenteiligen Effekt. Zum Beispiel sind die Raucherquoten im Vereinigten Königreich – wo die Gesundheitsbehörden das Dampfen als Ausweg aus dem Rauchen fördern – auf einem Allzeittief und es gibt keine Anzeichen dafür, dass das Dampfen mehr Rauchen verursacht.“

Sie gehen auf die Tatsache ein, dass Länder wie Großbritannien, die sich der Schadensminderung verschrieben haben, einen beschleunigten Rückgang der Raucherquoten verzeichneten, während Länder wie Australien eine Verlangsamung bis hin zu einem erbärmlichen Stillstand erlebten.

Die Korrelation zwischen der Einführung und der Popularität des Dampfens und sinkenden Raucherquoten legt nahe, dass das Dampfen eine wichtige Innovation ist, um Menschen dabei zu helfen, mit dem Rauchen aufzuhören. Der Bericht der US National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine aus dem Jahr 2018 stellte fest, dass die Raucherquote insgesamt schneller zurückgegangen ist, seit das Dampfen in den Vereinigten Staaten an Bedeutung gewonnen hat.“

Während Politiker den Text lesen mögen, werden sie der Botschaft zuhören? Ganz klar: „Trotz vieler Stimmen, die versuchen, das Dampfen als Ausweg aus dem Rauchen zu unterminieren, sind die Beweise solide: Dampfen rettet Leben.“

Ursprünglich veröffentlicht hier.

UK: Überparteiliche Untersuchung der schädlichen Anti-Vaping-Vorschriften der UNO

Angesichts der wachsenden internationalen Anerkennung der Gefahr für die öffentliche Gesundheit, die von der Weltgesundheitsorganisation ausgeht, ist es erfreulich zu sehen, dass auf der anderen Seite des großen Teichs ein überparteiliches Komitee eingerichtet wurde, um eine Untersuchung der skandalträchtigen, vom Steuerzahler finanzierten Bürokratie einzuleiten. 

Die All Party Parliamentary Group for Vaping, bestehend aus Parlamentsabgeordneten aller politischen Parteien, sammelt derzeit Beweise für die Versagen der Anti-Tabak-Schadensminderungspolitik der Vereinten Nationen

Die Americans for Tax Reform Affiliate, die Property Rights Alliance, reichte die folgende Zeugenaussage für die Untersuchung ein (die vollständige Version mit Zitaten kann heruntergeladen werden hier): 

29. Januar 2021

Betrifft: Kommentare an die parteiübergreifende parlamentarische Gruppe für Vaping-Untersuchungen zur Neunten Konferenz der Vertragsparteien

Sehr geehrter Vorsitzender Pawsey,

Vielen Dank für die Gelegenheit, Kommentare zur Untersuchung der All-Party Parliamentary Group for Vaping (APPG) zur Neunten Konferenz der Vertragsparteien (COP9) einzureichen.

Property Rights Alliance (PRA) ist eine internationale Interessenvertretungs- und Forschungsorganisation mit Sitz in Washington, DC, die sich dem Schutz von Rechten an geistigem Eigentum, physischen Eigentumsrechten und der Förderung von Innovationen auf der ganzen Welt verschrieben hat.

1. Die Politik der britischen Regierung sollte die erfolgreichen Instrumente der Entwöhnungshilfe fördern.

Im Vereinigten Königreich besteht unter Akademikern, Wissenschaftlern und der medizinischen Gemeinschaft Einigkeit darüber, dass risikoreduzierte Tabakalternativen wie das Verdampfen von E-Zigaretten deutlich weniger schädlich sind als das Rauchen von brennbaren Zigaretten. Umfangreiche Untersuchungen von Public Health England und dem Royal College of Physicians haben ergeben, dass elektronische Zigaretten 95% weniger schädlich sind, indem sie den Benutzern Nikotin liefern, aber den Verbrennungsprozess umgehen, der die Hauptursache für tabakbedingte Morbidität ist (Public Health England, 2018). als brennbarer Tabak. Aus diesem Grund sind über 30 der weltweit führende Organisation für öffentliche Gesundheits haben das Verdampfen von Nikotin als sicherer als das Rauchen und als effektive Möglichkeit befürwortet, Rauchern beim Aufhören zu helfen.

Zusätzlich zu ihrer relativen Sicherheit im Vergleich zu brennbarem Tabak belegen wissenschaftliche Daten die Funktion von Vaping-Produkten als erfolgreiche Entwöhnungshilfe, die erheblich effektiver ist als herkömmliche Nikotinersatztherapien. Eine im New England Journal of Medicine veröffentlichte Studie des britischen National Health Service aus dem Jahr 2019 ergab, dass E-Zigaretten Erwachsenen beim Aufhören helfen können. Eine Gruppe, die E-Zigaretten als Ersatz für brennbaren Tabak zugewiesen wurde, blieb mit größerer Wahrscheinlichkeit nach einem Jahr abstinent als eine Gruppe, die Nikotinersatzprodukte verwendete (18% gegenüber 9,9%).

Laut einem von den National Academies of Sciences, Engineering and Medicine (2018) in Auftrag gegebenen Bericht über E-Zigaretten, der die Ergebnisse von 800 Peer-Review-Studien analysierte, wurde festgestellt, dass es moderate Beweise dafür gibt, dass Risiko und Schweregrad der Abhängigkeit geringer sind E-Zigaretten als brennbare Tabakzigaretten. und dass es schlüssige Beweise dafür gibt, dass der vollständige Ersatz von E-Zigaretten durch brennbare Tabakzigaretten die Exposition eines Benutzers gegenüber zahlreichen Giftstoffen verringert. Auch die im Oktober 2020 veröffentlichte Aktualisierung des Cochrane Collaboration Reviews zeigte, dass E-Zigaretten Rauchern dabei halfen, eine langfristige Raucherabstinenz zu erreichen. Es bewertete die Ergebnisse von 50 Studien aus 13 Gerichtsbarkeiten, die 12.430 Teilnehmer repräsentierten.

E-Zigaretten erfreuen sich aufgrund ihrer Wirksamkeit als Hilfsmittel zur Raucherentwöhnung großer Beliebtheit und stiegen von rund sieben Millionen Nutzern im Jahr 2011 auf 41 Millionen im Jahr 2018 (Euromonitor International). In den nächsten 10 Jahren könnten etwa sechs Millionen vorzeitige Todesfälle verhindert werden, wenn die meisten Raucher auf E-Zigaretten umsteigen würden. Mit der Einführung von E-Zigaretten ist ein rapider Rückgang der Raucherquote von 19,31 TP2T im Jahr 2010 auf 13,71 TP2T im Jahr 2018 zusammengefallen .

Public Health England hat eine bedeutende Rolle dabei gespielt, eine evidenzbasierte Politikgestaltung voranzutreiben und sicherzustellen, dass alternative Nikotinverabreichungsgeräte, die weniger schädlich als das Rauchen sind, Rauchern zur Verfügung stehen, die versuchen, mit dem Rauchen aufzuhören. Als solches steht dies im Einklang mit der Regierungspolitik zur Senkung der Sterblichkeitsraten.

Die FCTC hat die Aufgabe, „gegenwärtige und zukünftige Generationen vor den verheerenden gesundheitlichen, sozialen, ökologischen und wirtschaftlichen Folgen des Tabakkonsums und der Exposition gegenüber Tabakrauch zu schützen …. die Prävalenz des Tabakkonsums und die Exposition gegenüber Tabakrauch kontinuierlich und erheblich zu reduzieren.' Unter diesem Rahmen erlassene politische Maßnahmen müssen daher darauf abzielen, die Prävalenz des Rauchens tatsächlich zu verringern. Beweise haben gezeigt, dass die jüngsten politischen Maßnahmen nicht nur von diesem Ziel abgewichen sind, sondern sich aktiv dagegen wehren. Während das Vereinigte Königreich eine positive Rolle in Bezug auf die Verringerung der Belastung durch Raucher gespielt hat und E-Zigaretten Millionen von erwachsenen Rauchern dabei helfen, mit dem Rauchen aufzuhören, ist es beunruhigend, dass die Weltgesundheitsorganisation sich bisher weigert, die Wissenschaft anzuerkennen und aktiv zu beraten Regierungen gegen wirksame Maßnahmen zur Reduzierung von Tabakschäden. Die Regierung des Vereinigten Königreichs sollte im Rahmen der WHO-Diskussionen schadensmindernde Praktiken fördern und Barrieren für den Zugang zu innovativen Produkten abbauen, die wegweisend für eine rauchfreie Politik sind. Alle Maßnahmen, die COP9 vorschlagen wird, sollten die vorgelegten Daten anerkennen und die nationalen Erfahrungen des Vereinigten Königreichs berücksichtigen.

Das Vereinigte Königreich kann als weltweit führendes Unternehmen im Bereich der Tabakkontrolle sicherstellen, dass Regulierungsmaßnahmen auf ausreichenden und überzeugenden Daten beruhen. Dies ist der einzige Fall, um realistische Maßnahmen für jedes Land umzusetzen, die effizient sind. Eine allgemeine Vorstellung vom Schutz der öffentlichen Gesundheit reicht nicht aus. Die Berichte an die COP9 werden wahrscheinlich weiterhin empfehlen, dass Länder neue Produkte zur Schadensminderung entweder verbieten oder sie streng regulieren, um von ihrer Verwendung abzuraten. Ein Beispiel für eine strenge Regulierung ist die für Tabak eingeführte Einheitsverpackung, die schlüssig bewiesen wurde, dass sie in keiner Gerichtsbarkeit, in der sie erprobt wurde, irgendwelche Auswirkungen auf die Raucherquoten hatte, sondern stattdessen zu einem Segen beim illegalen Tabakschmuggel auf dem Schwarzmarkt geführt hat Internationale Verbrechersyndikate.  

2. Die Diskussionen innerhalb der WHO und der COP spiegeln keine Beweise aus dem wirklichen Leben wider.

Die von der WHO vorgelegten politischen Positionen sollten auf realistischen und genauen Kriterien zum Tabakkonsum und zur Wirksamkeit von Tabakprodukten zur Schadensminderung beruhen. Ein Verfahren, das auf Transparenz und öffentlicher Konsultation basiert, wird mehr zum Ziel der Reduzierung des Rauchens beitragen. Die Beratungsgremien (TobReg und TobLanNet) und der Verwaltungsrat der COP sollten Daten von unabhängigen wissenschaftlichen Teams sammeln und sie für Länder wie das Vereinigte Königreich sichtbar machen. Ebenso ist es ein grundlegendes Prinzip guter Regierungsführung, dass Entscheidungen auf offene, nachvollziehbare und transparente Weise getroffen werden. Leider fanden COP-Treffen hinter verschlossenen Türen statt, ohne dass Journalisten, Wissenschaftler oder gemeinnützige Wachhunde die Möglichkeit hatten, zuzuschauen oder daran teilzunehmen. Darüber hinaus findet zwischen der Veröffentlichung des Sekretariatsberichts und der COP-Sitzung keine öffentliche Konsultation statt. Die WHO sollte Transparenz zu einem Teil ihrer Politik machen.

Da die meisten im Rahmen des WHO-Rahmenübereinkommens zur Eindämmung des Tabakgebrauchs (WHO FCTC) ratifizierten Anti-Tabak-Richtlinien und -Gesetze darauf abzielen, die Prävalenz des Rauchens zu verringern, sollte die Begründung von COP-Vorschlägen auf der Grundlage der Raucherquote jeder Kategorie (Erwachsene, Jugendliche usw.) gebildet werden. den Tabakkonsum und den Erfolg der Hilfsmittel zur Raucherentwöhnung in jedem Land. Massive Verbote oder Markenentfernungen sind Handelstaktiken, die sich an der Marktstruktur orientieren und nicht am Schutz der öffentlichen Gesundheit. Es hat sich immer wieder gezeigt, dass das Verbot versagt.

Im Gegensatz zur „Nur-Abstinenz“-Politik der WHO hat Public Health England (PHE) Arbeitgebern und Organisationen, die eine Politik rund um E-Zigaretten und Dampfen in der Öffentlichkeit einführen wollen, Leitlinien angeboten und empfiehlt, dass solche Politiken evidenzbasiert sein sollten. Dies ist ein vernünftigeres Regulierungssystem, das mit den Verbrauchern zusammenarbeitet, um bessere Ergebnisse für die öffentliche Gesundheit zu gewährleisten. Es wird darauf hingewiesen, dass die britische Regierung einige Aspekte ihrer Tabakpolitik weiter verbessern kann und die durch die EU-Tabakproduktrichtlinie auferlegten Beschränkungen (Gesundheitswarnungen und Werbeverbot) aufgehoben werden sollten, um sicherzustellen, dass Raucher Zugang zu angemessenen Informationen über die gesundheitlichen Vorteile haben durch Dampfen mit dem Rauchen aufzuhören.

3.Die Tabakkontrollpolitik für Jugendliche und die unbeabsichtigten Folgen von Vorschlägen.

In Großbritannien liegt die Rate der Minderjährigen, die Vape-Produkte verwenden, durchweg unter 2 Prozent. Daten aus der 2019 ASH YouGov Smokefree Youth GB Survey deuten darauf hin, dass eine große Mehrheit (insgesamt 93,81 TP2T) der Kinder im Alter von 11 bis 18 Jahren in Großbritannien dies getan hat nie geraucht haben auch noch nie eine E-Zigarette benutzt (87.8%) oder sind sich dessen nicht einmal bewusst (6.0%). Der Gesamttrend des Tabakkonsums im Laufe der Zeit sowohl bei Erwachsenen als auch bei Kindern ist seit 2010 rückläufig, als sich der Konsum von E-Zigaretten unter erwachsenen Rauchern und Ex-Rauchern verbreitete (Adult smokinghabits in the UK, 2017-2018). Ein Bericht von Public Health England aus dem Jahr 2018 ergab, dass E-Zigaretten nur sehr wenige junge Menschen anziehen, die noch nie geraucht haben, und dass der E-Zigarettenkonsum unter Nie-Rauchern weniger als 1% beträgt. Ein mögliches Aromageschmacksverbot ist eine politische Maßnahme, die der öffentlichen Gesundheit schadet, und die britische Regierung sollte sich der unbeabsichtigten Folgen solcher Maßnahmen bewusst sein. Staatliche Maßnahmen sollten junge Menschen schützen und gleichzeitig Menschen, die versuchen, mit dem Rauchen aufzuhören, eine Hilfe zur Raucherentwöhnung bieten. 

Das Vereinigte Königreich folgte der Europäischen Richtlinie über Tabakerzeugnisse als Reaktion auf den Aufruf der WHO, Jugendliche am Konsum von Tabakerzeugnissen zu hindern. Im Rahmen der vollständigen „Rauchfreiheit“ bis 2030 hat das Vereinigte Königreich die Herstellung und den Verkauf von Mentholzigaretten seit dem 20. Mai 2020 verboten, obwohl keine Beweise dafür vorliegen, dass aromatisierter Tabak für einen erhöhten Tabakkonsum verantwortlich ist. Alternative Produkte wie Menthol Dampfprodukte  sind noch auf dem Markt erhältlich. In einigen Ländern wie den Niederlanden schlug die Regierung vor, auch Aromen in elektronischen Dampfprodukten zu verbieten, eine Maßnahme, die den Nutzen für die öffentliche Gesundheit eines Instruments zur Schadensminderung nicht berücksichtigte.

Aus Gründen der Verbrauchersicherheit müssen Aromen auf legalem Weg verfügbar bleiben. Andernfalls wird der Schwarzmarkt florieren und gefährliche Produkte in die Hände von Tausenden von Verbrauchern bringen. Das Verbot von Vape-Aromen informiert Raucher praktisch falsch über die relativen Risiken von E-Zigaretten und schränkt den Nutzen des Dampfens ein. Deutlich mehr Erwachsene und Jugendliche können zum Rauchen von brennbarem Tabak zurückkehren. Laut dem Consumer Choice Center erhöht der Zugang zu Aromen die Wahrscheinlichkeit, mit dem Rauchen aufzuhören, um 2301 TP2T, und 260.363 Dampfer würden ohne sie zum Rauchen zurückkehren.

Laut der ASH Smokefree Great Britain 2019 Survey sagte 1 von 5 Rauchern, dass sie entweder mehr Tabak rauchen oder wieder Tabak rauchen würden, wenn die Aromen verboten würden. Eine US-Umfrage von 2017 unter jungen Erwachsenen, die sowohl E-Zigaretten als auch E-Zigaretten-Produkte verwenden, ergab, dass ein Verbot von E-Liquid-Aromen zu einem Anstieg des Konsums von brennbaren Zigaretten und gleichzeitig zu einem Rückgang des E-Zigaretten-Konsums führen würde. Daher würden alle Vorschläge im Rahmen des COP-Prozesses, den Zugang zu aromatisierten Dampfprodukten weiter einzuschränken, zweifellos zu einer Zunahme der Raucher brennbarer Zigaretten führen.

4. Die WHO verbietet den Einsatz von Instrumenten zur Reduzierung von Tabakschäden und entfernt sich damit von den FCTC-Zielen.

Laut dem neuesten Global State of Tobacco Harm Reduction (GSTHR)-Bericht (GSTHR, Burning Issues 2020) verwenden mittlerweile fast 100 Millionen Menschen eine Reihe von Dampfprodukten und verwenden überhaupt keine brennbaren Zigaretten. Die in diesem Bericht vorgelegten Beweise zeigen die Wirkung von Produkten zur Schadensminderung wie E-Zigaretten auf den weltweiten Rückgang des Zigarettenkonsums pro Erwachsenem.

Im Gegenteil, die WHO hat in ihrem jüngsten Bericht ihres Expertenausschusses zur Tabakproduktverordnung, der am 23. Dezember veröffentlicht wurde, empfohlen, E-Zigaretten und erhitzte Tabakprodukte zu verbieten und zu verbieten (WHO Expert Committee Meeting Report, 23. Dezember 2020). Diese Empfehlung steht im Widerspruch zum FCTC-Protokoll zur Beseitigung des illegalen Handels mit Tabakprodukten, das darauf abzielt, alle Formen des illegalen Handels im Tabakumfeld zu unterbinden. Das Verbot von Dampfprodukten würde die Raucher dazu bringen, ihre E-Zigaretten auf illegalen Märkten oder in Rechtsordnungen zu kaufen, in denen sie legal sind. Die öffentliche Gesundheit kann durch einen starken Anstieg des Schmuggels und Verkaufs von illegalen E-Zigaretten geschädigt werden. Der illegale Handel mit E-Zigaretten ist weltweit ein zunehmendes Problem, das der Wirtschaft schadet und auch zur Finanzierung terroristischer und ähnlicher krimineller Unternehmen verwendet werden kann. Darüber hinaus werden die vorgelegten wissenschaftlichen Beweise ignoriert, die darauf hindeuten, dass Dampfprodukte die Entwöhnungsraten effektiver erhöhen oder Verhaltensweisen im Zusammenhang mit brennbaren Zigaretten verändern können.

Obwohl die WHO-Rahmenkonvention zur Eindämmung des Tabakkonsums (FCTC) darauf abzielt, den schädlichen Tabakkonsum zu reduzieren, gab es bisher nur wenige Versuche, die Auswirkungen dieses internationalen Abkommens empirisch zu bewerten. Leider gibt es keine empirische Interventionsstudie zur Bewertung der Wirksamkeit der Entscheidung, ein Tabakkontrollabkommen als Strategie zur Reduzierung des weltweiten Zigarettenkonsums zu verabschieden. Eine Analyse der Tabakkonsumtrends ist notwendig, um Muster für künftige Maßnahmen zur Eindämmung des Tabakkonsums zu erkennen, einschließlich der unterschiedlichen Prioritäten der Strategie jedes Landes. Für eine quasi-experimentelle Analyse stehen keine international vergleichbaren Daten zum Tabakkonsum zur Verfügung. Unter der WHO ist eine interdisziplinäre und internationale Zusammenarbeit notwendig, die Standards für die Forschung festlegt und Risiken und Nutzen abwägt.

Zu den Mandaten von FCTC gehörte die Untersuchung neuartiger Tabakprodukte. Das FCTC ist kein gutes Forum, um neue Ideen zu fördern. Die Untersuchung der FCTC beschränkt sich offenbar auf strenge Vorschriften für Tabakprodukte, die die Produkte oft als „ernstes Hindernis für den Fortschritt“ bezeichneten. Es gibt ein anhaltendes Problem damit, dass sich die WHO auf schlechte Beweise oder die motivierte Argumentation von Aktivisten verlässt. Die 146. Sitzung des WHO-Exekutivrats (Februar 2020) forderte die Länder auf, die Verwendung von E-Zigaretten und neuartigen und neu entstehenden Tabakprodukten zu verbieten oder einzuschränken. FCTC hat eine begrenzte Menge an wissenschaftlichen Beweisen geprüft und nach eigenem Bekunden „noch keinen internationalen wissenschaftlichen Konsens“ über die bestehenden gesundheitlichen Auswirkungen erzielt.

Die WHO sollte die Funktion von E-Zigaretten als Instrument zur Schadensminderung neu betrachten und die Fortschritte akzeptieren, die die Tabakindustrie bei der Entwicklung von Produkten erzielt hat, die das Rauchen erheblich reduzieren können. Die Wissenschaft sollte bei jedem Gesundheitsproblem oder jeder Situation an erster Stelle stehen. Die Pandemiekrise hat diese Aussage bestätigt. Die Richtlinien der WHO, einschließlich einfacher Verpackungen und des Verbots von Dampfprodukten, schädigen geistige Eigentumsrechte und Innovationen. Staaten können die öffentliche Gesundheit schützen, ohne den Schutz privater Eigentumsrechte und die Innovationssicherheit zu beeinträchtigen. Die Tabakkontrolle sollte eher ein Anliegen der Gesellschaft, der öffentlichen Gesundheit und der Lebensqualität sein als eine Frage der Wirtschaft und des Handels.

5. Geistige Eigentumsrechte sind für die innovativen schadensmindernden Produkte von Bedeutung.

E-Zigaretten wurden nur durch starke geistige Eigentumsrechte in einem wettbewerbsorientierten offenen Markt möglich. Geistige Eigentumsrechte verbinden Innovatoren mit der Nachfrage der Verbraucher nach schadensmindernden Produkten. Staaten können die öffentliche Gesundheit schützen, ohne den Schutz privater Eigentumsrechte und marktgesteuerter Innovationen zu gefährden. Der wirksame Schutz von Rechten des geistigen Eigentums und des Eigentums ist von wesentlicher Bedeutung und kann Investitionen auf dem Markt fördern.

Bei der Einführung eines Verbots von Tabakerzeugnissen wird das Eigentumsrecht (Artikel 1, Erstes Protokoll zur Europäischen Menschenrechtskonvention) gegen das berechtigte Interesse der öffentlichen Gesundheit abgewogen. Die Begründung für die gesundheitliche Funktion des Verbots von Dampfprodukten widerspricht der überwältigenden Beweislage für E-Zigaretten als erfolgreichste Entwöhnungshilfe. Es ist eine diskriminierende Maßnahme für Verbraucher, denen der Zugang zu Produkten mit reduziertem Risiko verwehrt wird. Es mag einige Grundrechte unterstützen, darunter das Recht auf Gesundheit und eine saubere Umwelt, aber es verletzt in unangemessener Weise das Recht auf Freiheit, Eigentum und Gleichheit. Praktiken wie diese halten von Investitionen ab und setzen Unternehmen dem Risiko aus, ihren Wettbewerbsvorteil zu verlieren. Richtlinien, die Innovationen untergraben, haben oft unbeabsichtigte Folgen, und die Property Rights Alliance lehnt alle Maßnahmen ab, die irreparablen Schaden an geistigem Eigentum haben.

6. Fazit

Die ursprüngliche Absicht des COP-Prozesses war es, die Tabakabhängigkeit und die damit verbundene Sterblichkeit durch das Rauchen herkömmlicher Tabakprodukte zu reduzieren. Indem sie sich aktiv den Möglichkeiten widersetzt, die neuere Tabakalternativen mit reduziertem Risiko wie E-Zigaretten bieten, arbeitet die Weltgesundheitsorganisation nun aktiv gegen ihre erklärte Mission. Darüber hinaus ist es zutiefst beunruhigend, dass unabhängige wissenschaftliche Experten vom COP9-Prozess ausgeschlossen bleiben und der völlige Mangel an Transparenz und Konsultation gegen jede Norm einer soliden öffentlichen Ordnung verstößt.

Infolge der Verfolgung einer politischen Agenda der WHO, die der Wissenschaft zuwiderläuft, sieht sich das Vereinigte Königreich erheblichen Bedrohungen ausgesetzt, dass sein erfolgreiches Schadensminderungsmodell untergraben und der Zugang zu lebensrettenden Produkten eingeschränkt werden könnte. Daher muss das Vereinigte Königreich seine Teilnahme am FCTC neu bewerten, es sei denn, das Vereinigte Königreich und gleichgesinnte wissenschaftsfreundliche Regierungen sind in der Lage, eine ernsthafte Strukturreform in der WHO zu erreichen.

Ursprünglich veröffentlicht hier.

Brusel ide do vojny proti rakovine. Cigarety a alkohol výrazne zdražejú

Európska únia chce zatočiť s rakovinou. Komisia von dnes mala predstaviť plán, ako znížiť túto zákernú chorobu na minimum. Aj keď materiál ešte nebol oficiálne zverejnený, jeho časti už unikli.

Ako uviedol Portal politico.eu, Brüssel chce do roku 2040 zapracovať na tom, aby vznikla takzvaná beztabaková generácia.

To by malo v praxi znamenať, že počet fajčiarov by mal poklesnúť pod 5 perz z celkovej populácie. V súčasnosti je tento podiel u nás približne na úrovni 20 Prozent.

Ursprünglich veröffentlicht hier.

Scrolle nach oben
de_DEDE