fbpx

Cigarro eletrônico

Eua, dopo venti anni torna a salire il tasso dei fumatori

Molto macho. Poco piacevole inversione di tendnza negli Stati Uniti d'America.
Negli States, infatti, per la prima volta dopo circa venti anni, si sta assistendo ad una risalita nei numeri dei fumatori.
Questo quanto emerge nel raffronto tra i dati dei consumindo di signarette relativa all'anno 2020 e quelli dell'anno precedente.
O número completo de bionde vendute no território dos EUA, superou 203,7 miliardi di pezzi em 2020, e cresceu de 0,8 miliardi di unità (correspondente a 0,4%) em relação a 2019.

DATI IN RISALITA DOPO VENTI ANNI
Ed é, como detto, a primeira volta que ciò se verifica da ventilação a esta parte.
“Gli americani – fa present Yaël Ossowski, numero due del Consumer Choice Center –
provavelmente usaria um grande número de assinaturas para uma grande quantidade de motivos que provavelmente coincidiriam com o estresse causado pela pandemia, com o risco do governo durante a pandemia ou, ainda, com a perda de postos de trabalho.
Ou, de fato, tudo isso se espreita porque é isso mesmo, da prestigiosa fonte de saudação pública e dos órgãos de imprensa, que o svapo, uma alternativa que milhões de consumidores adultos estão usando para fumar, e também perigosos do fumo.
Qual é a motivação, é certo que a tendência de calorias está parada.
E esse é um problema que não pode proteger todos nós”.

Leia o artigo completo aqui

Rokok, Vape, e Perang Terhadap Nikotin

Rokok merupakan salah satu masalah kesehatan publik terbesar yang hingga saat ini masih terus dihadapi oleh berbagai negara di dunia, termasuk juga Indonésia. Negara kita merupakan salah satu negara dengan jumlah populasi perokok terbesar di dunia. Indonésia merupakan negara com jumlah populari perokok ketiga terbesar di dunia setelah China dan India, com prevelensi 33,8%, atau 65,7 juta penduduk (jpnn.com, 29/4/2021).

Jumlah tersebut tentu merupakan angka yang sangat tinggi dan bukan masalah yang kecil. Tingginya jumlah perokok di Indonésia tentunya merupakan masalah kesehatan publik yang sangat besar. Tingginya angka perokok da Indonésia tentu menjadi penyebab berbagai penyakit kronis, seperti kanker, dan serangan jantung.

Rokok tidak bisa dipungkiri merupakan produk yang sangat berbahaya dan mengandung banyak bahan beracun. Untuk itu, tidak sedikit negara di dunia menerapkan berbagai kebijakan para menanggulangi konsumsi rokok, mulai dari kebijakan yang mengurangi insentif seseorang untuk mengkonsumsi rokok, hingga pelarangan total seluruh produksi dan konsumsi rokok.

Indonésia sendiri juga menerapkan beberapa kebijakan yang betujuan untuk memitigasi dampak yang sangat negatif dari rokok. Salah satu kebijakan tersebut yang adalah melalui pengenaan cukai rokok yang tinggi terhadap produk-produk tembakau, untuk mengurangi insentif seseorang untuk merokok, karena harganya yang akan semakin mahal.

Salah satu aspek yang sangat berbahaya dari rokok yang tidak bisa kita pungkiri adalah rokok dapat menyebabkan para konsumennya mengalami kecanduan yang menyebabkan mereka sangat sulit para menghentikan kebiasaannya. Salah satu zat dalam rokok yang dikaitkan dengan perilaku kecanduan tersebut adalah nikotin yang terkandung di dalam rokok konvensional yang dibakar.

Untuk itu, berbagai pemerintah di dunia banyak mengeluarkan kebijakan yang bukan hanya dalam bentuk “perang terhadap rokok”, tetapi juga “perang terhadap nikotin” secara umum. Dengan demikian, produk-produk yang kerap menjadi sasaran dari kebijakan yang ditujukan untuk “memitigasi” dampak yang sangat berbahaya dari rokok tersebut bukan hanya dikenakan terhadap rokok konvensional yang dibakar, tetapi juga produk-produk alternatif lain yang mengandung nikotin, salah satunya adalah rokok elektronikah rokotin, salah satunya adalah atau yang juga dikenal dengan nama vape.

Tidak sedikit pula negara-negara yang menerapkan kebijakan “perang terhadap vape” secara keras, bahkan lebih keras daripada terhadap rokok konvensional yang dibakar. Austrália misalnya, melarang kegiatan jual beli rokok elektronik tanpa resep dokter. Ini berarti, sebagian besar masyarakat Australia tidak akan bisa untuk mengkonsumsi rokok elektronik (abc.net.au, 09/08/2021).

Indonésia sendiri menerapkan kebijakan vape atau rokok elektronik tidak seketat dengan aturan yang diberlakukan di Australia. Salah satu bentuk kebijakan regulasi terhadap rokok elektornik atau vape yang diberlakukan na Indonésia adalah pengenaan cukai terhadap produk-produk rokok elektronik tersebut.

Namun, bukan berarti lantas tidak ada pihak-pihak yang memiliki keinginan untuk mengetatkan aturan tersebut. Beberapa kelompok dan organisasi da Indonésia misalnya, menginginkan agar produk-produk vape atau rokok elektronik para dilarang secara total di negara kita. Beberapa organisasi tersebut diantaranya adalah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) e juga Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) (mediaindonesia.com, 26/9/2019).

Tetapi pendekatan tersebut bukanlah sesuatu yang tepat. Menyatakan perang terhadap rokok elektronik merupakan langkah yang kontra produktif para mengurangi dampak negatif dari rokok. Tidak bisa dipungkiri bahwa rokok merupakan produk yang sangat membahayakan kesehatan karena mengandung bahan beracun, namun bukan berarti melarang total produk-produk alternatif seperti rokok elektronik menjadi solusinya.

Salah satu aspek yang membuat sebagian kalangan menganggap bahwa rokok elektronik dengan rokok konvensional yang dibakar tidak jauh berbeda adalah kedua produk conciso sama-sama mengandung nikotin. Padahal, yang membuat rokok konvensional sangat berbahaya bukan semata-mata karena nikotin yang terkandung di dalamnya, melainkan berbagai zat beracun yang bisa menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti kanker dan serangan jantung (Consumer Choice Center, 2021).

Oleh karena itu, melarang produk vape, atau juga produk-produk nikotin lainnya seperti permen karet nikotin, justru akan sangat merugikan khususnya para perokok rokok konvensional yang dibakar. Hal ini dikarenakan mereka menjadi tidak memiliki alternatif produk-produk lainnya. Nikotin memang dapat membuat kecanduan, dan orang-orang yang tidak memang memang sebaiknya tidak memulai para mengkonsumsi rokok. Tetapi, mereka yang sudah terlanjur kecanduan merokok harus diberikan kesempatan untuk memilih produk lain yang bisa membantu mereka untuk menghentikan kebiasaannya tersebut.

Selain itu, sangat penting juga bagi kita untuk kembali berkaca kepada sejarah, bahwa kebijakan prohibisi produk-produk apapun niscaya akan menemui kegagalan. Kebijakan pelarangan produk-produk tertentu, sepeerti minuman beralkohol dan termasuk juga produk-produk nikotin, akan memunculkan pasar gelap yang tentunya akan menguntungkan berbagai organisasi kriminal.

Sebaiknya, nikotin diperlakukan sama dengan hal-hal lain seperti kafein, yang banyak digunakan oleh konsumen untuk rekreasi. Yang dibutuhkan adalah regulasi yang tepat, yang dapat meminimalisir dampak negatif dari zat-zat tersebut, dan bukan pelarangan total yang sangat kontra produktif.

Publicado originalmente aqui

Fumar está em alta pela primeira vez em uma geração. O lobby da saúde pública é o culpado

Por Yaël Ossowski

Muitas vezes, leva muito tempo para os influenciadores, defensores e proponentes das políticas de saúde admitirem a culpa. 

Quando se trata de tópicos como modismos alimentares, gorduras saturadas, pirâmides alimentares e consumo de açúcar, crenças de consenso de longa data e ações governamentais mais tarde se mostrou errôneo tiveram um impacto negativo duradouro.

Mas nada foi mais notório e prejudicial em nossa era atual do que a persistente pressão do lobby da saúde pública. negacionismo do valor de redução de danos dos produtos vaping de nicotina e outras alternativas aos cigarros.

Esse negacionismo veio de muitas formas: campanhas de informação pública demonizando dispositivos vaping, desinformação sobre doenças pulmonares causadas por cartuchos de cannabis contaminados, proibições, restrições e impostos em produtos de nicotina com sabor (especialmente aqueles sem tabaco), pedidos de autorização de mercado kafkianos tratado pelos reguladores de medicamentos, e uma cruzada sem fim para impedir que consumidores adultos tenham acesso a produtos que salvam vidas por causa de comportamento ilícito e arriscado por adolescentes.

Esses órgãos de saúde pública, grupos antifumo e jornalistas aliados, qualquer que seja sua intenção, tentaram convencer o público de que fumar não é apenas ruim e perigoso – uma admissão fácil – mas também que dispositivos alternativos de nicotina, como produtos vaping, bolsas de nicotina e tabaco aquecido são assim como ou ainda mais arriscado do que um maço de cigarros.

Essas conclusões são facilmente desmentidas pelo milhões de vapers apaixonados que há muito largaram os cigarros e pegaram tanques personalizados, vaporizadores e líquidos aromatizados que lhes dão uma sensação familiar de nicotina sem o alcatrão e os subprodutos combustíveis do tabaco.

David Butow para Rolling Stone

A missão de saúde pública para confundir a percepção popular de alternativas à nicotina, como vaping – mesmo que seja cientificamente comprovado 95% menos prejudicial do que os cigarros - está causando danos reais à saúde pública americana. E agora temos a prova.

Essa prova é encontrada no aumento das vendas de cigarros em todo o país e também em um estudo altamente concentrado sobre o tabagismo entre adolescentes em uma jurisdição onde o vaping de nicotina com sabor foi proibido.

De acordo com números de vendas coletados pela Comissão Federal de Comércio para seu Relatório sobre Cigarros de 2020, os americanos compraram mais cigarros em 2020 do que em mais de uma geração.

“O número total de cigarros vendidos pelos principais fabricantes, 203,7 bilhões de unidades em 2020, aumentou 0,8 bilhão de unidades (0,4%) em relação a 2019, o primeiro aumento de cigarros vendidos em vinte anos”, cita o relatório.

Americanos poderiam estar comprando mais cigarros por um multiplicidade de razões: bloqueios, estresse da pandemia e das respostas do governo à pandemia, perdas de empregos, escolas fechadas e muito mais. Ou talvez porque tenham sido informados repetidamente por fontes confiáveis de saúde pública e agências de notícias que o vaping, uma alternativa que milhões de consumidores adultos estão usando agora para parar de fumar, é igualmente perigoso.

Seja qual for a sua conclusão, o tendência que reduziu a porcentagem de fumantes nos EUA para 14% em 2019 (quando a última pesquisa nacional completa foi concluída) está parando. E isso deveria interessar a todos nós.

Vemos ecos anedóticos disso em um peça de estilo recente no New York Times, destacando o “retorno” dos cigarros entre a multidão burguesa hipster no Brooklyn, em Nova York. 

“Voltei para os cigarros porque pensei que seria mais saudável do que Juuling”, afirmou uma mulher. Parece que os lobbies da saúde pública fizeram seu trabalho.

No lado mais probatório, uma extensa artigo de maio de 2021 publicado no JAMA Pediatrics descobriu que após a proibição de vaping com sabor e produtos de tabaco, mais adolescentes começaram a fumar.

“A proibição da venda de produtos de tabaco aromatizado em São Francisco foi associada ao aumento do tabagismo entre os alunos menores do ensino médio em relação a outros distritos escolares”, conclui o jornal.

Como os defensores da redução de danos do tabaco reclamado por vários anos, as persistentes campanhas de saúde pública, ecoadas pelos meios de comunicação de manchetes, para demonizar e restringir o acesso ao vaping levaram a um aumento previsível nas taxas de tabagismo, tanto entre adultos quanto entre adolescentes.

Seja qual for a sua opinião sobre se dispositivos vaping, tabaco aquecido, snus ou bolsas de nicotina são a porta de entrada mais atraente e eficaz para se livrar do tabagismo, esse recente aumento no tabagismo demonstra danos reais quando lobbies de saúde politicamente carregados procurar extinguir alternativas de mercado. E devemos perguntar por que eles persistem.

A oposição desses grupos, juntamente com jornalistas afiliados e pesquisadores, para o surgimento de alternativas à nicotina podem ter menos a ver com questões quantitativas da ciência e da saúde e mais a ver com a forma como esses produtos foram criados e são entregues: por empreendedores que fornecem soluções no mercado.

Esses empreendedores são donos de lojas vape, fabricantes de líquidos vape, donos de postos de gasolina, empresas de tecnologia vaping, empresas de tabaco que se voltam para produtos alternativos e toda uma classe criativa de influenciadores vaping on e offline que estão tentando dar aos fumantes uma segunda chance em um vida longa. Estes são os verdadeiros heróis de redução de danos no século XXI.

O fato de os mercados espontâneos poderem oferecer soluções úteis e mais saudáveis por causa da demanda do consumidor, e não por editais, financiamentos e programas diretamente controlados por burocracias e agências de saúde pública, contraria grande parte da ideologia no espaço de controle do tabagismo. 

É o primeiro, portanto, que é o verdadeiro espírito inovador americano que ajudou a tornar este país tão próspero e competitivo, enquanto o último nos falhou repetidamente.

Se queremos recuperar uma verdadeira vitória da saúde pública e ajudar os fumantes a parar de fumar para lhes dar vida longa e frutífera, é hora de deixar de lado essa aversão às inovações do mercado. A saúde futura de nossa nação depende disso.

Yaël Ossowski é vice-diretora do Consumer Choice Center

6 razões pelas quais a nicotina não é sua inimiga

A festa natalina deste mês traz grandes novidades para a saúde pública. Em países que encorajaram e aceitaram políticas de redução de danos do tabaco, o número de fumantes caiu significativamente.

No Reino Unido, por exemplo, os níveis de tabagismo caíram 25% desde 2013 (quando os cigarros eletrônicos se tornaram populares). Nos últimos quatro anos no Japão, as vendas de cigarros caíram 34%, enquanto as vendas de alternativas de danos reduzidos, como tabaco não queimado, subiram para 30% em 2019.

Isso foi conseguido porque as pessoas que costumam procurar nicotina o fazem de forma inofensiva.

Mas, embora esses números sejam vitórias importantes para os consumidores, todo o exército de bodes expiatórios não científicos da nicotina prejudica seu sucesso. Essa abordagem tem consequências terríveis: menos pessoas mudam para alternativas menos prejudiciais, como vaping, bolsas de nicotina ou dispositivos de tabaco que aquecem sem queimar.

Nas Filipinas, categorias adicionais de redução de danos estão sendo legalizadas, mas ainda não conseguiram a ampla adoção necessária.

Leia o artigo completo aqui

Especialista em consumo cita 6 razões pelas quais a nicotina não é o inimigo

Neste mês de festividades natalinas, temos uma grande notícia no campo da saúde pública: em países que incentivaram e adotaram uma política de redução de malefícios do tabaco, o número de fumantes diminuiu significativamente.

No Reino Unido, por exemplo, os níveis de tabagismo aumentaram caído em 25% desde 2013 (época em que o vaping se tornou popular). Nos últimos quatro anos, no Japão, as vendas de cigarros caíram 34%, enquanto as vendas de alternativas de redução de danos, como calor sem queima saltou para 30% em 2019.

Isso foi conseguido porque quem costuma buscar a nicotina o faz de forma menos prejudicial.

No entanto, embora esses números sejam uma vitória significativa para os consumidores, toda uma legião de bodes expiatórios não científicos da nicotina mina esses sucessos. Essa abordagem tem consequências terríveis: menos pessoas mudam para alternativas menos prejudiciais, como vaping, bolsas de nicotina ou dispositivos de aquecimento sem queima.

Nas Filipinas, houve progresso na legalização de categorias adicionais de redução de danos, mas ainda não conseguimos alcançar a ampla adoção necessária.

Como tal, aqui estão seis razões pelas quais devemos parar de demonizar a nicotina.

Pessoas consomem nicotina, mas morrem por fumar

Não devemos encorajar as pessoas a começarem a usar nicotina. Mas as autoridades de saúde devem parar de impedir que os fumantes mudem para vaping e outras alternativas. De acordo com Serviço Nacional de Saúde Britânico, “Embora a nicotina seja uma substância viciante nos cigarros, ela é relativamente inofensiva em si mesma. Quase todos os danos causados pelo fumo vêm de milhares de outras substâncias químicas na fumaça do tabaco, muitas das quais são tóxicas.”

A nicotina em adesivos e gomas de mascar não é um problema, por isso não deve ser considerada um problema em vapes

O Royal College of Physicians do Reino Unido resumiu o papel do vaping como método de distribuição de nicotina da seguinte forma: “Os cigarros eletrônicos atendem a muitos dos critérios de um produto ideal para reduzir os danos causados pelo tabaco. Embora a liberação de nicotina dos cigarros eletrônicos dependa de vários fatores, […], eles podem conter uma dose elevada de nicotina, mas não possuem componentes nocivos da fumaça do tabaco […]”.

O vício em nicotina é complexo e as proibições não podem combatê-lo com eficácia

A nicotina causa a liberação de dopamina, que contribui para o vício do tabaco. Mas esta pode não ser a única razão pela qual tantas pessoas não conseguem parar de fumar. Se a nicotina fosse a única causa do vício do fumo, todo fumante que usa adesivos de nicotina deveria parar de fumar imediatamente. Mas sabemos que não é assim.

Um estudo publicado em 2015 na revista científica Drug and Alcohol Dependence descobriu que a dependência potencial da nicotina é muito baixa na ausência de fumaça de tabaco. Isso significa que a maioria dos vapers experimenta muito menos pressão de dependência do que os fumantes de tabaco.

A nicotina tem benefícios médicos

Pesquisas na década de 1960 mostraram que os fumantes tinham níveis mais baixos de doença de Parkinson, e recentes estudos estabeleceram a nicotina como causa. O resultado descobriu que “os homens que não fumavam, mas usavam snus (um tipo de tabaco sem fumaça) tinham um risco significativamente menor de doença de Parkinson”. Uma das razões para isso é o efeito cognitivo positivo da nicotina, que foi revelado em uma série de estudos.

Equívocos sobre a nicotina inibem o progresso

Infelizmente, as percepções do público sobre a nicotina são distorcidas. 57% dos entrevistados da pesquisa nos Estados Unidos concordaram com a afirmação de que “a nicotina nos cigarros é a substância que causa a maioria dos cânceres causados pelo fumo”, e até 80% dos médicos acreditam erroneamente que a nicotina causa câncer. Esses equívocos do público e dos especialistas têm consequências negativas, pois distorcem a percepção do vaping, que é 95% menos prejudicial do que fumar.

Um recente Reveja de 755 estudos de caso sobre os efeitos gerais do vaping concluíram que apenas 37 “atendem aos critérios exatos de qualidade científica”.

Proibição nunca funciona

A história nos mostra que as proibições não funcionam, e essa é uma das lições mais negligenciadas. A proibição do álcool nos Estados Unidos foi uma catástrofe completa, que levou ao aumento do consumo de álcool, consumo inseguro, cartéis em massa. O mesmo se aplica às recentes restrições relacionadas à pandemia de álcool e tabaco na África do Sul. A guerra global contra as drogas em todo o mundo, de muitas maneiras, falhou em alcançar o que pretendia ou até piorou o problema. Em muitos casos, levou a políticas contraproducentes. Portanto, é justo supor que a guerra contra a nicotina terá os mesmos resultados.

Visto que o tabagismo e as doenças decorrentes do tabagismo continuam sendo um dos desafios da humanidade, é fundamental enfrentá-los sem vieses ideológicos. A nicotina não é nossa inimiga e não podemos esquecer disso.

Publicado originalmente aqui

Pentingnya Meninjau Ulang Kebijakan Cukai Vape di Indonésia

Industri vape merupakan salah satu sektor industri yang berkembang cukup pesat di Indonésia. Dari tahun ke tahun, jumlah pengguna dan nilai industri vape di negara kita terus meningkat.

Pada tahun 2020 misalnya, jumlah pengguna rokok elektronik atau vape di Indonésia mencapai 2,2 juta pengguna. Angka yang sangat tinggi ini juga dibarengi dengan jumlah penjual vape yang mencapai 5000 penjual di seluruh Indonesia, berdasarkan dari Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) (liputan6.com, 22/7/2020).

Jumlah yang tinggi ini merupakan peningkatan yang pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 misalnya, tercatat jumlah pengguna vape atau rokok elektronik di Indonesia mencapai 1,2 juta orang (industri.kontan.co.id, 22/3/2019).

Industri vape yang meningkat ini tentu juga berpotensi besar akan membawa manfaat ekonomi bagi banyak orang, salah satunya adalah membuka semakin banyak lapangan kerja. Semakin berkembangnya industri ini, pembukaan lapangan kerja yang lebih banyak tentu akan sangat memberi manfaat bagi banyak orang.

Tetapi, tidak semua pihak menyambut positif fenomena ini. Tidak sedikit pula pihak-pihak yang memiliki sikap kekhawatiran dan juga pandangan yang sangat negatif melihat fenomena semakin meningkatnya pengguna vape na Indonésia, dan mengadvokasi berbagai kebijakan yang dianggap dapat menanggulangi fenomena tersebut.

Berbagai kebijakan ini ada berbagai macam bentuknya, mulai dari pelarangan total, sampai dengan berbagai kebijakan yang ditujukan para mengurangi insentif seseorang para menggunakan berbagai produk-produk rokok elektronik, salah satunya adalah menetapkan cukai untuk produkt-produk rokok elektronik. Kebijakan ini misalnya, sudah diterapkan di negara kita pada tahun 2018 lalu.

Pada tahun 2018 misalnya, Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menerapkan 57% cukai untuk produk-produk cairan vape. Hal ini dikarenakan para pengguna vape dianggap cenderung sebagai orang yang berpenghasilan menengah ke atas, dan juga kebijakan etrsebut diberlakukan sebagai upaya pengendalian konsumsi, salah staunya adalah mencegah anak-anak untuk mengkonsumsi produk-produk consumsi. Selain itu, kebijakan cukai tersebut juga merupakan pengejewantahan dari Undang-Undang No 39 tahun 2007 tentando Cukai (cnbcindonesia.com, 01/09/2018).

Kebijakan cukai vape ini bagi sebagian kalngan dianggap sebagai sesuatu yang wajar, sebagai salah satu upaya para menanggulangi dan mengendalikan penggunaan e konsumsi vape. Hal ini juga merupakan kebijakan yang sama diberlakukan ke berbagai produk-produk konsumsi lain yang dianggap memiliki dampak negatif bagi kesehatan, seperti rokok konvensional yang dibakar dan juga minuman beralkohol.

Meskipun demikian, masih terdapat masalah dari penerapan aturan cukai conciso untuk produk-produk rokok elektronik. Salah satunya adalah penerapan kebiajkan cukai yang tidak sama dan setara antara dua produk rokok elektronik, yakni rokok elektronik yang sistemnya terbuka dan juga tertutup.

Singkatnya, vape dengan sistem terbuka mengizinkan penggunanya para memilih pilihan liquid lebih banyak dan dari berbagai produk yang tersedia. Sementara itu, vape dengan sistem tertutup para pilihan rasanya cenderung lebih sedikit, dan pilihannya hanya tersedia para pilihan yang disediakan oleh produsen vape tersebut. Tetapi keuntungannya, tidak seperti vape dengan sistem terbuka lebih simple untuk digunakan dan tidak perlu dibersihkan secara lebih sering dengan dibandingkan vape yang menggunakan sistem terbuka (breazy.com, 15/1/2019).

Kembali ke pembahasan mengenai cukai, dalam penerapannya di Indonésia, terjadi pembedaan yang significa antara cukai yang diberlakukan para vape dengan sistem yang terbuka dan sistem yang tertutup. As informações são dadas por Aliansi Pengusaha Penghantar Nikotin Elektronik Indonesia (APPNINDO), dalam penerapannya, regular dalam bentuk cukai para produzir vape dengan sistem tertutup 11 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan vape yang menggunakan sistem terbuka (tribunnews.com, 16/9/2021).

Hal ini dikarenakan, cukai pada cairan vape dengan sistem terbuka dihitung mililitro cairan tersebut, sementara, vape dengan sistem tertutup menggunakan perhitungan berdasarkan per kontainer dari liquid vape tersebut. Akibatnya, dalam penerapannya, cukai vape dengan sistem kontainer yang tertutup ini menjadi sangat tinggi bila dibandingkan dengan vape dengan sistem yang terbuka (tribunnews.com, 16/9/2021).

Hal ini tentu merupakan sesuatu yang perlu dibenahi. Hal ini dikarenakan, berdasarkan keterangan dari APPNINDO, vape dengan sistem tertutup jauh lebih aman bagi konsumen dikarenakan konsumen hanya bisa menggunakan e-liquid atau cairan yang disediakan oleh produsen. Hal ini dapat mencegah kontaminasi dan pencampuran cairan vape dengan bahan-bahan lain yang sangat berbahaya, dan bisa menimbulkan penyakit berat hingga kehilangan nyawa (tribunnews.com, 16/9/2021).

Terlebih lagi, berdasarkan penelitian dari lembaga kesehatan publik Britania Raya, Public Health England (PHE), vape terbukti merupakan produk 95% lebih tidak prejudicial bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar (gov.uk, 19/8/2015). Hal ini tentu merupakan berita yang sangat positif, terutama bagi para perkok yang ingin menghentikan kebiasaannya.

Sebagai penutup, para itu, perlibatan para pelaku industri vape atau rokok elektronik dalam pembuatan kebijakan regulas produk ini oleh pemerintah dan pengambil kebijakan. adalah hal yang sangat penting. Jangan sampai, kebijakan yang tujuannya untuk melindungi masyarakat malah berbalik arah menjadi kebijakan yang tidak efisien yang justru akan merugikan konsumen, khususnya mereka yang ingin menghentikan kebiasaan merokoknya.

Publicado originalmente aqui

Nicotin gây nghiện nhưng không phải nguyên nhân gây ung thư

Các chuyên gia cho rằng đã ến lúc chấm dứt tấn COng vào nicotin mà thay vào đó cuộc chiến chống tác hại thuốc lá cần xá ịnhnhnnin lni li li cần xic ịnhnhninni lni li li cần xic ịnhnhninni li li li cần xic ịnhnhninnin li li li xnhnhnhnhninni li li li xnhnhnhnhninfin thuốc lá điếu.

Nghiện thuốc lá, không chỉ do nicotin

Năm 2011, một nghiên cứu trên chuột của Murphy và Maier đã gây bất ngờ cho giới khoa học, khi chứng minh rằng nicotin không phải là nguyên nhân gây ung thư như trước giờ mọi người vẫn lầm tưởng. Nghiên cứu cho thấy những chỉ số về đặc tính sinh ung thư ví dụ như số lượng u phổi ở những con chuột được sử dụng nicotin so với những con chuột trong nhóm còn lại không đem lại sự khác biệt có ý nghĩa thống kê.

Không ít người vẫn chưa biết nicotin cũng có trong cà chua, khoai tây, ớt đỏ, cà tím với hàm lượng rất nhỏ. Các nghiên cứu khoa học cho thấy nếu ăn 10 kg cà tím, lượng nicotin hấp thụ sẽ tương đương 1 điếu thuốc lá. Tuy nhiên do nicotin gắn liền với thuốc lá, nên phần lớn người ta vẫn “kết tội” nicotin là nguyên nhân gây ra các bệnh liên quan đến thuốc lá. Theo nghiên cứu của Viện Y tế và Chăm sóc Sức khoẻ Quốc gia Anh Quốc, các độc tố và chất gây ung thư trong khói thuốc lá mới là nguyên nhân chính gây ra bệnh tật và tử vong, không phải là do nicotin.

Leia o artigo completo aqui

Fim da guerra contra a nicotina

Reduzir o número de fumantes continua sendo uma prioridade de saúde pública para os governos de todo o mundo. No entanto, a guerra contra a nicotina impede mais progressos.

A má reputação da nicotina está atrapalhando o fornecimento aos fumantes de uma alternativa mais segura aos cigarros de tabaco tradicionais. Um novo papel, publicado pelo Consumer Choice Center, visa desmascarar os mitos associados à nicotina e fornecer mais clareza sobre o que a nicotina realmente é.

As taxas de tabagismo têm sido constantemente declinante mas não é graças às ferramentas aplicadas pelos governos, mas sim às alternativas inovadoras ao tabagismo, como cigarros eletrônicos, snus etc. Infelizmente, em vez de promover uma alternativa muito menos prejudicial e que dá às pessoas a chance de viver mais vidas mais longas, os funcionários públicos estão travando uma guerra contra a nicotina. Isso limita o acesso a essas alternativas que salvam vidas. 

Ao contrário da crença popular, os danos causados pelo fumo vêm de milhares de outras substâncias químicas na fumaça do tabaco, muitas das quais são tóxicas. E enquanto a nicotina é uma substância viciante, é relativamente inofensivo e não aumenta o risco de doenças graves (ataque cardíaco, derrame) ou mortalidade.

Ao contrário do vaping, as terapias convencionais de reposição de nicotina, como adesivos, sprays nasais e gomas, são endossadas por órgãos de saúde pública. Ir contra vape e snus só porque é uma forma diferente de consumir nicotina é inconsistente, para dizer o mínimo. Os NRTs funcionam para algumas pessoas, mas outros preferem vaping, e deve caber aos consumidores escolher sua ferramenta preferida de redução de danos. Em vez de limitar suas escolhas, devemos usar todas as ferramentas à nossa disposição para ajudar os fumantes a mudar.  

A nicotina foi demonizada por tanto tempo que os benefícios do consumo de nicotina para a saúde foram completamente ignorados. Pesquisas desde a década de 1960 demonstrou que os fumantes apresentam taxas mais baixas de doença de Parkinson e, recentemente, um estudar sugeriu que a razão para isso é a nicotina. Outro estudo sugere que a nicotina tem um efeito supressor do apetite e, portanto, atua como supressor de peso e pode ser usada para combater a obesidade Estudos também sugerem que a nicotina pode melhorar o exercício resistência e força. Isso explica por que muitos atletas profissionais usam nicotina para melhorar seu desempenho.

Percepções distorcidas sobre a nicotina impedem que mais fumantes mudem para formas menos prejudiciais de consumir nicotina. Muitos médicos acreditam erroneamente que a nicotina é a substância que causa câncer nos pacientes. Defensores da saúde pública e especialistas em saúde precisam ser educados sobre o assunto e encorajar os fumantes a mudar para alternativas, como vaping, que é 95% menos prejudicial do que os cigarros tradicionais.  

A proibição não funciona, como demonstrado pela era da proibição americana e vários outros exemplos. Em vez disso, empurra os consumidores para o mercado negro, onde o fornecimento de produtos de alta qualidade não é uma prioridade.

Produtos inovadores de nicotina têm o potencial de economizar milhões de vidas em todo o mundo, e não devemos permitir que equívocos atrapalhem a luta contra as doenças causadas pelo tabagismo.

Leia nosso novo artigo “Seis razões para parar a guerra à nicotina” para saber mais sobre o assunto

Novo jornal critica o estigma da nicotina

Hoje, o Consumer Choice Center e a World Vapers' Alliance publicaram um novo papel sobre a guerra contra a nicotina, argumentando que existem razões baseadas em evidências para acabar com isso na Europa e no mundo.

Vaping e outras alternativas, como bolsas de nicotina, foram reconhecidas como muito menos prejudiciais do que fumar e, no entanto, suas qualidades de salvamento são continuamente criticadas por vários motivos. O consumo de nicotina é um deles.

O documento do Consumer Choice Center examina seis razões principais pelas quais a guerra contra a nicotina é irracional, ineficaz e ignorante de um crescente corpo de evidências.

Seis razões principais pelas quais a guerra contra a nicotina deve terminar:

  1. As pessoas consomem nicotina, mas morrem de fumar  
  2. A nicotina em adesivos e gomas não é um problema - nem quando vaporizada nem em uma bolsa
  3. O vício é complexo e não se resolve com uma guerra à nicotina
  4. A nicotina torna algumas pessoas mais inteligentes, mais fortes e mais atraentes
  5. Equívocos sobre a nicotina estão impedindo o progresso da saúde pública 
  6. Proibição nunca funciona

A nicotina não é sua inimiga

Comentando as descobertas, Michael Landl, diretor da World Vapers' Alliance e coautor do artigo, disse: “O discurso anti-vaping está repleto de padrões duplos sobre a nicotina. Se quisermos ser consistentes com a nicotina, temos que tratar o vaping com a mesma abertura e encorajamento que a terapia de reposição de nicotina, como adesivos. Devido à inovação, o consumo de nicotina pode finalmente ser dissociado dos efeitos nocivos do tabagismo e, portanto, ajudar milhões de fumantes a melhorar sua saúde. E, no entanto, a nicotina é injustificadamente demonizada. Isso deve acabar.

Reduzir o número de fumantes e permitir que mudem rápida e eficientemente para uma alternativa menos prejudicial deve ser uma grande prioridade para governos e agências de saúde pública em todo o mundo. Para conseguir isso, o estigma em torno da nicotina deve acabar. 

“Nosso objetivo é usar nosso novo artigo como um informativo para desmascarar muitos mitos que cercam a proibição da nicotina. Os benefícios potenciais da nicotina devem ser explorados e esforços científicos imparciais devem ser garantidos”, disse Maria Chaplia, gerente de pesquisa do Consumer Choice Center.

Pesquisadores pedem fim da 'guerra à nicotina'

Uma nova trabalho de pesquisa tenta esclarecer a confusão em torno do consumo de nicotina e o papel que desempenha nas doenças causadas pelo tabagismo. O artigo, divulgado pelo Consumer Choice Center, descreve seis razões principais pelas quais a “guerra à nicotina é inútil” e deve terminar.

“Em vez de comemorar o declínio do número de fumantes e muito menos mortes, muitos governos, agências de saúde pública e ativistas antitabagismo estão em busca de novos inimigos”, escreveram os pesquisadores. “Eles decidiram usar a nicotina como bode expiatório e, como resultado, a luta contra o tabagismo gradualmente se transformou em uma luta contra a nicotina. Tal abordagem tem consequências terríveis: menos pessoas mudando para alternativas menos prejudiciais.”

Leia o artigo completo aqui

Role para cima
pt_BRPT