Día: 1 de marzo de 2024

Kisah Sukses Para Pelaku Usaha yang Memanfaatkan Hak Kekayaan Intelektual

Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan usaha, terlebih lagi industri kreatif. Melalui perlindungan hak kekayaan intelektual, maka para pelaku usaha bisa memanfaatkan hasil inovasi yang mereka miliki untuk mengembangkan usahanya sebesar-besarnya.

Adanya hak kekayaan intelectual memastikan setiap pelaku usaha memiliki hak eksklusif untuk memanfaatkan produk-produk yang mereka buat, dan mendapatkan perlindungan hukum bila terjadi pembajakan oleh pihak-pihak lain terhadap produk conciso. Dengan demikian, setiap pelaku usaha bisa bersaing satu sama lain untuk menghasilkan produk terbaik yang bisa dibeli dan dinikmati oleh para konsumen.

Tanpa adanya perlindungan hak kekayaan intelektual, tentu akan sangat sulit bagi para pelaku usaha untuk menjalankan usahanya. Produk-produk yang mereka buat dengan kerja keras akan dapat dengan mudah dibajak oleh pihak-pihal lain, dan dimanfaatkan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab.

Di Indonesia sendiri, terdapat berbagai permasalahan terkait dengan perlindungan hak kekayaan intelektual. Sudah menjadi rahasia umum bahwa misalnya, pembajakan merupakan sesuatu yang terjadi dan dilakukan secara sangat masif di Indonesia. Bila kita datang mengunjungi berbagai pusat perbelanjaan misalnya, kita bisa dengan mudah menemukan berbagai produk bajakan yang dijual secara bebas dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan barang yang asli.

Tidak hanya di toko fisik, di dunia maya pula kita bisa dengan sangat mudah menemukan berbagai produk bajakan yang dijual dengan sangat bebas. Bila kita berselancar ke berbagai toko dare misalnya, kita bisa dengan sangat cepat menemukan berbagai produk bajakan yang dijual bebas. Hal ini tentu akan merugikan para pelaku usaha yang telah mengeluarkan banyak waktu & modal untuk berkarya dan berinovasi.

Fenomena masih masifnya berbagai praktik pembajakan dan persoalan terkait dengan perlindungan hak kekayaan intelectual yang tidak sedikit tentunya bisa dilihat dari berbagai sisi. Di satu sisi misalnya, aspek penegakan hukum dari lembaga terkait merupakan hal yang sangat penting agar perlindungan hak kekayaan intelektual bisa dilakukan secara integral. Mereka yang melakukan tindakan pembajakan tentunya harus diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Di sisi lain, adanya keaktifan dari para pelaku usaha untuk mendaftarkan kekayaan intelektualnya kepada pemerintah merupakan sesuatu yang sangat krusial agar kekayaan intelectual mereka dapat terlindungi. Bila kekayaan intelectual dari inovasi yang dilakukan oleh para pelaku usaha conciso pero tidak didaftarkan, tentu akan mustahil kekayaan intelectual seperti hak cipta dan paten conciso dapat dilindungi oleh pemerintah dari praktik pembajakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Pada aspek keaktifan pendaftaran dari kekayaan intelektual, harus kita akui tidak sedikit yang masih bisa kita perbaiki. Saat ini misalnya, menurut Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham, saaat ini baru ada sekitar 11% dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang mendapat perlindungan kekayaan intelektual (sonora.id, 24/1/2024).

Padahal, terdapat potensi yang sangat besar dari sektor UMKM yang sangat banyak yang ada di negara kita. Dengan para pemilik usaha yang mendaftarkan kekayaan intelectual mereka, maka mereka bisa mendapat perlindungan atas karya yang mereka buat, dan bisa memanfaatkan karya tersebut untuk memperluas usaha yang mereka miliki.

Tidak sedikit berbagai kisah sukses dari pemilik usaha di Indonesia yang berhasil mengembangkan usaha mereka dengan memanfaatkan kekayaan intelectual yang mereka miliki. Salah satunya misalnya, usaha kreatif tahilalats yang bergerak di bidang industria animasi, merupakan salah satu usaha yang bisa berkembang pesat karena memanfaatkan kekayaan intelectual yang dimilikinya.

Karena mampu memanfaatkan kekayaan intelektual yang dimilikinya, tahilalats, atau yang dikenal juga dengan nama Mind Blowon, juga berhasil berkolaborasi dengan berbagai seniman internacional kelas dunia. Sin embargo, tahilalats juga berhasil melebarkan sayap usaha mereka ke usaha F&B ketika ada inversor yang bersedia menanamkan modal untuk membuat caf yang bertemakan animasi yang dibuat oleh usaha kreatif tersebut (goodnewsfromindonesia.id, 2/3/2023).

Tidak hanya dengan seniman, tahilalats, yang bermula dari industri kreatif animasi, juga berhasil membuat konten yang berkolaborasi dengan berbagai musisi kelas dunia, diantaranya adalah band Coldplay de Inggris, y dan grup BTS de Korea Selatan. Usaha animasi concisamente pero juga berhasil berkolaborasi dengan tokoh kartun terkenal asal Jepang yakni Crayon Sinchan (kemenparekraf.go.id, 3/14/2023).

Adanya kisah sukses pelaku industri kreatif yang bisa berkembang pesat karena memanfaatkan kekayaan intelectual yang mereka tentu merupakan hal yang sangat patut kita apresiasi dan disebarluaskan. Dengan adanya kampanye kisah-kisah sukses berbagai usaha kreatif yang berhasil memanfaatkan kekayaan intelectual mereka untuk mengembangkan usahanya, maka hal ini tentu berpotensi besar dapat menginspirasi berbagai pemilik usaha kreatif lain untuk mendaftarkan dan memanfaatkan kekayaan intelectual yang mereka miliki.

Sebagai penutup, Indonesia memiliki potensi kekayaan intelectual yang sangat besar, dan bisa memberi sumbangan yang tidak sedikit bagi perekonomian di negara kita. Akan tetapi, potensi besar concisamente pero akan sulit dimanfaatkan secara maksimal bila tidak ada pencatatan dan perlindungan yang memadai.

Para ello, kampanye dalam bentuk memperkenalkan dan menyebarkan kisah-kisah sukses pelaku industri kreatif yang berhasil mengembangkan usaha mereka melalui pemanfaataaan kekayaan intelektual adalah hal yang sangat penting. Dengan demikian, para pelaku usaha lain bisa mencontoh dan mendapatkan inspirasi, dan memiliki insentif yang besar untuk mencatatakan dan memanfaatkan kekayaan intelektual dari karya mereka secara maksimal.

Publicado originalmente aquí

La polarización política llega al sector agrícola

"No permitamos que nos parezcamos más a Estados Unidos". Este fue el mensaje del ministro de Agricultura alemán, Cem Özdemir, sobre las protestas de los agricultores que sacuden a Alemania desde hace meses. Los agricultores hablaron y se organizaron contra los aumentos de impuestos planificados sobre los vehículos agrícolas y el combustible diesel en medio de una crisis del costo de vida que ya está afectando la vida alemana.   

“Se trata de una brecha peligrosa que puede conducir a condiciones como las de Estados Unidos”, Özdemir dijo noticias alemanas. “La gente ya no se habla, ya no se creen y se acusan de todo el mal del mundo”. El objetivo debe ser “mantener al país unido en el centro”. 

Es una escapatoria conveniente para un miembro del gabinete alemán distraerse de los problemas con las políticas de su propio gobierno señalando con el dedo a la polarización política estadounidense. En realidad, ambas cuestiones no tienen nada en común y los agricultores alemanes tienen razón en estar molestos. 

Desde hace muchos años, la política alemana y de la UE ha reducido el conjunto de herramientas de productos químicos fitosanitarios que los agricultores pueden utilizar en sus campos para proteger los rendimientos. El gobierno se ha mostrado firme en cuanto a prohibir el herbicida glifosato en toda Europa, a pesar de la amplia evidencia de su seguridad. un hecho reconocido por los reguladores locales y de toda la UE. Ahora que los agricultores se mantienen a flote y sólo viven cómodamente en temporadas de cosecha superiores a la media, Alemania consideró oportuno llenar las arcas del tesoro con impuestos más altos sobre el diésel y los tractores. 

Cuando los agricultores comenzaron a protestar en las calles de Berlín, el gobierno y sus apologistas inicialmente se echaron la culpa. Los agricultores tenían "derecho", ya que habían tenido una buena cosecha en 2023, o no participaban lo suficiente en la transición medioambiental del país. Grupo de presión medioambiental, Greenpeace, argumentó que los agricultores deberían cambiar sus tractores diésel por otros eléctricos, olvidándose de mencionar que estos suelen costar el doble del precio de adquisición. Alemania también tiene uno de los precios de electricidad más altos de Europa.

Bajo la presión política de las protestas, Berlín finalmente cedió, abandonó los aumentos de impuestos a los tractores y prometió eliminar gradualmente las exenciones fiscales al diésel durante un período más largo. Sin embargo, los agricultores han prometido seguir protestando, ya que las eliminaciones eventualmente se superpondrán con años de malas cosechas y la quiebra seguirá para muchos agricultores que viven en la situación financiera. Esto ha puesto bajo tensión a una ya de por sí tediosa coalición de gobierno. 

80 por ciento de los alemanes que no tienen conexión con el sector agrícola expresan su apoyo a las protestas de los agricultores.

En cierto modo, el ministro Özdemir tiene razón. El entorno político en Alemania está muy polarizado. Pero a diferencia del hombre del saco estadounidense al que alude, la polarización es entre su coalición de gobierno y todos los demás. lo mismo es sucediendo actualmente en Francia, Polonia y Rumania, donde los agricultores protestan por los efectos de la regulación de la UE y los márgenes cada vez más reducidos de sus productos.

Durante más de diez años, los gobiernos consecutivos de Alemania y la UE han aplicado una devastadora agenda verde que ha llevado a altos precios del combustible, altos precios de la electricidad y altos precios del gas. Alemania se había hecho dependiente del gas ruso, luego eliminó gradualmente las plantas de energía nuclear en perfecto funcionamiento y luego decidió que todos los contribuyentes debían pagar aún más por el privilegio de tener uno de los costos de energía más altos del continente. Como resultado, los socialdemócratas y ambientalistas se han vuelto impopulares y corren el riesgo de ser derrotados en las urnas.

Los líderes europeos pueden abordar este problema de dos maneras: o reconocen que el sector agrícola está excesivamente regulado y le ofrecen un camino para poner fin a la dependencia de los subsidios, entienden que la seguridad energética y la reducción de las emisiones que provocan el calentamiento global requieren el uso de energía nuclear, y proporcionan la base para una nación industrial exitosa, o simplemente descartar a todos los que no estén de acuerdo con ellos ¿Como extremistas de extrema derecha?

¿Qué camino elegirán?

Publicado originalmente aquí

Los mejores teléfonos inteligentes para que los adolescentes se mantengan conectados y protegidos

Cuando republicanos y demócratas se reúnen en torno a algo en Washington, DC, tengan la seguridad de que se trata de una expansión de su poder a expensas del suyo. La Ley de seguridad infantil en línea, patrocinada por el senador Richard Blumenthal (demócrata por Connecticut) y Marsha Blackburn (republicana por Tennessee), ahora cuenta con 62 copatrocinadores del Senado, por lo que es muy probable que se apruebe en las próximas semanas.

KOSA y leyes similares de verificación de edad que se aplican en todo el país exigen que las plataformas recopilen información personal, como una licencia de conducir, un número de Seguro Social o un certificado de nacimiento, para verificar la edad del usuario. En el caso de menores, el consentimiento de los padres implica compartir información confidencial para su custodia por parte de las grandes empresas tecnológicas.

Leer el texto completo aquí

Debido a que las visas basadas en empleo no se utilizan, los centros de atención médica siguen teniendo escasez de trabajadores

La inmigración es un tema que genera una variedad de opiniones fuertes. Pero lo que no debería ser controvertido ni estar sujeto a mucho desacuerdo es un tema relacionado con la inmigración que involucra la escasez de trabajadores de atención médica calificados en los EE. UU.

No hay duda de que Estados Unidos podría beneficiarse de contar con más trabajadores de la salud. La próxima generación de estudiantes que se gradúen con títulos relacionados con la atención médica y entren a la fuerza laboral ayudarán a mejorar la situación, pero esa es más bien una solución a largo plazo.

Una posibilidad a más corto plazo es aprovechar la reserva global de trabajadores calificados de otros países.

El quid de la cuestión radica en los límites y cuotas impuestos a las visas basadas en empleo para trabajadores calificados internacionales. Estas cuotas de visas han experimentado ajustes mínimos para adaptarse a la economía moderna, cuyo tamaño se ha más que triplicado desde que se crearon las cuotas en 1990. El límite anual de visas es

Pero incluso si uno cree que el límite anual de visas sigue siendo adecuado (140.000 por año), los obstáculos burocráticos exacerban el déficit laboral.

Leer el texto completo aquí

Reducir los residuos plásticos con incentivos fiscales para la I+D privada, dice una ONG

Un grupo de consumidores ha sugerido incentivos fiscales para empresas y consumidores como parte de los esfuerzos para reducir los residuos plásticos, especialmente aquellos destinados a la investigación y el desarrollo (I+D) en el sector privado.

Tarmizi Anuwar, representante malayo del Consumer Choice Centre con sede en Washington, dijo que el énfasis en la I+D del sector privado podría conducir a la producción de alternativas sostenibles más baratas.

“Los incentivos no significan necesariamente subvenciones. Si una empresa o el sector privado invierte en I+D, el gobierno debería concederles exenciones fiscales o al menos reducirles los impuestos”, dijo a FMT.

Tarmizi dijo que estas medidas deberían complementarse con barreras comerciales reducidas para la importación de alternativas, así como una reducción de la burocracia, agilizando los procesos de patentes para productos sostenibles.

Leer el texto completo aquí

La Ley de seguridad infantil en línea puede ser una amenaza a la privacidad

La Ley de Seguridad Infantil en Línea, reintroducida recientemente por un grupo de senadores bipartidistas de Estados Unidos, está siendo criticada como una posible puerta de entrada a la censura digital en lugar de una protección genuina para los menores en línea.

Yaël Ossowski, subdirectora del Consumer Choice Center, un grupo de defensa del consumidor con sede en Washington, DC, sostiene que el proyecto de ley plantea preocupaciones constitucionales y podría otorgar poderes excesivos para regular las plataformas digitales. Ossowski sugiere que, en lugar de mejorar la seguridad en línea, dicha legislación podría comprometer las experiencias de los usuarios y poner en peligro la seguridad de los datos personales.

El Consumer Choice Center sostiene que la promulgación de este proyecto de ley significaría un cambio hacia el control gubernamental sobre el acceso de los niños a Internet, disminuyendo la autoridad de los padres. Ossowski enfatiza que la protección de los niños en línea debe comenzar en casa, con la orientación de los padres, en lugar de depender de la intervención del gobierno para dictar sus actividades en línea.

Leer el texto completo aquí

Los textos de la 'burbuja verde' no son un problema que la FCC deba resolver  

Cuando los usuarios de iPhone ven aparecer una burbuja verde en sus mensajes de texto, tiene una forma de embotar la experiencia. Las reacciones emoji, las videollamadas Facetime o incluso las imágenes de alta calidad a través de WiFi se interrumpen inmediatamente una vez que un usuario de Android con una burbuja verde se desliza en un hilo de grupo. 

Esta es la realidad del protocolo iMessage de Apple, la aplicación de mensajería predeterminada para sus usuarios. Estos consumidores disfrutan de cifrado de extremo a extremo, intercambio de imágenes de alta calidad y una gama completa de emojis y reacciones a mensajes, todo en ordenadas burbujas de chat azules. Sin embargo, los usuarios de Android que envían mensajes de texto a iPhone, transmiten sus mensajes a través del protocolo SMS limitado sin ninguna de esas características, lo que genera las burbujas verdes que puede ver en sus chats. 

En lugar de utilizar aplicaciones de mensajería cifradas similares como WhatsApp, Signal o Telegram, que siguen siendo más populares en el extranjero, más de 125 millones de estadounidenses están conectados al ecosistema del iPhone. No es de extrañar, entonces, que exista presión social para los usuarios que no son de Apple, especialmente los adolescentes, que prefieren iMessage a sus competidores. 

Para resolver esto, desarrolladores innovadores han creado aplicaciones de Android para sortear las estrictas normas de Apple. "jardín amurallado." Algunas aplicaciones ofrecen servidores de retransmisión de terceros ejecutándose en computadoras Mac, lo que permite a los usuarios de Android comunicarse en iMessage mientras rompe el cifrado patentado de Apple. 

La empresa Beeper encontró una manera de Ingeniería inversa El protocolo de iMessage sin retransmisiones, que ofrece a los usuarios de Android una conexión directa con los servidores de Apple y todos los iPhone. La aplicación rápidamente se hizo popular en dispositivos Android, pero Apple pronto se dio cuenta. 

En diciembre, Beeper Anunciado abandonaría su servicio después de que Apple realizara cambios de protocolo que bloquearon la solución alternativa de la aplicación. Es un ciclo típico para una startup innovadora que busca revolucionar una industria. 

Pero luego vinieron los políticos.  

Esa misma semana, un grupo bipartidista de senadores y congresistas, incluidos los senadores enemigos de las grandes tecnologías, Mike Lee de Utah y Amy Klobuchar de Minnesota, envió una carta al Departamento de Justicia exigiendo una investigación antimonopolio contra Apple. Su carta afirmaba que el bloqueo de facto de Apple a la solución alternativa de Beeper "daña la competencia" y "elimina opciones para los consumidores".  

El lunes, el presidente de la FCC, Brendan Carr llamó a su agencia para investigar el iMessage de Apple basándose en parte 14 de las normas de la comisión en materia de accesibilidad, usabilidad y compatibilidad. Carr afirma que la experiencia de iMessage perjudica a los consumidores con discapacidades que tal vez no puedan leer las burbujas verdes de "bajo contraste" que provienen de los usuarios de Android. 

Agreguemos eso a la creciente lista de quejas que Washington presenta contra las empresas tecnológicas estadounidenses. 

¿Es esta realmente una situación que justifica la intervención del regulador de telecomunicaciones del país y de los halcones antimonopolio en el Congreso?  

Hay soluciones de mercado significativas disponibles para los consumidores. Si bien Apple defiende su protocolo iMessage, la compañía también se ha comprometido a mejorar la forma en que su tecnología interactúa con dispositivos que no son de Apple. 

Este mes, Apple Anunciado pronto actualizará sus mensajes SMS y MMS a lo que se conoce como protocolo RCS (Rich Communications Services), permitiendo más características y funcionalidades multimedia con otros dispositivos que se acercarían mucho a la experiencia de iMessage. 

Sin embargo, es poco probable que esto silencie a los críticos de Apple, porque se trata de mucho más que burbujas de chat azules y verdes. 

número creciente de los funcionarios públicos y encargados de hacer cumplir la ley abogan por prohibir por completo el cifrado de mensajes, que iMessage utiliza de forma predeterminada. El FBI ya luchó contra Apple numerosas veces sobre su protocolo de cifrado y rutinariamente intenta descifrarlo. 

Lo mismo ocurre con las empresas rivales que dependen de la App Store de Apple para entregar sus productos a los usuarios de Apple. 

En 2020, el fabricante de videojuegos Epic Games demandado Apple y obtuvo una victoria parcial, clasificando la gestión de Apple de su App Store como “anticompetitiva”. En 2023, Damus, una aplicación de iPhone para el protocolo de mensajería descentralizada conocido como Nostr, reveló Apple amenazaba con eliminar su aplicación de la lista si permitía a los usuarios realizar Pagos con Bitcoins para contenido en lugar de Apple Pay. 

Al mismo tiempo, el Departamento de Justicia está probable que emita una amplia demanda antimonopolio contra la empresa, con el objetivo de romper las integraciones de hardware y software que Apple ha hecho tan centrales para su ecosistema de productos. Apple está librando una guerra en múltiples frentes y no todos los nuevos conflictos se inician de buena fe. 

Los competidores de Apple y el gobierno federal parecen estar a la par en romper toda la experiencia del usuario de Apple.  

Apple afirma que su enfoque de “jardín amurallado” existe para agregar simplicidad y seguridad a sus usuarios, y supongo que la mayoría de los consumidores con iPhone estarían de acuerdo. Apple creó este jardín y los consumidores acuden en masa a él porque encuentran valor en él. Es lógico que para los desarrolladores externos y los competidores de Apple, el jardín amurallado sea una espina clavada. 

Estos son problemas reales que impactan a los consumidores y merecen ser abordados. Sin embargo, debemos hacer distinciones entre problemas que son meros conflictos entre empresas rivales que compiten por los consumidores y aquellos que requieren la intervención del gobierno en nombre de los consumidores.  

Los costos de cambio y las compensaciones para los usuarios estadounidenses de iPhone no valen la pena para la mayoría. Y eso es algo que nada podrá ni deberá remediarse mediante decreto de agencia o legislación. La FCC simplemente estaría manifestando una solución en busca de un problema en lo que respecta a las burbujas de chat. 

Si Estados Unidos quiere seguir siendo competitivo a escala global, necesitamos que nuestras agencias reguladoras se concentren en convocar pelotas y strikes para garantizar la equidad y la competitividad, no en dictar el protocolo de chat entre los usuarios de Android y Apple. 

Abrir la caja de Pandora de la intromisión del gobierno en una tecnología de nicho, ya sea en su suministro de noticias o en su aplicación de chat, sería un paso demasiado lejos. Sería mucho más problemático de lo que vale. 

Publicado originalmente aquí

Vuelve al comienzo
es_ESES

Síganos

WASHINGTON

712 H St NE PMB 94982
Washington, DC 20002

BRUSELAS

Rond Point Schuman 6, Box 5 Bruselas, 1040, Bélgica

LONDRES

Casa de la Cruz Dorada, 8 Duncannon Street
Londres, WC2N 4JF, Reino Unido

Kuala Lumpur

Block D, Platinum Sentral, Jalan Stesen Sentral 2, Level 3 - 5 Kuala Lumpur, 50470, Malasia

OTTAWA

718-170 Laurier Ave W Ottawa, ON K1P 5V5

© COPYRIGHT 2025, CENTRO DE ELECCIÓN DEL CONSUMIDOR

También del Centro de Elección del Consumidor: ConsumerChamps.EU | ComercioLibre4us.org