fbpx

Mes: pmñ2022 f35222022-09-19T12:35:22+00:00pmlunes

Vape dan RPP No. 109 Tahun 2012

Industri vape saat ini merupakan salah satu industri yang semakin berkembang di berbagai negara di dunia, termasuk juga di Indonesia. Kita, khususnya yang tinggal di daerah urban dan perkotaan, pasti bisa dengan mudah menemukan berbagai orang yang menjadi pengguna vape dan rokok elektrik, dan juga berbagai toko yang menjual berbagai produk-produk tersebut.

Tidak bisa dipungkiri, sebagai salah satu dampak yang tidak terelakkan dari perkambangan industri vape yang pesat ini di Indonesia, timbul berbagai pro dan kontra terhadap fenomena tersebut. 

Di satu sisi, ada pihak yang menentang dan beranggapan bahwa fenomena semakin meningkatnya industri vape sebagai sesuatu yang sangat negatif.

Bagi sebagian pihak, vape atau rokok elektrik merupakan sesuatu yang sangat berbahaya bagi kesehatan, sama seperti atau bahkan lebih berbahaya, dengan rokok konvensional yang dibakar. 

Untuk itu, fenomena semakin meningkatnya industri vape dan juga meningkatnya para konsumen rokok elektrik merupakan sesuatu yang sangat berbahaya bagi kesehatan publik, dan harus dapat segera diatasi.

Mereka yang memiliki pandangan seperti ini umumnya akan mengadvokasi berbagai kebijakan yang ditujukan untuk melarang, atau setidaknya membatasi melalui regulasi yang sangat ketat, peredaran dari berbagai produk-produk rokok elektrik. 

Hal ini dapat berupa berbagai kebijakan, seperti pembatasan peredaran, mengenakan pajak dan cukai yang tinggi, hingga berbagai kebijakan lainnya.

Di Indonesia sendiri, tidak sedikit pihak-pihak yang memiliki pandangan tersebut dalam melihat fenomena semakin meningkatnya jumlah pengguna vape. 

Mereka melihat fenomena semakin meningkatnya para pengguna vape, yang banyak didominasi oleh kalangan muda yang tinggal di perkotaan, Untuk itu, diperlukan berbagai aturan yang ditujukan untuk membatasi masyarakat untuk bisa mendapatkan dan mengkonsumsi produk-produk rokok elektronik.

Beberapa waktu lalu misalnya, peemerintah melakukan revisi terhadap Peraturan Pemerintah No. 109 tahun 2012, yang merupakan perturan yang meregilasi produk-produk tembakau yang dijual kepada masyarakat, salah satunya adalah rokok. 

Dalam revisi tersebut, dicantumkan juga produk-produk yang termasuk dalam Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL), di mana mencakup juga produk-produk rokok elektrik.

Salah satu punto yang tercantum di dalam peraturan tersebut adalah, setiap produsen produk-produk tembakau, termasuk juga HTPL seperti rokok elektrik, harus mencantumkan bahwa produk tersebut “mengandung lebih dari 7000 zat kimia berbahaya serta lebih dari 69 zat penyebab kanker”. 

Adanya point ini tentu merupakn sesuatu yang tepat untuk menggambarkan produk rokok konvensional yang dibakar, nemun tidak relevan untuk mendeskripsikan kandungan yang terdapat dalam produk-produk rokok elektrik (ekonomi.bisnis.com, 28/7/2022).

Sudah menjadi rahasia umum bahwa rokok konvensional yang dibakar merupakan produk yang sangat berbahaya untuk dikonsumsi, dan bisa meneyababkan penggunanya untuk terkena berbagai penyakit kronis, seperti kanker dan serangan jantung. Hal ini dikarenakan terdapat ribuan zat kimia berbahaya yang terkandung di dalam rokok konvensional yang dibakar.

Dengan demikian, regulasi untuk mencantumkan dampak bahaya kandungan yang terkandung dalam produk rokok konvensional merupakan sesuatu yang tepat. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menanggulangi dampak bahaya rokok terhadap kesehatan publik melalui pengurangan jumlah perokok yang ada di Indonesia.

Tidak bisa dipungkiri bahwa, kebijakan regulasi ini merupakan kebijakan yang memiliki tujuan awal yang baik. Rokok konvensional yang dibakar merupakan salah satu musuh terbesar kesehatan publik, yang telah menimbulkan berbagai penyakit kronis terhadap jutaan orang di seluruh dunia, termasuk juga Indonesia.

Namun, kebijakan yang didasari oleh tujuan yang baik tidak berarti menjadi kebijakan tepat dan akan menghasilkan dampak yang positif. Kebijakan regulasi yang mengharuskan produk-produk HTPL seperti rokok elektrik untuk mencantumkan kandungan 7.000 zat kimia berbahaya seperti rokok konvensional yang dibakar adalah sesuatu yang keliru.

Vape atau rokok elektrik misalnya, merupakan produk yang jauh lebih tidak berbahaya bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar. 

Pada tahun 2015 lalu misalnya, lembaga kesehatan publik asal Inggris, Public Health England, menerbitkan laporan mereka yang menyatakan bahwa rokok elektrik 95% lebih tidak berbahaya bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar (gov.uk, 19/8/2015).

Hal ini dikarenakan, vape atau rokok elektrik memiliki kandungan yang berbeda dengan rokok konvensional yang dibakar. Dua bahan utama yang terkandung di dalam cairan rokok elektrik adalah apa yang disebut dengan propilenglicol (PG) dan glicerina vegetal (VG), yang berfungsi sebagai penambah rasa dan pembuat uap. 

Kedua bahan tersebut juga merupakan bahan yang umum digunakan sebagai perasa kue dan makanan lainnya, dan telah dinyatakan aman oleh lembaga regulasi makanan dan obat-obatan Amerika Serikat, Administración de Alimentos y Medicamentos (fda.gov, 24/10/2019).

Di berbagai negara, seperti di Britania Raya, vape atau rokok elektrik justru digunakan sebagai alat yang dapat membantu para perokok untuk menghentikan kebiasaannya yang berbahaya. 

Pemanfaatan vape atau roko elektrik sebagai alat yang dapat membantu seseorang berhenti merokok tentu merupakan hal yang sangat penting, terlebih lagi mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah populasi perokok aktif tertinggi di dunia.

Dengan demikian, aturan regulasi yang mewajibkan seluruh produk hasil olahan tembakau, salah satunya vape atau rokok elektrik, untuk mencantumkan kandungan 7.000 zat kimia berbahaya adalah sesuatu yang tidak tepat. 

Dengan demikian, konsumen akan berpikir bahwa rokok elektrik sama bahayanya dengan rokok, dan bisa mengurangi insentif para perokok untuk mengganti kebiasaan mereka yang sangat berbahaya ke produk yang jauh lebih aman.

Sebagai penutup, rokok merupakan produk yang sangat berbahaya bagi kesehatan publik. Untuk itu, dibutuhkan berbagai kebijakan yang ditujukan untuk memberi disinsentif bagi seseorang untuk mengkonsumsi produk tersebut, salah satunya yang paling penting adalah memberikan produk alternatif lain yang jauh lebih aman.

Publicado originalmente aquí

PROHIBICIÓN 2.0

Una iniciativa europea propone la fin de los productos a base de nicotina, con una restricción definitiva para ceux nés depuis 2010. Autant de clients potentiels pour les futurs contrebandiers…  

Una nueva iniciativa ciudadana europea, lanzada por una organización española pero no lucrativa, exige la interdicción de la venta de tabaco y los productos a base de nicotina aux personnes nées après 2010. Si la petición recupera un nombre suficiente de firmas en el año 2010 UE, elle devra être examinée par la Commission européenne.

Cette proposition est frappante à plus d'un titre. Los objetivos fournis par le militant espagnol NoFumadores sont plutôt court et ne permettent pas d'établir si les règles qu'il proponen seraient efficaces:

« La pandémie de tabagisme est la première cause de décès évitable. Les mégots sur les plages causent des dommages environnementaux à l'océan et à sa faune, dans les forêts ils provoquent des incendies et contaminent le sol et l'eau. 

Pour éviter aux nouvelles générations de tomber dans le tabagisme, en plus d'agir avec force contre les dangers environnementaux causés par les mégots et de lutter contre le tabagisme, il est nécessaire de : promouvoir la première génération européenne sans tabac d'ici 2028, en mettant fin à la vente de tabac et de produits à base de nicotine aux citoyens nés depuis 2010. »

En fait, il n'existe guere de modus operandi d'un point de vue politique aussi brutalement simpliste que la prohibition, tant dans sa motivation que dans son exécution. On pourrait penser qu'après des décennies de tentatives ratées pour restreindre la vente et l'utilisation du cannabis, les décideurs politiques et les militants comprendraient enfin que ces interdictions non seulement ne fonctionnent pas, mais sont même contre-productives.

L'ère des criminels

L'ère de la prohibition aux Etats-Unis est surtout remarquable par sa capacité à créer Certains des plus grands réseaux criminels de l'histoire de l'humanité. La contrefaçon et la contrebande d'alcool ont enrichi des criminels bien connus comme Al Capone, John Dillinger, Baby Face Nelson ou encore Bonnie et Clyde, qui, malgré leur réhabilitation cinématographique, ont été responsables du meurtre et de l'extorsion de milliers d 'inocentes.

L'Espagne elle-même a connu une ère de prohibition sous le gouvernement fasciste de Franco. Le dictateur lui-même, qui était un abstinent qui considérait que le vin n'était utile qu'à des fins sacramentelles, a introduit des contrôles stricts sur l'alcool, les drogues et les fêtes – tous considérés comme susceptibles de perturber l' harmonie religieuse et familiale de la nouvelle Espagne nationaliste.

Ce n'est que depuis les années 1970 que l'Espagne a retrouvé son goût pour les vicios, sans se soucier de savoir s'ils sont conforms à une vision conservatrice de la façon dont ils devraient vivre leur vie.

Dans l'Europe d'aujourd'hui, alors que les gouvernements tentent de rendre le prix du tabac et des produits à base de nicotine prohibitif, le marché noir est florissant. Pas plus tard que aleta août, una acción conjunta de la policía federal de Bélgica, el servicio de control de los guardias fronterizos de polonia y la oficina de policía criminal lituana a permiso de descubrimiento de dos cadenas entières de fabricación de cigarrillos destinados a producir diversos marques continuos, para un valeur marchande de más 73 M€. Selon Europol, 274 millones de cigarrillos, 88 toneladas de tabaco coupé, 65 toneladas de tabaco para pipa con agua y 40 toneladas de tabaco brut ont été saisis.

De nouveaux clients pour les contrebandiers

En mai, les douanes françaises avaient déjà saisi 40 toneladas de cigarrillos de contrefaçon. Tandis que, début août, les autorités belges sin arresto 45 personas y saisi 28 millones de cigarrillos. En 2021, toutes les autorités européennes réunies ont saisi 430 millones de cigarrillos ilegales.

Alors que les douanes cherchent des aiguilles dans des bottes de foin, essayant de traquer les contrebandiers, elles luttent contre un marché noir qui fournit des produits du tabac à ceux qui trouvent que fumer est tout simplement trop cher. Quiconque s'est rendu à la gare du Nord, à Paris, a pu constater la myriade de revendeurs qui ne vendent pas de drogues dures, mais qui sont ables de vous fournir des paquets de cigarettes, pour une fraction du prix que vous payeriez chez un marchand de journaux.

Sin embargo, une interdiction générationnelle créerait une interdiction stricte basée sur l'âge du consommateur, sans tenir compte de son pouvoir d'achat, et donc beaucoup plus de clients potentiels pour les gangsters inconnus du commerce ilegal de cigarrillos.

Tout cela soulève la question siguiente : parmi ceux qui ont étudié la question, qui lookingerait les leçons de la prohibition et tenterait de la répéter ? Les législateurs peuvent interdire un produit, mais ils ne peuvent pas interdire la demande – et là où il ya une demande, l'offre suivra rapidement.

Cela ne veut pas dire que les effets du tabagisme sur la santé ne sont pas réels ; ils le sont. C'est pourquoi il est d'autant plus lamentable que la pétition mette sur le même plan les produits à base de nicotine tels que les cigarettes electroniques ou et les cigarettes classiques.

Il est prouvé que les produits de vapotage sont beaucoup plus sûrs que les cigarettes et service d'outil de sevrage tabagique. Si les gommes ou les patches à la nicotine aident ciertos fumeurs à arrêter, c'est le vapotage qui permet aux fumeurs actuels de se défaire de cette habitude. Ces choix doivent rester à leur disposition.

Publicado originalmente aquí

Por qué la interferencia política en Big Tech sigue siendo un gran error

poco sentido común y un poco de contexto histórico hacen que sea relativamente fácil ver que las preocupaciones de poder de monopolio para Big Tech están fuera de proporción, ya que los titulares de internet no duran para siempre e incluso los más grandes líderes de la industria pueden ser derrotado en su propio juego. Tomemos por ejemplo El objetivo de AOL, que a pesar de tener inmenso poder de mercadono podía mantener su posición dominante indefinidamente, y lo mismo ocurre con otros dentro del sector tecnológico.

Los miembros de la Generación X recuerdan cuando Facebook reemplazó a Friendster y Myspace, al igual que las audiencias más jóvenes ahora reemplazaron a Facebook con TikTok y Snapchat. Y mientras TikTok está cosechando bastante atención de los medios, Twitch y Discord están listos para ser los siguientes como plataformas preferidas

Con base en estos ejemplos, el lanzamiento de propuestas en el Congreso sobre quien puede o no twittear parece contrario a la intuición, especialmente porque Twitter clasifica bastante bajo en usuariosde todos modos. 

Yael Ossowski, subdirector del Consumer Choice Center, nota que “Si el Congreso logra cambiar las leyes antimonopolio para frenar el poder tecnológico, no beneficiará al usuario y consumidor típico en línea. Más bien, cumpliría con los objetivos políticos de una coalición que busca reducir mucho más que las fusiones y adquisiciones: ciertos discursos políticos, movimientos que consideran hostiles y productos a los que preferirían que los consumidores no tuvieran acceso”. De hecho, que el gobierno determine quién puede publicar o qué se puede publicar es un asunto más preocupante que el de una organización privada.

Dado que la supervisión del gobierno tiende a aumentar con el tiempo y que las regulaciones rara vez se derogan una vez que están vigentes, la competencia sirve a un medio mejor que la interferencia del gobierno para reducir el mal comportamiento de Big Tech. Incluso lo mejor de lo mejor en el ámbito empresarial ir por el camino a su debido tiempo, por lo que pide una acción antimonopolio contra Big Tech debe ser aplastado y reclamos por moderación de contenido también debe ser puesto a descansar, a pesar de la detestable eliminación de cuentas y publicaciones por motivos políticos.

Se debe permitir que el mercado haga lo que mejor sabe hacer, tal como lo expresan Joseph Schumpeter y los que abogan por su postura – incentivar la competencia a través de los intereses de los consumidores y promover la destrucción creativa a través de procesos innovadores. 

La interferencia del gobierno solo generar mayores formas de tecnocracia, lo que hace que cualquier emprendedor en este ámbito dedique una mayor cantidad de tiempo y dinero a navegar asuntos legales en lugar de aprender cómo servir mejor a los usuarios. y la cantidad de dinerales Big Tech está gastando actualmente en tarifas de cabildeo sin duda podría destinarse a un uso mejor y más productivo.

Aunque los políticos anuncian que las leyes antimonopolio son un medio para mitigar el abuso del poder de mercado, la verdad es todo lo contrario. Antimonopolio resulta en estipulaciones del estado de niñera que inhiben la competencia de nuevas entradas y aumenta las oportunidades de captura regulatoria – que, dado el Congreso entendimiento limitado del espacio tecnológico, es muy probable que se llame a lo mejor de lo mejor en la industria para asesorar y consultar sobre las reglas que se están elaborando.  

Las secuelas de las leyes antimonopolio siempre han sido anti-productor, anti-consumidor y anti-progreso. ayn rand acertadamente afirmó que, "Las leyes antimonopolio, un lío de contradicciones inaplicable, inaplicable e injustificable, han mantenido durante décadas a los empresarios estadounidenses bajo un reinado de terror silencioso y creciente". y de acuerdo a un estudio para el Competitive Enterprise Institute, “La aplicación agresiva de las normas antimonopolio puede crear una incertidumbre económica considerable, lo que puede tener un efecto paralizador en la inversión a largo plazo y la innovación tanto en productos como en prácticas comerciales que benefician a los consumidores”. 

Es importante recordar que un monopolio en su sentido más verdadero no está ocurriendo siempre que esté presente el potencial para que suceda una alternativa. Y mientras algunos se quejan de cómo algunos en Big Tech están tomando las decisiones privilegios de publicación, o cómo la creación de plataformas competidoras se ha visto obstaculizada por restricciones de ciertos sitios de alojamiento, comoAmazon bloquea a Parler, el panorama de las redes sociales está cambiando. Es posible que los nuevos participantes y las opciones no hayan surgido tan rápido como nos gustaría, pero las alternativas son ganando terreno.

También se debe tener en cuenta que incluso cuando hay opciones limitadas en una economía de mercado, esto no siempre significa que algo anda mal, de hecho, puede significar que algo es correcto. Los consumidores son criaturas de habito, por lo que si se proporciona valor y las personas están satisfechas, es posible que otras opciones simplemente no sean necesarias ni deseadas. Y durante la mayor parte de la historia de las redes sociales, este fue el caso. Poder interactuar en línea sin costo ha sido y sigue siendo un gran beneficio para muchos. 

La elección limitada también puede ocurrir cuando los consumidores consisten en una pequeña o mercado cautivo - Milton Friedman señalado cómo sería ineficiente tener más de un productor de encuestas telefónicas en cada localidad. Afortunadamente, a diferencia del ejemplo de Friedman, la World Wide Web es una red ilimitada. plaza de la ciudad y también lo es nuestro potencial para contactos y consultas; por lo tanto, una plataforma nunca será suficiente. De hecho, según el Global Web Index, la Generación Z y los Millennials tienen, en promedio, 8.4 cuentas de redes sociales y se sabe que gravitan hacia otros sitios cada vez que surge algo mejor. 

Corrientemente, plataformas basadas en imágenes están demostrando ser favorecidos por el público más joven, mientras que plataformas P2P descentralizadas también están haciendo olas. Las tarifas de uso en línea y las ofertas en línea se ajustarán a intereses a la mano, y dado que los efectos de red están disminuyendo debido a la consolidación de cuentas, conversión de seguidores de una plataforma a otra es cada vez más fácil. tal vez nadie sabe esto mejor que Mark Zuckerberg. Resulta que después Meta adquirió Instagram y WhatsApp, una de las mayores preocupaciones de Facebook es competencia que viene de adentro. Y cuando estas tres plataformas dejaron de estar disponibles durante aproximadamente seis horas, en octubre de 2021 debido a una interrupción de la red, las audiencias en línea utilizaron otros sitios o simplemente cerraron sesión, lo que demuestra que las personas pueden girar y ajustar según sea necesario.

Tenga la seguridad de que Big Tech es más vulnerable de lo que muchos creen, y la competencia esdemostrando ser abundante. La intromisión del gobierno en materia de redes sociales no solo es una pérdida de tiempo y recursos tanto para el ámbito público como privado, sino también un gran error para promover el progreso de los servicios y opciones de los usuarios.

Publicado originalmente aquí

La expansión del microchip de Intel podría fallar si el Congreso prohíbe este conjunto crucial de productos químicos

Opinión: un proyecto de ley ante el Congreso exige una prohibición estricta de PFAS, un conjunto de productos químicos que son vitales para la producción de semiconductores.

Una grave escasez de chips de computadora sacudió la economía de los EE. UU. el año pasado, lo que le costó a los fabricantes de automóviles $210 mil millones solo en ingresos, ya que los automóviles esperaban en lotes para que se instalaran los chips.

Otros sectores también se vieron afectados, dado que los semiconductores se utilizan en todo, desde computadoras, teléfonos inteligentes, productos electrónicos de consumo hasta electrodomésticos y equipos médicos. 

Afortunadamente para los consumidores, en respuesta a la escasez, Intel ha tierra abierta en dos plantas de fabricación de chips en Arizona para ayudar a asegurar las cadenas de suministro y evitar más interrupciones. Cuando todo esté dicho y hecho, Chandler albergará seis instalaciones de producción de semiconductores, empleando a unas 15.000 personas

El tamaño y el alcance de estas inversiones no pueden subestimarse.

Sin embargo, el crecimiento experimentado en las instalaciones de fabricación de chips de Arizona puede verse sofocado si el Congreso procede con prohibiciones estrictas para los perfluoroalquilos (PFAS) bajo la Ley de Acción PFAS.

Necesitamos PFAS para hacer semiconductores

Los perfluoroalquilos, un grupo de más de 4000 productos químicos fabricados por el hombre, son un parte vital del proceso de producción de semiconductores – principalmente por su resistencia química y sus propiedades reductoras de la tensión superficial. Esto hace que las virutas sean duraderas y resistentes a los líquidos y la erosión. 

La Ley de Acción PFAS podría poner en serio peligro la fabricación de chips y, en última instancia, empeorar mucho la escasez de chips antes de mejorar. Estos productos químicos son vitales para la producción de semiconductores, principalmente el uso de refrigerante, y si el Congreso continúa por el camino de querer prohibir las PFAS, los consumidores estarán en un mundo de problemas.

Lo que está en juego:La factura separada de semiconductores podría ser una bendición económica

Sabemos que este es un resultado predecible de la política PFAS de mano dura porque es exactamente lo que estamos viendo en europa, donde funcionarios en Bélgica detuvieron la producción en una planta química en respuesta al endurecimiento de las regulaciones ambientales.

El informe realizado por Business Korea destacó que Los productores de semiconductores tenían solo de 30 a 90 días de inventario de refrigerante. se fueron antes de que encontraran serios problemas de producción.

Si el Congreso continúa por el camino en el que está, es ingenuo pensar que interrupciones como esta no se dirigen al mercado estadounidense, y que los consumidores estadounidenses son los más afectados por el caos. 

Manténgalos fuera del agua. No los prohíbas directamente

Esto no quiere decir que los productores de PFAS deban poder operar sin ninguna consideración por el medio ambiente y la exposición a PFAS. De hecho, lo opuesto es verdad.

La regulación de PFAS debe hacerse desde la perspectiva del agua potable limpia, en lugar de declarar peligrosos todos los productos químicos PFAS. Asegurar estándares de producción adecuados para evitar vertidos o fugas ayuda a resolver el problema del agua contaminada, sin recurrir a una prohibición total de PFAS.

Para la producción de chips, esto es vital, dado que no existen alternativas viables al uso de PFAS en el proceso de producción.  

Esto es especialmente importante en el contexto de los productos de consumo cotidianos que dependen de estos productos químicos en el proceso de fabricación. Si se respetan y se hacen cumplir los estándares de producción de PFAS, podemos abordar el problema del agua potable mientras permitimos que se usen PFAS donde presenta poco o ningún riesgo para los consumidores, como la producción de semiconductores. 

Este es el acto de equilibrio que el Congreso debe considerar al decidir qué sigue con respecto a PFAS. Necesita evaluar la ciencia emergente sobre PFAS, evaluando no solo el peligro sino, lo que es más importante, los niveles de exposición que hacen que PFAS sea riesgoso para los estadounidenses y de dónde provienen esas exposiciones. 

La Ley de Acción PFAS podría acabar con la producción de chips

En diciembre, el La Universidad Nacional de Australia publicó un estudio sobre PFAS. Los hallazgos brindan algunas ideas útiles sobre en qué deben enfocarse los esfuerzos contra las PFAS. 

Uno de los hallazgos clave fue que la exposición a PFAS en las comunidades afectadas provino casi en su totalidad del agua y la espuma contra incendios. La contaminación por PFAS fue el resultado de prácticas de producción deficientes o vertidos criminales, y cuando la espuma contra incendios de PFAS se filtró al suelo.

Quienes beben agua contaminada o comen alimentos cultivados localmente que están contaminados corren el mayor riesgo de sufrir problemas de salud asociados con PFAS. Esto sugiere que los procesos de producción deficientes conllevan la mayor parte del riesgo, mientras que los riesgos asociados con los artículos de consumo y otras aplicaciones de PFAS son limitados, como el uso de PFAS en la producción de semiconductores. 

Un enfoque de agua potable limpia para PFAS es completamente apropiado, pero lograrlo no puede, y no debe, resultar en prohibiciones absolutas de producción.

Si el Congreso puede estrechar sus miras sobre los procesos de producción adecuados, los consumidores estadounidenses pueden evitar la contaminación del agua, sin el caos de una escasez exacerbada de semiconductores y la pérdida de empleos en Arizona.  

Pero si el Congreso procede con la Ley de Acción PFAS, la inversión de Intel en Chandler y sus planes para impulsar la producción nacional de chips pueden estar destinados al fracaso. 

Publicado originalmente aquí

Poner fin a la prohibición de vapeo 

En un movimiento que causó conmoción en el sur y el sudeste de Asia la semana pasada, el ministro de Salud Pública y viceprimer ministro de Tailandia, Anutin Charnvirakul, reiteraron que la prohibición de importación y producción de productos de vapeo continuará, lo que privará a los fumadores tailandeses de alternativas comprobables para dejar de fumar.

Las alternativas reductoras de daños a los cigarrillos combustibles, incluidos los dispositivos de vapeo, el tabaco calentado y las bolsas orales, brindan nicotina de una manera menos dañina, según la mayoría de los principales organismos de salud, pero el ministro insistió en que el uso creciente de estos productos por parte de los jóvenes era suficiente para justificar su prohibición continua.

Si bien las alternativas a la nicotina permanecieron prohibidas, el ministro ha sido elogiado por sus esfuerzos para despenalizar los productos de cannabis, y con razón. 

Sin embargo, la continua prohibición de las alternativas a la nicotina, como el vapeo, es un camino peligroso que elimina oportunidades para la gran población de fumadores de Tailandia, que actualmente se estima en casi una cuarta parte de la población, unos 15,4 millones de personas. 

Lee el artículo completo aquí

Cómo combatir la inflación: 6 consejos para ahorrar dinero para 2022

No creas que eres impotente contra la inflación. Pruebe estas estrategias financieras en seis áreas diferentes de sus gastos.

No es ningún secreto que inflación ha golpeado muchas cuentas bancarias en el último año. Algunos precios han estado bajando últimamente, como la gasolina, pero otros precios, como el de los alimentos, siguen subiendo. 

Si está buscando ahorrar dinero, aquí hay algunos consejos para ahorrar dinero en seis áreas de su vida económica.

Viaje

Consejo para combatir la inflación: Recuerda que siempre pagas por comodidad.

La conveniencia cuesta más cuando se trata de prácticamente cualquier compra que haga, pero es especialmente costosa cuando viaja. John Shrewsbury, asesor financiero y copropietario de GenWealth Financial Advisors en Bryant, Arkansas, a menudo realiza viajes de negocios y dice que ha observado lo que muchos de nosotros probablemente tenemos: "La conveniencia tiene un precio significativo".

Dice que quedarse en un hotel cerca de su destino suele ser un precio mucho más alto que quedarse a un precio más bajo un poco más lejos.

“La mayoría de las aerolíneas cobran por el equipaje, por lo que empacar de manera eficiente podría ahorrar entre $30 y $50 dólares”, dice Shrewsbury. “Y, en ese auto de alquiler, bombear su propia gasolina para llenarlo justo antes de regresar le ahorrará varios dólares en lugar de dejar que la compañía de alquiler lo llene y le cobre”.

Tiene otros ejemplos. “Es probable que comer en el hotel sea más caro que en un restaurante cercano. Además, la comida en el aeropuerto suele ser más cara porque tienen un público cautivo, así que si es posible, come antes de salir para el avión”.

Por supuesto, muchos viajeros están dispuestos a pagar más por la comodidad, y si es así, está bien. Pero es algo para recordar, si está buscando ahorrar dinero en viajes. Si está dispuesto a que le molesten un poco, probablemente pueda ir más lejos por menos.

Comestibles

Consejo para combatir la inflación: Compra estratégicamente tu comida.

Puede que no suene como una gran propina. Todos sabemos que necesitamos comprar estratégicamente, ¿no es así? Aún así, siempre podemos usar una charla de ánimo. no es fácil comprar comida estratégicamente. Puede que no estemos cazando y recolectando como lo hacían nuestros antepasados, pero aun así tienes que regatear, cazar y recorrer el paisaje en busca de tratos. Puede ser abrumador y estresante.

Leer el texto completo aquí

POURQUOI LES ETATS-UNIS NE NOUS FOURNISSENT PAS PLUS DE PÉTROLE ?

Les Etats-Unis doivent addedr radicalement leur production de pétrole, non seulement pour le bien des Américains, mais aussi pour aporter un soutien stratégique à ses alliés.

En un raro momento de lucidez, Emmanuel Macron, lors du sommet du G7 au mois de juin, s'est manifesté devant Joe Biden pour lui expliquer à quel point l'Europe a besoin de pétrole. « Désolé de vous interrompre », s'est interposé en s'excusant Macron devant les caméras. Les chefs d'Etats et de gouvernement étaient au point d'entrer dans un bâtiment, donc le moment était bien choisi : même si Macron chuchotait, l'intérêt était bien que nous entendions l'échange.

Macron explique qu'il a récemment échange avec des responsables des Emirats arabes unis, qui lui ont asuré qu'ils étaient pratiquement au maximum de leurs capacités de production (si nous choisissons de les croire). Avec l'ambition de sortir de la dépendance energétique russe, la réalité pour l'Europe est qu'il ya tout simplement un manque d'approvisionnement. L'hiver prochain, les prix de l'énergie devraient battre des records, même ceux qui ont déjà été battus plus tôt cette année.

De pequeñas promesas

L'appel tacite de Macron à l'égard de Biden est clair : pourquoi les Etats-Unis ne fournissent-ils pas plus de pétrole au monde, alors qu'ils en ont clairement la capacité ?

Lors de sa récente escapade à Bruxelles, Biden s'est tenu aux côtés de la présidente de la Commission européenne, Ursula von der Leyen, et a annoncé la création d'un groupe de travail conjoint visant à réduire la dépendance de l'UE à l'égard du gaz russe « aussi rapidement que possible », promettant jusqu'à 15 millards de mètres cubes de gaz naturel liquéfié (GNL) américain d'ici la fin de l'année et jusqu'à 50 millards de mètres cubes par an à la fin de la décennie.

Curieusement, Biden a simultanément promis de rendre ces compromisos compatibles con un objectif d'emissions nettes nulles, mais malgré cela, l'annonce est une bonne nouvelle. Les importations américaines de GNL en Europe aident à combler le fossé qui sépare l'Europe des autres importateurs du monde entier.

En ce qui concerne l'essence, la folie écologique de Biden es más intensa, ce qui entrave les niveaux de production nécessaires pour beginr à penser aux exportations. De hecho, l'administration Biden a rendu trop difficile le forage du pétrole : les permis de forage pétrolier ont été réduits de plus de moitié depuis l'arrivée de Joe Biden au pouvoir. Joe Biden declaró que las compañías petroleras devraient être alentan a booster leur capacité, mais l'industrie a riposté en accusant l'administration de retarder ses activités.

Joe Biden se enfrenta a una decisión que marcó su presidencia en los libros de historia. Dans le but de rallier l'aile écologiste de son propre parti, il a choisi d'étoffer son Administration avec des personnalités qui souhaitent la disparition totale de l'industrie des combustibles Fossiles.

Tout doit disparaître

Saule Omarova, en un momento donnée candidata de Biden para el Bureau du contrôleur de la monnaie, una declaración a propos des entreprises de combustibles fósiles que «un grand name des petits acteurs de cette industrie vont probablement faire faillite. Du moins, nous voulons qu'ils fassent faillite si nous voulons nous attaquer au changement climatique».

Omarova, qui est née au Kazahkstan à l'époque où le pays faisait partie de l'Union soviétique, avait par ailleurs tweeté en 2019 : « Dites ce que vous voulez de l'ex URSS, il n'y avait pas d'écart de rémunération entre les sexes là-bas. Le marché ne sait pas toujours ce qui est le mieux. »

Elle était donc devenue non viable pour l'administration Biden, vraisemblablement parce qu'elle a révélé la vérité au grand public.

Des nouvelles récentes soulignent que ce n'est qu'en juin que la production pétrolière des Etats-Unis a atteint les niveaux pré-pandémiques. C'est clairement insuffisant pour ce que représente actuellement la demande mondiale. Cela dit, les Etats-Unis ont fait quelques esfuerzos pour fournir à l'Europe des réserves de pétrole supplémentaires.

En abril, plusieurs superpétroliers ont acheminé plus de 2 millones de barils vers l'Europe. L'Europe doit donc adresser ses demandes directement à la caméra, et être claire quant aux implicaciones des parties : L'Europe et les États-Unis devraient mettre en veilleuse toutes leurs ambitions en matière de climat, raffiner davantage de pétrole et coopérer pour l 'acheminer rapidement et efficacement.

Pour qu'un embargo energétique russe fonctionne à long terme (et, compte tenu des circonstances actuelles, il devra fonctionner à long terme), les deux blocs n'ont essentiellement pas d'autre choix. Aucune Transition énergétique verte, même si nous la croyons faisable et recommandable, ne peut s'activer assez rapidement pour nous permettre de passer les prochaines années, sans parler de l'hiver à venir.

Les Etats-Unis doivent addedr radicalement leur production de pétrole, non seulement pour le bien des Américains, mais aussi pour aporter un soutien stratégique à ses alliés. S'il existe un momento où les réserves pétrolières américaines constituyente un avantage vital, que ce soit pour lutter contre la baisse du pouvoir d'achat ou pour montrer sa force géopolitique, c'est maintenant.

Publicado originalmente aquí

En la lucha entre roedores y humanos, los ecologistas eligen a las ratas

Imagine la escena en la Europa del siglo XIV, cuando el continente sufría la peste bubónica, si un grupo de aristócratas se hubiera puesto del lado de las ratas. Lo que parece un modelo para un boceto de Monty Python, o una parodia de SNL durante los días en que se atrevió a correr riesgos, no está lejos del mundo que vemos hoy.

Durante años, los activistas ambientales han apoyado la prohibición del veneno para ratas, y la Agencia de Protección Ambiental ha hecho lo mismo, por ejemplo, prohibiendo los rodenticidas en gránulos. Sin embargo, cuando los activistas apuntan a ejemplos de productos que merecen un mayor escrutinio, sus puntos ciegos se muestran. La Red de Acción de Pesticidas escribe en una publicación de blog: “¿El hecho del asunto? No se necesitan rodenticidas. Los depredadores como búhos, halcones y otras aves rapaces hacen un gran trabajo de control de roedores”.

Si bien los halcones y otras rapaces pueden abordar un problema de ratas en el campo, no aparecen para atrapar roedores en Times Square. Europa ha aprendido dolorosamente esta lección desde que la Unión Europea restringió el uso de veneno para ratas. Algunos miembros de la UE, como los Países Bajos, han ido más allá al prohibir prácticamente todo el veneno para ratas a partir de 2023, allanando el camino para una infestación significativa. 

El Centro de Conocimiento y Asesoramiento sobre Plagas Animales advierte en los principales medios de comunicación que se avecinan nuevas infestaciones de ratas. su directora dicho una estación de radio pública: “Lamentablemente, la gente no se dará cuenta hasta que las ratas y los ratones corran por la calle”.

“En la guerra de las moscas linterna, algunos se ponen del lado del insecto” Anunciado la New York Times en un titular el mes pasado. El insecto chino que llegó a Estados Unidos e infestó campos desde 2014 ahora amenazacientos de millones en daños agrícolas, según el Departamento de Agricultura.

Sin embargo, el artículo también da voz a quienes creen que proteger al insecto, y no evitar que las granjas y los bosques sean diezmados, debe ser la prioridad. La estudiante Catherine Bonner, de 22 años, dice que los bichos "no pidieron ser invasivos, solo están viviendo su propia vida" y "me desanimaría si de repente comenzara a existir en un lugar donde se suponía que no debía existir, y todos comenzaran a matar". yo por eso.” los New York Times agrega que Bonner comparte sus sentimientos sobre las moscas linterna "solo con amigos cercanos" (y un reportero de un periódico nacional para su historia).

Los ambientalistas y los entusiastas de las moscas linterna no reconocen la importancia del sector agrícola. Uno pensaría que los últimos dos años han demostrado cómo las interrupciones en la cadena de suministro y la inflación de los precios de los alimentos afectan a todos los consumidores por igual, haciendo que las familias tengan dificultades para llegar a fin de mes. Jugar con el tejido delgado que mantiene unido nuestro sistema alimentario es irresponsable e ignorante; es una perspectiva de lujo que solo algunos en el mundo occidental pueden permitirse tener.

En la escala de similitudes de la decadencia romana, es difícil saber dónde encaja ponerse del lado de las ratas y los insectos. Este fenómeno subraya un problema fundamental del movimiento ambiental: no prioriza el interés y el bienestar de los humanos. La esencia de sus ideales radica en elevar la vida de los insectos o las plantas por encima de la de las personas. Si los dos intereses no pueden reconciliarse inmediatamente, los ecologistas elegirán el que obstaculice los intereses de los consumidores.

Sería difícil para nuestros antepasados creer que alguien tendría que decir esto, pero entre roedores y humanos, no elijan a los roedores.

Publicado originalmente aquí

EL CONTRAFACTUAL: ¿Qué está haciendo la OMS con los FIN?

Republicado de Clivebates.com con el consentimiento del autor

Esta sección realmente revela que la OMS hace muy poco más que publicar propaganda prohibicionista. Sin embargo, vale la pena señalar que su lamentable dependencia de las contribuciones voluntarias lo deja expuesto a importantes conflictos de intereses. 

La OMS no presta atención a la evidencia. Si lo hiciera, habría mucho más debate sobre las ventajas y desventajas y los posibles beneficios y un enfoque proporcionado y más realista de los riesgos. De hecho, destaca el informe, la Informe de la OMS sobre la epidemia mundial de tabaquismo, fue “hecho posible” por la fundación privada del multimillonario Michael Bloomberg, quien casualmente ocupa un lugar destacado en el informe a pesar de que se afirma que es independiente. Los reconocimientos del informe incluyen a varios activistas contra el vapeo, algunos financiados por Bloomberg, contratados para hacer el trabajo.

La influencia de los extraños anti-vaping en las finanzas de la OMS. La fundación de Bloomberg, Bloomberg Philanthropies, hace campaña para prohibir el vapeo en la medida de lo posible dondequiera que trabaje a través del trabajo de sus beneficiarios. Tome el principal receptor de fondos de Bloomberg, la Unión, por ejemplo: y su política de prohibición, Por qué las prohibiciones son mejores. El enfoque de Bloomberg para la evidencia y los datos sobre el tabaco se analiza aquí: Michael Bloomberg ama los datos. Excepto cuando no lo hace

La OMS está en conflicto por la financiación que recibe de Bloomberg Philanthropies pro prohibición ($23m). Luego está también el donante mucho más grande de la OMS, la Fundación Bill y Melinda Gates ($592m), cual apoya a una variedad de organizaciones hostiles a la reducción del daño del tabaco. Además, también existen empresas farmacéuticas como GSK ($12.3m) que proporcionan donaciones multimillonarias a la OMS pero toman un postura hostil hacia los cigarrillos electrónicos. 

Tenga en cuenta que este dinero no tiene que gastarse en campañas contra el vapeo por la posición política del donante y la donación para crear un conflicto. El punto es que las organizaciones anti-vapeo juegan un papel importante en las finanzas de la OMS.

Escrito por Clive Bates

Tailandia toma el peligroso camino de negar alternativas de reducción de daños

Ministro de Salud Pública y Viceprimer Ministro de Tailandia, Anutin Charnvirakul dijo la semana pasada que continuará la prohibición de importación y producción de productos de vapeo, privando a los fumadores tailandeses de alternativas comprobables para dejar de fumar.

“El hecho de que Tailandia no reconozca los poderosos beneficios de la reducción de daños, específicamente en los productos de vapeo y otras alternativas a la nicotina, muestra que están defraudando a los 15,4 millones de fumadores tailandeses”, dijo Tarmizi bin Anuwar, asociado del Consumer Choice Center.

“Hay una razón por la que países como Japón, y más recientemente Filipinas, han adoptado estas tecnologías novedosas, empoderando a su propia gente y brindándoles alternativas legales para salvar vidas. El gobierno debe adoptar un enfoque de política basado en la evidencia en el desarrollo de políticas para garantizar que el gobierno no cometa acciones incorrectas”, agregó.

“Todos los ministerios de salud del mundo están buscando soluciones reducir el uso de tabaco combustible por parte de sus poblaciones. Mientras continúan buscando, las alternativas a la nicotina, como el vapeo, han demostrado ser una puerta de entrada para dejar de fumar y ahora son una herramienta clave para la reducción de daños a nivel mundial”, dijo Yaël Ossowski, subdirectora del Consumer Choice Center.

“Si el gobierno tailandés continúa prohibiendo las alternativas a la nicotina, está privando a sus ciudadanos de otros medios para dejar el cigarrillo. Esto afecta a todos los segmentos de la sociedad, jóvenes y mayores, y tendrá consecuencias reales para la salud.

“Para demostrarle a la comunidad internacional que Tailandia se toma en serio este problema, deben capacitar a sus consumidores y empresarios para que brinden las soluciones que ya han impulsado tasas de tabaquismo récord en otros países, adoptando y legalizando productos de vapeo y alternativas a la nicotina”. dijo Ossowski.

“De lo contrario, los fumadores se verán obligados a recurrir a mercados ilícitos para encontrar estos productos que están ampliamente disponibles fuera del país, lo que será perjudicial para la sociedad en general”.

Vuelve al comienzo