Día: 17 de marzo de 2021

¿La crisis de la obesidad? La innovación, no la niñera, reducirá nuestras calorías

La crisis de la obesidad en Gran Bretaña es aguda y urgente. La decisión del gobierno de hacer de su abordaje la prioridad número uno de salud pública tiene una base empírica. Los británicos están más gordos que nunca, y el exceso de grasa corporal es responsable de más muertes que fumar cada año desde 2014. Pero por más sólidas que puedan ser las preocupaciones de salud pública, cuando se traducen en políticas, nos encontramos con un mundo de problemas.

Hace unos años, a Boris Johnson le gustaba hablar sobre hacer retroceder el "continuo avance del estado niñera". el una vez prometido poner fin a los “impuestos al pecado” sobre las bebidas azucaradas. le gustaba hablarsobre Gran Bretaña como una “tierra de libertad” y, para muchos, representó una ruptura con el pasado. Theresa May tenía denunciado lo que llamó la “derecha libertaria” tras su elevación al número 10 de Downing Street, optando en su lugar por “un nuevo centro-terreno”. Boris, nos aseguraron, sería algo completamente diferente.

Entonces ... ¿cómo fue que llegamos aquí? De alguna manera hemos llegado a un punto en el que los pilares de la estrategia contra la obesidad del Gobierno son los regresivo impuesto al azúcar, que se mantiene firme, junto con una publicidad draconiana prohibición en alimentos ricos en sal, azúcar o grasa. Más unos extraños £ 100 millones fondo que, de una forma u otra, supuestamente ayudará a las personas a perder kilos y no recuperarlos.

Entre el viejo Boris y el nuevo, el hombre mismo adelgazó después de su discordante brote de covid-19. Después de salir del hospital y recuperarse del coronavirus, el primer ministro se embarcó en su propio programa personal de adelgazamiento, lo que le permitió convertirse en el representante de la campaña contra la obesidad de su gobierno.

"La razón por la que tuve una experiencia tan desagradable con la enfermedad", dijo. dijo en octubre del año pasado, “es que aunque superficialmente estaba en el rosa de salud cuando me contagié, tenía una condición de base muy común. Mis amigos, estaba demasiado gordo. Y desde entonces he perdido 26 libras… Y voy a continuar con esa dieta porque tienes que buscar al héroe dentro de ti mismo con la esperanza de que ese individuo sea considerablemente más delgado”.

Dejando a un lado las interpretaciones metaficcionales de las letras de las canciones de los 90, el punto de Johnson aquí es esencialmente correcto. Todos datos confirma el hecho de que la obesidad tiene un efecto sustancial sobre los peligros que plantea una infección por coronavirus. Pero no está claro por qué eso debería justificar el abandono de los principios de libertad en favor de una intervención estatal gratuita y, a menudo, aleatoria en la vida de las personas. Ningún estado niñera le dijo al primer ministro cómo reducir sus calorías. Entonces, si Boris pudo perder peso por sí mismo, ¿por qué el resto de nosotros no?

No es que no haya alternativas sobre la mesa, dejando políticas costosas y dañinas como nuevos impuestos y prohibiciones publicitarias como la única opción. El menú de políticas anti-obesidad discretas y discretas, sin costo para el contribuyente, es interminable. Los estudios han demostrado cómo los cambios simples, me gusta marcar una sección en los carros de la compra para frutas y verduras con cinta amarilla, o cambio de marca alimentos saludables para hacerlos más atractivos para los niños, pueden tener un enorme efecto positivo en un corto período de tiempo.

Además, Gran Bretaña alberga a algunos de los mejores científicos e institutos de investigación del mundo. Incluso en tiempos de restricciones económicas, gracias al confinamiento, la innovación en el sector privado está en auge. fue recientemente descubierto, por ejemplo, que un medicamento para la diabetes llamado semaglutida también puede funcionar como una "cura milagrosa" para perder peso. Algo tan simple como masticar chicle sin azúcar puede suprimir el apetito, reduciendo los refrigerios poco saludables de un décimo, con muy poco esfuerzo. ¿Por qué el Gobierno no se entusiasma con esta lluvia constante de avances científicos?

Por la razón que sea, los ministros y funcionarios no están dispuestos a explorar la gran cantidad de oportunidades para políticas de empujón sin costo e inversiones científicas innovadoras. Está casado con su modelo de control de dieta centralizado y parece depender de cada palabra de Jamie Oliver. La obesidad se perfila como el próximo desastre de salud mundial y, si no tenemos cuidado, si seguimos cegados por estas políticas miopes, es posible que nos encontremos tan poco preparados para la próxima pandemia como lo estábamos para la actual.

El Gobierno debe dar un paso al frente ahora y ofrecer soluciones reales que funcionen. Esa es nuestra única esperanza de prevenir la catástrofe que se avecina.

Publicado originalmente aquí.

Vape dan Pentingnya Mempromosikan Harm Reduction di Indonesia

Reducción de daños merupakan istilah yang mungkin masih terdengar asing bagi banyak masyarakat Indonesia. Istilah ini umumnya merujuk pada advokasi dan upaya untuk mengurangi resiko dampak suatu hal atau perilaku yang bisa membahayakan kesehatan seorang individu, atau sebuah komunitas, seperti rokok, alkohol, atau obat-obatan terlarang.

Saat ini, sudah hampir mustahil bisa dibantah lagi, bahwa obat-obatan terlarang seperti penggunaan narkoba dan zat-zat psikotropika, konsumsi rokok dan minuman beralkohol secara berlebihan, atau perilaku kegiatan seksual yang berganti-ganti pasangan adalah hal yang berbahaya. Rokok misalnya, secara ilmiah sudah terbukti dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti kanker dan serangan jantung, dan perilaku seksual yang berganti-ganti pasangan dapat berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS.Untuk itu, advokasi reducción de daños adalah hal yang sangat penting untuk digaungkan demi mencegah dampak buruk dari berbagai hal tersebut terhadap individu dan masyarakat. Terkait dengan penyebaran penyakit menular seksual misalnya, advokasi penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom merupakan salah satu advokasi reducción de daños yang kerap digaungkan oleh berbagai aktivis dan organisasi-organisasi sipil.

Sementara itu, terkait dengan penggunaan zat-zat psikotropika, beberapa negara di dunia sudah mengeluarkan berbagai kebijakan yang berujuan untuk reducción de daños dampak dari zat-zat tersebut. Portugal misalnya, pada tahun 2001 menjadi negara pelopor yang mengeluarkan kebijakan dekriminalisasi terhadap penggunaan seluruh narkoba. Tidak hanya itu, Pemerintah Portugal juga menyediakan layanan pemberian narkoba seperti heroin dan kokain kepada para pecandu dengan dosis yang dianggap aman (Time.com, 8/1/2018).

Sebagaimana dengan pengunaan obat-obatan terlarang dan perilaku seksual yang berganti-ganti pasangan, berbagai pihak juga mengusahakan upaya reducción de daños untuk konsumsi produk tembakau seperti rokok yang berbahaya bagi kesehatan. Sebagaimana yang sudah diketahui secara umum, rokok adalah salah satu produk yang paling adiktif, dan mereka yang sudah menjadi penggunanya, terlebih yang sudah mengkonsumsi rokok setiap hari selama bertahun-tahun, sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan yang sangat berbahaya tersebut.

Indonesia sendiri misalnya, merupakan salah satu negara dengan persentase perokok aktif yang tertinggi di dunia. Pada tahun 2020 lalu, 39,9% penduduk Indonesia, atau sekitar 57 juta orang, adalah perokok aktif (economy.okezone.com, 13/12/2020). Perokok di Indonesia juga didominasi oleh laki-laki dewasa, yakni sebanyak 62,9% laki-laki dewasa di Indonesia adalah perokok aktif (suara.com, 19/11/2020).Hal ini tentu adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan. Konsumsi rokok yang tinggi de Indonesia telah menyebabkan banyak penyakit kronis hingga kematian yang disebabkan oleh konsumsi produk tersebut, Setiap tahunnya misalnya, di Indonesia, sekitar 225.000 orang meninggal disebabkan karena penyakit akibat penggunaan rokok (who.int, 30/5/2020).

Tingkat penggunaan rokok yang tinggi di Indonesia tentu juga tidak bisa dihilangkan atau diatasi dengan mudah, seperti dengan melarang paksa produk tersebut. Rokok merupakan bagian dari keseharian jutaan masyarakat Indonesia selama berhari-hari, dan pelarangan atau pembatasan penggunaan rokok tentu adalah kebijakan yang tidak efektif. Selain itu, bukan tidak mungkin langkah tersebut justru menjadi kebijakan yang kontra-produktif karena akan semakin meningkatkan penjualan rokok ilegal yang pastinya jauh lebih berbahaya karena peredarannya tidak diatur dan diregulasi oleh pemerintah.

Untuk itu, adanya produk yang lebih aman untuk dapat menggantikan rokok merupakan sesuatu yang sangat penting, demi mereduksi dampak negatif yang disebabkan dari rokok. Salah satu dari produk tersebut yang terbukti jauh lebih aman daripada rokok adalah rokok elektronik, atau yang dikenal dengan nama vape.Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan publik Inggris, Salud Pública Inglaterra (PHE), rokok elektronik atau vape adalah produk yang 95% lebih aman daripada rokok konvensional yang dibakar (Salud Pública Inglaterra, 2015). Hal ini disebabkan karena dua bahan utama yang terkandung dalam cairan yang digunakan oleh rokok elektronik adalah bahan yang dikenal dengan nama propilenglicol (PG) dan glicerina vegetal (VG).

PG dan VG sendiri adalah bahan yang digunakan untuk membentuk uap dan menambah rasa di produk rokok elektronik. Kedua bahan tersebut merupakan bahan yang umum dan digunakan dalam berbagai makanan, seperti perasa kue, dan telah dinyatakan aman oleh berbagai lembaga regulator di seluruh dunia, salah satunya adalah oleh lembaga regulasi obat dan makanan Amerika Serikat, Administración de Alimentos y Medicamentos de EE. UU. (FDA) (Administración de Alimentos y Medicamentos de EE. UU., 2019). Dengan melegalkan dan menyediakan produk alternatif yang lebih aman, diharapkan para perokok di Indonesia dapat semakin terbantu untuk mereka dapat menghilangkan kebiasaan merokok mereka, yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Kebijakan yang berorientasi pada reducción de daños terhadap dampak negatif rokok sendiri merupakan kebijakan yang sudah diberlakukan di berbagai negara, salah satunya adalah di Inggris.

Pasca laporan PHE tahun 2015 mengenai dampak vape yang lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar, Pemerintah Inggris lantas memberlakukan kebijakan kesehatan publik yang berorientasi pada reducción de daños. Lembaga kesehatan nacional Inggris, servicio Nacional de Salud (NHS) misalnya, mengadvokasi penggunaan vape kepada para perokok untuk membantu mereka berhenti dari kebiasaan merokoknya. Produk-produk vape juga dijual di berbagai rumah sakit di Inggris (Centro de elección del consumidor, 2020).

Hal ini pula yang diungkapkan oleh Direktur Alianza Mundial de Vapeadores (WVA), Michael Landl. WVA sendiri merupakan organisasi pegiat hak-hak vapers di seluruh dunia dan untuk melawan berbagai miskonsepsi terhadap produk-produk vape, dan mendukung regulasi yang baik.Landl, dalam salah satu entrevista yang saya lakukan, mengatakan bahwa saat ini, Inggris merupakan salah satu negara yang memiliki kebijakan paling baik terkait dengan regulasi vape. Pemerintah Inggris secara aktif mengadvokasi warganya yang perokok, yang belum siap berhenti, untuk mengganti kebiasaannya ke rokok elektronik atau vape (Landl, 2021). Dampak dari kebijakan tersebut sangat positif. Kebijakan kesehatan publik yang berorientasi pada reducción de daños dampak rokok melalui advokasi penggunaan vape telah berhasil membuat 1,5 juta perokok di Inggris menghentikan kebiasaan merokoknya (Centro de elección del consumidor, 2020).

Di Indonesia sendiri, agar upaya reducción de daños dapat berhasil, ada beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan. Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL, Universitas Gadjah Mada (UGM), Wawan Mas'udi, menulis bahwa setidaknya ada empat point penting agar upaya reducción de daños dapat berjalan dengan baik di negeri kita (vapemagz.co.id, 18/9/2020).

Pertama, harus ada sistem dan rezim pemerintahan yang berorientasi pada resiko untuk mempertimbangkan kebijakan yang akan diambil. Hal tersebut merupakan prasyarat pokok yang sangat penting. Kedua, harus ada sistem kelembagaan yang dapat mendukung pemberlakuan dari upaya reducción de daños, dan harus ada sinergi yang baik antar sektor kelembagaan tersebut.

Ketiga, harus ada langkah yang menguatkan keterlibatan dari komunitas agar upaya tersebut dapat berjalan efektif dan mendapat dukungan dari masyarakat. Dan yang terakhir, harus ada sumber daya personil yang terampil dan memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan serta meyakinkan para pemangku kepentingan agar upaya reducción de daños tersebut dapat berjalan dengan baik. Melalui keempat aspek tersebut, diharapkan upaya reducción de daños dalam rangak mengurangi dampak negatif dari rokok bisa berjalan lancar di Indonesia.

Penutup de Sebagai, upaya reducción de daños sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif dari berbagai produk atau perilaku yang dapat membahayakan kesehatan seseorang atau komunitas. Untuk itu, diharapkan Pemerintah Indonesia serta berbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat mendukung berbagai upaya tersebut, untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat di masa yang akan datang.

Publicado originalmente aquí.

El azúcar es el nuevo tabaco. ¡Esto es lo que debemos hacer al respecto!

Se mire como se mire, Gran Bretaña se enfrenta a una crisis de obesidad. A estudiar en la salud pública a largo plazo en Inglaterra y Escocia publicado a principios de este mes llegó a la sorprendente conclusión de que la obesidad está causando más muertes que fumar, con por poco dos tercios de los adultos británicos ahora tienen sobrepeso.

El año pasado se puso de relieve el aumento de los niveles de obesidad debido al efecto que el sobrepeso parece tener en la mortalidad por covid-19. De acuerdo a investigar de la Federación Mundial de Obesidad, nueve de cada diez muertes por coronavirus ocurrieron en países con altos niveles de obesidad, lo que podría explicar de alguna manera por qué el Reino Unido ha visto un aumento desproporcionado alto número de muertos.

Este tema no ha pasado por alto al Gobierno. Dirigido por un hombre que fue elegido en un plataforma de detener 'el avance progresivo del estado niñera', este gobierno conservador ha presentado una serie de políticas diseñadas para aliviar la presión sobre las balanzas británicas, incluida la del azúcar impuesto, una publicidad de 'comida chatarra' prohibición e incluso un fondo – con un precio de £ 100 millones – que aparentemente está diseñado para sobornar a las personas para que bajen de peso.

Los problemas con estas políticas son demasiado numerosos para contarlos. Los impuestos al pecado golpean a los pobres más difícil que cualquier otra persona, lo que hace que el viaje de compras semanal sea más costoso para las familias que ya están luchando. La prohibición de los anuncios de comida chatarra está configurada para eliminar alrededor de 1,7 calorías, o la mitad de la ingesta de energía de un Smartie, de las dietas de los niños por día, según el Gobierno. análisis de su propia política. Y la versión financiada por el estado de Slimming World suena como algo que sale de un libro emergente de políticas. Sí, y ho!

No está claro por qué Boris Johnson, quien pudo perder peso después de su roce con Covid sin ninguna de estas nuevas iniciativas patrocinadas por el gobierno, ahora cree tan firmemente que el gobierno debe tomar medidas enérgicas contra la alimentación poco saludable si queremos tienen alguna esperanza de frenar el aumento de las tasas de obesidad, especialmente cuando el sector privado está haciendo la mayor parte del trabajo duro de forma voluntaria.

Tesco, por ejemplo, se inclinó recientemente ante la presión externa de cometiendo sí mismo para aumentar sus ventas de alimentos saludables a 65% de las ventas totales para 2025. Una y otra vez, cuando hay un problema que preocupa a la gente, las empresas hacen todo lo posible para hacer su parte, incluso a expensas de su resultado final. Vimos que sucedía lo mismo cuando el mundo se despertó a la realidad del cambio climático, con empresas ansiosas registrándose a los costosos planes netos cero.

Los movimientos positivos como este de los gigantes establecidos se complementan con la gran cantidad de innovación que se está produciendo en torno a la obesidad. Semaglutida, un medicamento para la diabetes, fue recientemente fundar extraordinariamente eficaz para ayudar a las personas a perder peso. Incluso algo tan inocuo como la goma de mascar sin azúcar podría representar parte de la solución. Datossugiere que el mero acto de masticar ociosamente suprime el apetito, resultante en una 10% reducción del consumo de snacks dulces y salados.

Fundamentalmente, estos notables pasos hacia una Gran Bretaña menos obesa pueden darse sin costo alguno para los contribuyentes, libres de las garras de la burocracia de Whitehall y a un ritmo asombroso. Acabamos de vivir un año en el que el Gobierno bombeó miles de millones en un casi inútil sistema de 'prueba y rastreo' y repetidamente no pudo aclarar si beber café en un banco del parque es ilegal o no. Si hay una lección incontrovertible que seguramente podemos sacar de eso, es que no debemos dejar tareas tan importantes al Estado.

El azúcar es el nuevo tabaco, por lo que debemos ser inteligentes en la forma en que lo abordamos. Intervenciones gubernamentales esporádicas y mal pensadas como prohibiendo Los anuncios de Marmite no son la respuesta. La innovación del sector privado, no la política centralizada, es la mejor esperanza de Gran Bretaña para adelgazar.

Publicado originalmente aquí

Las comunidades de DelVal demandan por el derecho a prohibir las bolsas de plástico. Pero, ¿qué dice la ciencia?

A principios de este mes, un puñado de comunidades del Valle de Delaware demandó al estado por su derecho a optar por prohibir la venta y el uso de bolsas de plástico. El tema genera interrogantes sobre autoridad local versus poder estatal, uno que se enredó en la política pública sobre el manejo de la amenaza del COVID-19.

Curiosamente, la pregunta que pocas personas se hacen es "¿Qué dice la ciencia?" La respuesta es mucho más complicada de lo que han reconocido los opositores a las bolsas de plástico.

El 3 de marzo, Filadelfia, West Chester, Narberth y Lower Merion presentaron una demanda alegando que los legisladores estatales republicanos violaron la constitución cuando insertaron una prohibición de bolsas de plástico, pajitas y otros productos de plástico de un solo uso en el presupuesto el año pasado. Sin embargo, los esfuerzos de Filadelfia para prohibir las bolsas se remontan a mucho antes de diciembre de 2019, cuando el ayuntamiento aprobó una ordenanza contra las bolsas. Cuatro intentos anteriores de prohibir el uso de bolsas de plástico en la ciudad fracasaron.

Esa prohibición fue bloqueada, no solo por los legisladores estatales, sino también por la pandemia de coronavirus, que le dio una segunda vida a las bolsas de plástico.

Las preocupaciones sobre el "contagio superficial" hicieron que las bolsas de tela reutilizables, llevadas dentro y fuera de los hogares y tiendas, fueran un paria portador de patógenos. El alcalde de Filadelfia, Jim Kenney, anunció el 22 de abril, Día de la Tierra, irónicamente, la ciudad estaba posponiendo la fecha de inicio del 1 de julio de 2020 para la prohibición de su bolsa.

“Este no es un anuncio que queremos hacer durante la Semana de la Tierra. Sabemos que la crisis climática y la contaminación plástica siguen siendo dos amenazas muy graves para nuestro planeta y la sociedad, incluso durante la pandemia mundial”, dijo el alcalde.

Los políticos de todo el país tomaron medidas similares. El gobernador de New Hampshire, Chris Sununu, emitió una orden ejecutiva instando a los residentes a “mantener bolsas reutilizables en casa debido a los riesgos potenciales para los embolsadores, tenderos y clientes”. En Nueva York, un senador estatal pidió que se suspendiera la prohibición estatal de las bolsas de plástico por razones similares.

Mientras tanto, en Harrisburg, los legisladores en 2020 extendieron una moratoria de 2019 sobre las prohibiciones de bolsas de plástico al colocarla dentro de un proyecto de ley de presupuesto (HB1083) solo unas horas antes de una votación completa de la Asamblea General. La medida prohibió a los municipios imitar tarifas o restricciones a los plásticos de un solo uso, como bolsas y utensilios.

La medida, en efecto, impidió que Filadelfia implementara su prohibición de bolsas de plástico de 2019. También pospuso las prohibiciones de bolsas en West Chester y Narberth, y detuvo una prohibición similar en Lower Merion. Si no se cuestionó, esto significó que las prohibiciones de bolsas en los cuatro municipios no podrían implementarse hasta noviembre de 2021.

Y ahora están demandando.

“En Filadelfia y en todo el Estado Libre Asociado, los gobiernos locales están cada vez más preocupados por los efectos de las bolsas de plástico en la salud y el medio ambiente”, dijo el alcalde Kenney. “Sin embargo, una vez más, nos enfrentamos a una legislatura estatal que se enfoca más en atar las manos de ciudades y pueblos que en resolver los problemas reales que enfrenta Pensilvania”.

Según un informe de WHYY, la demanda del Tribunal de la Commonwealth desafía “la prohibición estatal de las prohibiciones, al menos hasta el 1 de julio de 2021, o seis meses después de que el gobernador Tom Wolf levantara el estado de emergencia por COVID-19. Bajo el actual estado de emergencia, eso retrasaría la implementación de las prohibiciones municipales al menos hasta noviembre de este año”.

Los funcionarios de Filadelfia dicen que promulgarán la prohibición de las bolsas el 1 de julio, independientemente de la ley estatal. Si eso sucede, el resultado podría ser que el fiscal general de Pensilvania, el demócrata Josh Shapiro, represente al estado contra el bastión liberal de Filadelfia y sobre un tema que los demócratas han aceptado ampliamente.

Mientras tanto, el representante estatal John Hershey (R-Condado de Juniata), quien apoya las acciones del estado, dijo que las prohibiciones tendrían un efecto negativo en los medios de subsistencia de las familias que viven y trabajan cerca de la planta de plásticos Novolex en Milesburg.

Esto pone al Partido Republicano de “gobierno pequeño” en una lucha contra el gobierno local, un principio que los republicanos tienden a adoptar.

Sin embargo, en medio de la compleja política, un problema mayor sigue siendo ignorado en gran medida: ¿Son las prohibiciones de bolsas de plástico una política ambiental inteligente?

Si el objetivo es reducir las emisiones de gases de efecto invernadero, la ciencia está resuelta: No. Múltiples estudios han confirmado que, como La revista Stanford lo puso,”las bolsas de plástico de un solo uso tienen la menor huella de carbono.” Un informe de la Oficina de Sustentabilidad del MIT concluyó: “Según las emisiones de gases de efecto invernadero de la producción de materiales, la bolsa de papel requeriría cinco usos para tener un menor impacto por uso que la bolsa de polietileno, mientras que la bolsa de yute requeriría 19”.

Y no es sólo en los EE.UU. David Clement del Consumer Choice Center escribió para InsideSources: “Cuando Dinamarca consideró prohibir las bolsas de plástico de un solo uso, sus estudios descubrieron que eran muy superiores en comparación con las alternativas. Los daneses llegaron a eso. conclusión basado en 15 puntos de referencia ambientales, incluidos el cambio climático, la toxicidad, el agotamiento del ozono, el agotamiento de los recursos y el impacto en el ecosistema. Calcularon que las bolsas de papel tendrían que reutilizarse 43 veces para tener el mismo impacto total que una bolsa de plástico”.

Pero, ¿qué pasa con la basura y la contaminación plástica en el agua? El Delaware Valley Journal informó recientementeen un estudio del grupo de defensa ambiental sin fines de lucro PennEnvironment Research and Policy Center que encontró muestras de cada una de las 53 vías fluviales populares del estado que contenían microplásticos.

Pero a pesar de las quejas sobre las bolsas de plástico que ensucian nuestras calles y alcantarillas, el estudio definitivo de la camada—la Encuesta Keep America Beautiful de 2009— encontró que todas las bolsas de plástico minoristas (que incluyen bolsas para sándwiches, bolsas para tintorería, etc.) representan solo el 0.6 por ciento de la basura visible en todo el país.

un estudio reciente reveló Estados Unidos es responsable de aproximadamente el 1 por ciento de la basura plástica en los océanos del mundo.

Jenn Kocher, portavoz del senador estatal republicano Jake Corman, dijo que el deseo de los municipios locales de promulgar prohibiciones sobre el plástico de un solo uso debe equilibrarse con las preocupaciones económicas, así como con la pérdida de empleos. Corman afirmó que “las prohibiciones dañan la economía” y que “los empleadores que fabrican estas bolsas brindan empleos para mantener a las familias en las comunidades de Pensilvania”.

Publicado originalmente aquí

Vuelve al comienzo
es_ESES

Síganos

WASHINGTON

712 H St NE PMB 94982
Washington, DC 20002

BRUSELAS

Rond Point Schuman 6, Box 5 Bruselas, 1040, Bélgica

LONDRES

Casa de la Cruz Dorada, 8 Duncannon Street
Londres, WC2N 4JF, Reino Unido

Kuala Lumpur

Block D, Platinum Sentral, Jalan Stesen Sentral 2, Level 3 - 5 Kuala Lumpur, 50470, Malasia

OTTAWA

718-170 Laurier Ave W Ottawa, ON K1P 5V5

© COPYRIGHT 2025, CENTRO DE ELECCIÓN DEL CONSUMIDOR

También del Centro de Elección del Consumidor: ConsumerChamps.EU | ComercioLibre4us.org