Schadensbegrenzung

Das Vorgehen der thailändischen Polizei gegen Touristen mit Vape-Geräten zeigt, dass sie dringend Maßnahmen zur Schadensminderung brauchen

Schadensminderung vs. Rauchen

Wenn Sie Schadensminderung betreiben und ein Vape-Gerät in der Tasche haben, scheint Thailand der letzte Ort zu sein, den Sie besuchen möchten.

In den letzten Tagen wurde bekannt, dass Polizisten angeblich eine taiwanesische Schauspielerin um mehr als 27.000 Baht ($820) erpresst haben, weil sie … warten Sie darauf … ein Dampfgerät zu haben.

Die taiwanesische Schauspielerin Charlene An stieg nach einer Nacht in der thailändischen Hauptstadt mit Freunden in ein Taxi und wurde mit einem Vape erwischt und von der Polizei festgehalten und durfte nicht gehen, bis sie die hohe Geldstrafe bezahlt hatte.

Die Polizisten haben endlich übertragen worden und können sich ihren eigenen Anklagen stellen, während die Polizei es war gezwungen, sich zu entschuldigen dem taiwanesischen Touristen für den groben Fehltritt.

Dies ist nicht nur ein Machtmissbrauch und unverantwortlich für sich genommen, sondern es beweist erneut, warum Thailand muss seine Politik zur Schadensminimierung modernisieren und nehmen Sie Alternativen zum Rauchen wie Dampfen und andere Produkte an.

Davor, im Jahr 2019, wurde ein Tourist aus Frankreich festgenommen, mit einer Geldstrafe belegt, eingesperrt und abgeschoben, nur weil er gedampft hat. Sie musste in nur einer Woche Rechtskosten, Auslagen und Bußgelder in Höhe von rund 286.000 Baht ($8730) tragen.

Für jeden Touristen kann dies beunruhigend sein, aber es ist noch problematischer, dass die Anwohner keinen Zugang zu legalen Produkten zur Schadensminderung haben. Das passiert, wenn die Politik der Regierung das Dampfen als Bedrohung ansieht.

Die thailändische Regierung muss ihre Dampferpolitik unverzüglich neu bewerten und den Vorschlag von Minister Thanakamanusorn berücksichtigen die Nutzung des Dampfens legalisieren um Rauchern die Möglichkeit zu geben, mit dem Rauchen aufzuhören.

Die Regierung sollte die Umsetzung von Richtlinien in Ländern wie dem Vereinigten Königreich nachahmen, denen es gelungen ist, die Raucherquoten durch die Anerkennung der Schadensminderung als Hauptstrategie erheblich zu senken.

Basierend auf Daten, die kürzlich vom Office for National Statistics des Vereinigten Königreichs veröffentlicht wurden, ist die Zahl der Raucher ab 18 Jahren von 14,0 Prozent im Jahr 2020 auf 13,3 Prozent im Jahr 2021 zurückgegangen. Tatsächlich ist dies der effektivste Rückgang seit der ersten Aufzeichnung 2011 um 20,2 Prozent.

Im August letzten Jahres erklärte der thailändische Gesundheitsminister und stellvertretende Premierminister Anutin Charnvirakul, dass E-Zigaretten erhebliche Gesundheitsrisiken für die Benutzer darstellen und dass das Dampfen dazu beiträgt, neue Raucher zu gewinnen, insbesondere unter jungen Menschen in Thailand.

Basierend auf einer aktuellen Studie des Office for Health Improvement & Disparities United Kingdom gab das Dampfen im Vergleich zum Rauchen eine signifikant geringere Exposition gegenüber Schadstoffen an, wie Biomarker zeigen, die mit dem Risiko von Krebs, Atemwegs- und Herz-Kreislauf-Erkrankungen in Verbindung gebracht werden.

Außerdem eine analytische Erhebung von Lee, Coombs und Afolalu (2018) sagte, dass die tatsächlichen Faktoren des Dampfens bei Jugendlichen noch bewiesen werden müssen. Darüber hinaus laut Königliches Ärztekollegium, Berichte, die besagen, dass Teenager, die Dampfen verwenden, möglicherweise eine Generation gebären, die von Nikotin betroffen ist, basieren nicht auf Beweisen.

Wenn die politischen Entscheidungsträger dies berücksichtigen würden, gäbe es in Thailand vielleicht mehr Menschen mit unterschiedlichen Möglichkeiten zur Schadensminderung und vielleicht weniger Fälle von Missbrauch durch Polizisten.

Tarmizi Anuwar ist der Malaysia Country Associate des Consumer Choice Center.

Rokok Elektrik und Miskonsepsinya

Rokok Elektrik atau vape saat ini merupakan salah satu produk yang menjadi bagian keseharian yang tidak bisa dilepaskan dari jutaan orang di seluruh dunia, termasuk juga tentunya di Indonesia. Di berbagai tempat, khususnya di wilayah perkotaan, kita bisa dengan mudah menemukan berbagai pengguna vape, dan juga berbagai pertokoan yang menjual produk-produk rokok elektrik yang sangat beragam.

Semakin banyaknya konsumen yang memilih untuk mengkonsumsi vape atau rokok elektrik ini tentu disebabkan oleh berbagai hal. Setiap orang tentu memiliki alasan yang berbeda-beda mengenai mengapa mereka menggunakan vape, mulai dari harganya yang secara umum lebih murah dibandingkan dengan rokok konvensional, pilihan rasa yang lebih beragam, dan juga untuk membantu mereka mengurangi konsumsi rokok konvensional yang dibakar, menimaibagber konvensional yang dibakar Penyakit-Krone.

Di sisi lain, ada juga sebagian kalangan yang memiliki sikap kritis dalam menanggapi semakin meningkatnya pengguna vape atau rokok elektrik yang ada di Indonesia. Mereka berpandangan bahwa vape merupakan produk yang sangat berbahaya, sama seperti rokok konvensional yang dibakar.

Padahal, sudah ada laporan yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga kesehatan internasional yang menyatakan bahwa, vape atau rokok elektrik merupakan produk yang jauh lebih aman bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar. Salah satu dari lembaga kesehatan yang telah mengeluarkan laporan tersebut adalah lembaga kesehatan öffentlich asal Britania Raya, Public Health England (PHE). PHE dalam laporannya menyatakan bahwa vape atau rokok elektrik merupakan produk yang 95% jauh lebih tidak berbahaya bila dibandingkan dengan rokok konvensional (theguardian.com, 28.12.2018).

Oleh karena itu, untuk melihat fenomena tersebut secara lebih dalam, beberapa waktu lalu, lembaga advokasi konsumen international, Consumer Choice Center (CCC), melakukan riset mengenai persepsi masyarakat terkait dengan kebijakan harm reduction produk-produk tembakau, khususnya rokok konvensional yang dibakar. Penelitian itu sendiri dilakukan di dua negara Eropa, yakni Jerman dan Prancis.

Meskipun sudah ada laporan yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan öffentlich dari berbagai negara bahwa vape atau rokok elektrik jauh lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar, tetapi masih banyak miskonsepsi yang diyakini oleh banyak orang. Hal ini bisa dilihat dari hasil laporan yang dilakukan oleh CCC.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh CCC misalnya, di Jerman, hanya ada 3 dari 15 dokter yang pernah mendengar dan mengetahui istilah harm reduction untuk mengurangi Damak buruk dari rokok. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa, sebagian besar dokter di Jerman tidak menganggap bahwa produk-produk vape atau rokok elektrik sebagai alat yang bisa digunakan untuk program harm reduction (consumerchoicecenter.org, 2022).

Sebagai catatan, Schadensminderung sendiri merupakan serangkaian kebijakan kesehatan publik yang dirancang dengan tujuan untuk mengurangi Damak negatif dari perilaku sosial tertentu. Hal ini mencakup berbagai perilaku, seperti konsumsi rokok, kegiatan seksual yang beresiko, dan lain sebagainya.

Kembali ke penelitian yang dilakukan oleh CCC, hal ini cukup berbeda dari hasil penelitian yang ada di Prancis. Di negara tempat Menara Eiffel tersebut, sebagian besar dokter pernah mendengar dan mengetahui istilah Harm Reduction, dan menganggap bahwa vape atau rokok elektrik bisa digunakan sebagai alat Harm Reduction.

Hasil penelitian lainna, ditembukan bahwa 33% perokok di Prancis dan 43% perokok di Jerman menganggap bahwa rokok elektrik memiliki bahaya yang sama atau bahkan lebih berbahaya dari rokok konvensional yang dibakar. Selain itu 69% perokok di Prancis und 74% perokok di Jerman menganggap nikotin dapat menyebabkan kanker.

Hal ini adalah pandangan yang sangat keliru, karena nikotin dalam rokok merupakan kandungan yang menyebabkan ketagihan, namun nikotin tidak menyebabkan kanker. Ada berbagai terapi berbasis nikotin yang aman yang disarankan oleh dokter untuk para perokok yang ingin berhenti merokok (cancerresearchuk.org, 24.3.2021),

Adanya miskonsepsi Tersebut Juga Menimbulkan Damak Yang Negatif und Membuat para Perokok di Kedua Negara Tersebut Menjadi Lebih Sulit untuk Menghilangkan Kebiasaannya Yang Sangat Berbahaya Tersebut. Berdasarkan riset yang dilakukan CCC misalnya, 29% perokok di Prancis dan 45% perokok di Jerman tidak pernah mendapatkan masukan dari dokter tentang bagaimana langkah efektif yang bisa mereka lakukan untuk berhenti merokok.

Dari penelitian CCC di atas, meskipun dilakukan di dua negara Eropa, ada hal yang bisa ditarik und memiliki relevansi diegan fenomena yang terjadi di Indonesia. Di Indonesien sendiri, miskonsepsi mengenai rokok elektrik merupakan sesuatu yang sangat umum. Beberapa waktu lalu misalnya, tidak sedikit pekerja medis misalnya yang mengadvokasi agar pemerintah melarang seluruh produk vape yang ada di Indonesia (cnnindonesia.com, 24.9.2019).

Sebagai penutup, adanya miskonsepsi mengenai produk-produk vape dan juga kegunannya sebagai alat harm reduction bagi para perokok tentu akan sangat merugikan öffentlich, khususnya mereka yang sudah kecanduan dengan rokok und memiliki keinginan untuk berhenti. Hal ini semakin berbahaya terutama di negara dengan tingkat perokok yang sangat tinggi seperti di Indonesia. Untuk itu, adanya kampanye mengenai pentingnya produk-produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik untuk alat Schadensminderung merupakan sesuatu yang sangat penting, agar semakin banyak orang-orang yang bisa terbantu untuk mereka berhenti merokok.

Ursprünglich veröffentlicht hier

CCC unterstützt das MOH bei der Durchführung einer vollständigen Neubewertung des Tabakgesetzes

Das Consumer Choice Center (CCC), das Verbraucher in über 100 Ländern auf der ganzen Welt vertritt, hat die neu ernannte Gesundheitsministerin Dr. Zaliha Mustafa dafür gelobt, dass sie die richtigen Maßnahmen ergriffen hat, um das Tabakgesetz neu zu bewerten.

Kürzlich sagte Dr. Zaliha, dass das vorgeschlagene Gesetz zur Kontrolle von Tabak- und Raucherprodukten 2022 überprüft und neu bewertet wird, bevor eine Entscheidung getroffen wird. Der Abgeordnete PKR-Pakatan Harapan (PH) für Sekijang ist genau richtig, wenn er erwähnt, dass die Umsetzung jeder wichtigen Politik schrittweise oder schrittweise und nicht drastisch vorangetrieben werden muss.

Tarmizi Anuwar, Mitarbeiter von CCC Malaysia, stimmte der Entscheidung von Dr. Zaliha zu und sagte, dass einige der vorgeschlagenen Maßnahmen, zu denen auch die Generational End Game (GEG)-Richtlinie gehört, zu extrem seien und viel Komplexität geschaffen hätten.

Er wies auch auf die Notwendigkeit hin, Tabakprodukte von E-Zigaretten zu unterscheiden, da letzteres das Potenzial hat, als weniger schädliches Produkt dazu beizutragen, die Zahl der Zigarettenraucher im Land zu reduzieren.

Lesen Sie den vollständigen Text hier

Weit verbreitete Fehlinformationen über das Dampfen schaden der öffentlichen Gesundheit

Mit dem Rauchen aufzuhören ist eines der schwierigsten Dinge, wie viele ehemalige und aktuelle Raucher aus schmerzhafter persönlicher Erfahrung wissen. Das öffentliche Gesundheitswesen und die Politik müssen besser daran arbeiten, Rauchern beim Aufhören zu helfen. 700.000 Todesfälle pro Jahr in der EU sollten Ansporn genug sein, uns dazu zu bringen, unseren derzeitigen Ansatz zu überdenken.

Um Rauchern effektiv dabei zu helfen, endgültig aufzuhören, müssen drei Bedingungen erfüllt sein:

Erstens müssen Raucher aus möglichst vielen Optionen wählen können, um herauszufinden, welche Methode zur Raucherentwöhnung für sie am besten geeignet ist. Menschen sind verschieden, und deshalb müssen verschiedene Möglichkeiten zur Raucherentwöhnung verfügbar und bezahlbar sein. Für sehr wenige Menschen (weniger als 4%) funktioniert das Aufhören ohne Hilfe. Für einige wenige funktioniert eine Nikotinersatztherapie (wie Nikotinkaugummis oder -pflaster), und es stellt sich heraus, dass vielen Menschen neue Nikotinalternativen helfen, das Rauchen endgültig aufzugeben. Diese Produkte reichen von Vaping- und Heat-not-burn-Produkten bis hin zu Snus- oder Nikotinbeuteln. Allen diesen neuen Formen ist gemeinsam, dass sie den Nikotinkonsum von der Verbrennung des Tabaks trennen (der den Großteil der Toxizität des Rauchens erzeugt), wodurch sie weitaus weniger schädlich sind als das Rauchen von Zigaretten. Jeder ist anders, jeder funktioniert am besten für jede andere Person.

62% der Raucher in Frankreich und 53% in Deutschland glauben, dass Anti-Raucher-Maßnahmen ignorieren, wie schwierig es ist, mit dem Rauchen aufzuhören. Offensichtlich sind Raucher mit traditionellen Entwöhnungsmethoden nicht zufrieden und suchen daher das Dampfen als Mittel zum Aufhören

Zweitens brauchen wir einen modernen, offenen Regulierungsrahmen, um diesen neuen Alternativen gerecht zu werden. Diese neuen Produkte sind nicht dasselbe wie Rauchen. Daher dürfen sie nicht mit demselben Regelpinsel gemalt werden. Was wir stattdessen brauchen, ist eine risikobasierte Regulierung. Dampfen ist weniger schädlich als Rauchen und darf daher nicht gleich behandelt werden. Harm Reduction muss ein Kernstück der Anti-Raucher-Politik werden, wie im Bereich der Arzneimittel. Harm Reduction folgt praktischen Strategien und Lösungen zur Reduzierung schädlicher Folgen, die mit dem Konsum bestimmter Substanzen verbunden sind, anstatt einem unrealistischen „Einfach-aufhören“-Ansatz. Die Ermutigung von Rauchern, die nicht mit dem Rauchen aufhören können oder wollen, zum Dampfen zu wechseln, ist ein gutes Beispiel für Schadensminderung.

Drittens müssen Raucher genaue Informationen über die potenziellen Risiken verschiedener Produkte haben, um Entscheidungen treffen zu können. Gleiches gilt für medizinische Fachkräfte, die mit diesen Rauchern arbeiten. Sie müssen die Fakten kennen, um für Raucher einen bleibenden Unterschied zu machen.

Lesen Sie den vollständigen Text hier

Entfesseln Sie das Potenzial des Dampfens: Mangelndes Wissen über das Dampfen hält die Raucherentwöhnung zurück

Das Consumer Choice Center hat zusammen mit der World Vapers' Alliance kürzlich eine neue vorgestellt Umfrage mit 30 Hausärzten und über 800 Rauchern in Deutschland und Frankreich durchgeführt – mit einer ersten guten Nachricht: Mehr als die Hälfte der Befragten will mit dem Rauchen aufhören!

Das Bewusstsein für die gesundheitlichen Auswirkungen des Rauchens von Tabak ist in den letzten Jahrzehnten exponentiell gewachsen, was die politischen Entscheidungsträger dazu veranlasst hat, Regeln zur Eindämmung des Tabakkonsums zu erlassen. Doch wie jedes Laster, das Risiken birgt, haben restriktive und strenge Maßnahmen nicht die gewünschten Ergebnisse gebracht.

Die Standard-Nikotinersatztherapie (NRT) wird von den Sozialversicherungssystemen anerkannt, überwacht und übernommen, obwohl sie nur sehr begrenzte Auswirkungen auf die Bemühungen zeigt, denjenigen zu helfen, die sich dafür entscheiden, das Rauchen aufzugeben. Dampfen hat den Verbrauchern die Möglichkeit geboten, den Bedarf an Nikotin zu stillen, während es nur einen Bruchteil des Schadens verursacht. Dampfen ist 95% weniger schädlich als mit herkömmlichen Zigaretten, und ist gleichzeitig die erfolgreichste Instrument zur Raucherentwöhnung.

Wenn wir all dies wissen, können wir sagen, dass Dampfen für den Nikotinkonsum das ist, was Sicherheitsgurte für das Autofahren oder Kondome für sexuelle Begegnungen sind: Während es sicherer sein kann, überhaupt kein Nikotin zu verwenden, kein Auto zu fahren oder keinen Sex zu haben, ist es das entscheidend für die Schadensminderung. Seit der Erfindung der ersten E-Zigarette im Jahr 2003 hat das Dampfen einen langen Weg zurückgelegt, um Rauchern, die aufhören möchten, eine Wahlmöglichkeit zu bieten, und dies mit weit weniger Risiken als Zigaretten.

Leider ist eine genaue Berichterstattung über das Dampfen manchmal schwer zu finden. Viele Leser erinnern sich vielleicht an den Anstieg der EVALI-Fälle (E-Zigarette oder Vaping-Produkt, Use Associated Lung Injury) in den Vereinigten Staaten im Jahr 2019, die dem Dampfen angelastet wurden. Bis heute haben diese Fälle Raucher jedoch davon abgehalten, zu wechseln es wurde gezeigtdass betroffene Benutzer THC-haltige E-Liquids vom illegalen Markt konsumiert hatten. Damals war diesen Flüssigkeiten, ohne dass die Käufer davon wussten, Vitamin E-Acetat zugesetzt worden, mit fatalen Folgen für die Konsumenten. Alles, was die Geschichte wirklich getan hat, war, die Bedeutung eines regulierten und legalen Marktes für Dampfprodukte zu unterstreichen, der verhindert, dass der Markt Schmugglern überlassen wird.

Wenn Organisationen wie unsere für Schadensminderung eintreten, stoßen sie nicht nur auf Horrorgeschichten der Medien, sondern auch auf weit verbreitete Missverständnisse. Die CCC/WVA-Umfrage ergab, dass 331 TP2T der Raucher in Frankreich und 431 TP2T der Raucher in Deutschland glauben, dass Dampfen genauso schädlich oder schädlicher ist als Zigaretten. Der falsche Glaube an Nikotin reicht noch weiter: 69% der Raucher in Frankreich und 74% der Raucher in Deutschland glauben, dass Nikotin Krebs verursacht, was weit von den wissenschaftlichen Beweisen entfernt ist. Nikotinexperten wissen dies seit langem, doch die Informationen sind weder in die Öffentlichkeit, noch zu Politikern oder Hausärzten vorgedrungen.

Ärzte sind wesentliche Veränderer, wenn es um die ungesunden Gewohnheiten ihrer Patienten geht. Unsere Umfrage hat jedoch gezeigt, dass zu viele Ärzte schlecht informierte Ansichten über Nikotin teilen oder sich des Konzepts der Schadensminderung nicht einmal bewusst sind. Infolgedessen empfehlen die meisten Ärzte das Dampfen nicht als Mittel zur Raucherentwöhnung. Ihre Ansichten über Nikotin (sie glauben oft, dass es Lungenschäden verursacht) sind ebenfalls grundlegend inkohärent: Wenn Nikotin Lungenschäden verursachen würde, warum würden Ärzte NRTs empfehlen, die alle Nikotin enthalten?

Die Schadensminderung durch Tabak hat noch einen langen Weg vor sich, bevor die ehrgeizigen Ziele einer groß angelegten Raucherentwöhnung erreicht werden. Information ist daher entscheidend: Die Dämonisierung des erfolgreichsten Instruments zur Schadensminderung muss aufhören, ebenso wie strafende Regeln und Vorschriften. Vaping sollte im Mittelpunkt aller bevorstehenden politischen Änderungen stehen, die darauf abzielen, den Tabakkonsum einzudämmen, anstatt das Ziel einer Überbesteuerung zu sein.

Ursprünglich veröffentlicht hier

Die Studie zeigt, dass 621 TP2T der Raucher in Frankreich und 531 TP2T in Deutschland glauben, dass Anti-Raucher-Maßnahmen ignorieren, wie schwierig es ist, mit dem Rauchen aufzuhören

Die vom Consumer Choice Center in Auftrag gegebene und in Zusammenarbeit mit der World Vapers' Alliance verfasste Studie deckt mehrere Missverständnisse über Nikotin und Schadensminderung bei Ärzten und Verbrauchern auf.

Die Umfrage auf Wahrnehmungen zur Reduzierung von Tabakschäden und Nikotin in Frankreich und Deutschland wurde durchgeführt, um einen besseren Einblick in die Auswirkungen falscher Vorstellungen über das Dampfen unter Hausärzten, Rauchern und politischen Entscheidungsträgern auf die zukünftige Schadensminderungspolitik in Europa zu gewinnen. Die Umfrage umfasst 30 Interviews mit Hausärzten und eine quantitative Befragung von 862 französischen und deutschen Rauchern.

Wichtigste Erkenntnisse:

  • Nur drei von 15 Ärzten in Deutschland geben an, den Begriff Harm Reduction zu kennen.
  • 33% der Raucher in Frankreich und 43% in Deutschland glauben fälschlicherweise, dass Dampfen genauso schädlich oder schädlicher ist als Zigaretten.
  • 69% der Raucher in Frankreich und 74% der Raucher in Deutschland glauben fälschlicherweise, dass Nikotin Krebs verursacht.
  • 62% der Raucher in Frankreich und 53% in Deutschland glauben, dass Anti-Raucher-Maßnahmen ignorieren, wie schwierig es ist, mit dem Rauchen aufzuhören.

Lesen Sie den vollständigen Text hier

Pentingnya Meningkatkan Penelitian Produk-Produk Tembakau Alternatif di Dalam Negeri

Vape atau rokok elektrik saat ini merupakan produk yang kerap menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi sebagian kalangan, vape atau rokok elektrik merupakan produk yang sangat berbahaya bagi kesehatan, sehingga harus dilarang secara penuh, atau setidaknya diregulasi secara sangat ketat.

Sementara itu, bagi kalangan lain, vape atau rokok elektrik dianggap sebagai produk yang sangat penting, khususnya untuk membantu para perokok untuk berhenti merokok. Untuk itu, bila pemerintah melarang atau meregulasi produk-produk vape secara sangat ketat, maka kebijakan tersebut merupakan sesuatu yang tidak tepat, kerena hal tersebut akan membatasi kesempatan para perokok untuk mendapatkan produk alternatf lain yang dapat membantu menghilangkan.

Terlepas dari pro dan kontra tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa, fenomena penggunaan produk-produk rokok elektrik merupakan hal yang kian meningkat dari waktu ke waktu, khususnya bagi mereka yang tinggal di masyarakat urban. Pada Tahun 2017, Diperkirakan ada Sekitar 900 Ribu Pengguna Vape aus Indonesien. Dalam jangka waktu 3 tahun, tepatnya tahun 2020, angka tersebut meningkat pesat menjadi 2,2 juta pengguna vape di negara kita (medcom.id, 22.01.2021).

Fenomena semakin meningkatnya pengguna vape ini juga bukan merupakan hal tarjadi di Indonesia saja, tetapi juga di dunia secara keseluruhan. Berdasarkan laporan dari Global Harm Reduction 2021 misalnya, secara total diperkirakan ada 82 juta pengguna vape di seluruh dunia. Angka ini meningkat dari sebelumnya sekitar 68 juta pengguna vape aktif di dunia pada tahun 2020 (tribunnews.com, 22.06.2022).

Untuk itu, tentunya kerangka kebijakan yang tepat dalam menghadapi fenomena ini merupakan sesuatu yang sangat penting yang harus dilakukan oleh para pembuat kebijakan. Tanpa adanya kebijakan yang tepat, tentunya konsumen menjadi salah satu pihak yang paling dirugikan, selain tentunya para pekerja yang mendapatkan penghasilannya dari industri tersebut.

Untuk mampu merancang kebijakan yang tepat, salah satu langkah utama yang sanga penting untuk dilakukan tentunya adalah dengan melakukan riset dan penelitian terlebih dahulu terkait dengan produk-produk rokok elektrik, dan juga produk-produk tembakau alternatif lainnya secara lebih luas. Tanpa Adanya Penelitian Yang Memadai, Tentunya Akan Sangat Sulit Bagi Kita bis Menemukan Kebijakan Yang Tepat Dalam Merespon Fenomena Semakin Tingginya Pengguna Vape aus Indonesien.

Di berbagai negara lain, penelitian terahdap produk-produk rokok elektrik atau vape merupakan sesuatu yang sudah sangat banyak dilakukan, salah satunya adalah Britania Raya. Pada tahun 2015, lembaga kesehatan öffentlich asal Inggris, Public Health England (PHE), mengeluarkan laporan yang menunjukkan bahwa, vape atau rokok elektrik 95% jauh lebih tidak berbahaya bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar (www.gov.uk, 19/08/ 2015).

Hasil Dari Penelitian Tersebut Tentunya Memiliki Damak Yang Sangat Signifikan Terhadap Para Pembuat Kebijakan von Britania Raya für Menyusun Kebijakan Terkait Vape und Produk Tembakau Alternatif Lainnya Secara Tepat. Britania Raya sendiri akhirnya menjadi salah satu negara pelopor yang menjadikan produk tersebut sebagai produk alternatif untuk membantu para perokok untuk berhentu merokok (insidesources.com, 03/05/2021).

Negara kita tentu bisa belajar dari langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Inggris. Riset dan penelitian mengenai vape dan produk tembakau alternatif lainnya masih cukup kurang di negara kita, yang membuat masih banyaknya berbagai kabar misinformasi terkait dengan produk-produk tersebut, seperti vape atau rokok elektrik memiliki kandungan yang sama bahayanya di bahayanya darba konberih ional .

Hal ini juga diakui oleh beberapa pihak terkait di Indonesia, salah satuya adalah Asosiasi Vapers Indonesia (AVI). AVI menyatakan bahwa, industri vape dan produk-produk tembakau alternatif lainnya merupakan industri yang saat ini sedang mengalami perkembangan di Indonesia, dan untuk itu dibutuhkan penelitian yang lebih besar terkait dengan produk-produk tersebut (tribunnews.com, 22/06/2022).

Melalui penelitian yang memadai, tentu hal tersebut dapat membantu para pengambil kebijakan untuk mengeluarkan kbeijakan terkait vape dan produk tembakau alternatif lainnya yang tepat, agar tidak merugikan para konsumen dan juga para pekerja. Jangan sampai, regulasi dan juga auran yang diberlakukan etrsebut justru menjadi kontraproduktif, dan justru merugikan para konsumen karena membuat mereka lebih sulit untuk mendapatkan produk alternatif tembakau yang memiliki resiko jauh lebih rendah.

Sebagai penutup, adanya penelitian yang memadai terhadap rokok elektrik, dan juga produk-produk tembakau alternatif lainnya, merupakan hal yang sangat penting, agar para pembuat kebijakan bisa menyusun kerangka kebijakan yang tepat terkait dengan produk-produk tersebut. Dengan demikian, diharapkan para pembuat kebijakan dapat menyusun kebijakan yang tepat, yang dapat membantu jutaan para perokok in Indonesien für menghentikan kebiasaan merokoknya yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Ursprünglich veröffentlicht hier

Harm Reduction macht beim Dampfen eine Kehrtwende

Beamte des öffentlichen Gesundheitswesens und diejenigen mit erhebliche Schwankung bei der Festlegung der Gesundheitspolitik waren letzten Monat freudig, als die Food and Drug Administration die Fähigkeit von Juul Labs bestritt, sein Dampfgerät weiter zu verkaufen.

Überliefert als Marketing-Ablehnungsverfügung, zwingt die Entscheidung Tankstellen, Einzelhändler und E-Zigaretten-Shops dazu, Juul-Geräte aus den Regalen zu nehmen, wodurch den Verbrauchern die Möglichkeit genommen wird, diese Produkte auf legalem Wege zu kaufen.

Obwohl das Unternehmen a gewonnen hat vorübergehender Aufenthalt Laut dem DC District Court of Appeals zeigt das jüngste „Nikotin-Null“-Mandat der FDA – einschließlich Grenzwerten für Nikotin in Zigaretten und Verboten von Menthol-Tabakprodukten –, dass die Regierung ihren Plänen zur Reduzierung des Nikotinkonsums nicht nachgeben wird.

Aber das wäre eine wirklich verpasste Chance für die öffentliche Gesundheit.

Anstatt Verbraucherprodukte zu verbieten oder strenge – wenn nicht sogar unmögliche – Standards für die Markteinführung von Vaping-Produkten festzulegen, könnte die FDA der Rhetorik des Präsidenten folgen und die Reduzierung von Tabakschäden als Alternative befürworten.

Schadensminderung ist eine der Fragen der öffentlichen Gesundheit wichtige Säulen der National Drug Control Strategy von Präsident Biden, wie er aufgedeckt in der diesjährigen Rede zur Lage der Union. Dazu gehören Aufklärung, Unterstützung, Austausch von sauberen Nadeln und sichere Injektionsstellen für diejenigen, die von Drogen wie Heroin und anderen verschreibungspflichtigen Drogen abhängig sind. Wenn dieser Weg für Opioidsüchtige tugendhaft ist, warum sollte er dann für Nikotinsüchtige nicht derselbe sein, wie er anderswo praktiziert wird?

Das Vereinigte Königreich nicht nur erkennt die Vorteile von Vaping-Geräten, sondern empfiehlt sie aktiv in ihren eigenen Materialien und dem National Health Service, ihrer staatliches Gesundheitssystem, die sich für die 1,2 Millionen britischen Dampfer einsetzt, die jetzt mit dem Rauchen aufgehört haben. Gesundheitsstationen in Neuseeland routinemäßig Patienten Dampfprodukte anbieten.

Wenn das Vereinigte Königreich und Neuseeland verschiedene Studien und Gesundheitsumfragen zitieren können, die zeigen, dass Dampfgeräte zu 95 Prozent weniger schädlich sind als das Rauchen, warum scheitern diese Beweise bei der Überquerung des Ozeans zu den amerikanischen Aufsichtsbehörden?

Glaubt man den neuesten Gallup-Umfragen, sind 6 Prozent der Amerikaner Dampfer, von denen die meisten weniger als $40.000 pro Jahr verdienen. Das entspricht 20 Millionen Dampfern, die sich für ein weniger schädliches Produkt entschieden haben, um ihr Verlangen nach Nikotin zu unterdrücken.

Doppelt so viele – fast 40 Millionen – sind immer noch Raucher, gemäß zum CDC. Die Umstellung auf eine Schadensminderungsstrategie könnte leicht Millionen von Leben retten.

Dazu gehört die Anerkennung der Vape-Shop-Besitzer, leidenschaftlicher Vaper-Community-Gruppen und Tabakkontrollexperten, die sich auf eine ganze Industrie von Vaping-Produkten verlassen, als eine effektivere Strategie zur Beseitigung der Schäden durch Tabak.

Diejenigen, die die Maßnahmen der Verwaltung bei Juul begrüßen, verweisen auf die frühere Werbung des Unternehmens für Jugendliche und die stärkere Akzeptanz junger Menschen für Dampfgeräte. Dies sind beunruhigende Situationen, die sorgfältige Überlegung, öffentliche Verachtung und Maßnahmen verdienen, insbesondere angesichts der Auswirkungen von Nikotin auf das Gehirn von Jugendlichen.

Warum nehmen wir 40 Millionen Rauchern jedoch so schnell die Möglichkeit, auf ein weniger schädliches Produkt umzusteigen, um ihre Sucht zu befriedigen, anstatt diese Schäden für junge Menschen zu mildern und angemessen anzugehen?

Die meisten Dampfer genießen Produkte aus einem wettbewerbsintensiven Markt mit offenen Tanksystemen, Einwegartikeln und Pod-Tanks, die weit entfernt von der Kontrolle eines Tabakmanagers sind. Dieser Punkt wird in der öffentlichen Debatte über das Dampfen oft übersehen.

Wenn uns die Pandemie etwas über die öffentliche Wahrnehmung von Risiken gelehrt hat, dann die, dass wir Einzelpersonen befähigen müssen, Entscheidungen zur Verbesserung ihrer eigenen Situation zu treffen, anstatt sie für sie selbst zu treffen.

Die Fähigkeit erwachsener Verbraucher zu behindern, eine gesündere Option zu wählen, bedeutet, die echten gesundheitlichen Vorteile zu leugnen, die mit der Akzeptanz von Schadensminderung einhergehen.

Wir haben Gesetze aus einem bestimmten Grund, und sie sollten durchgesetzt werden, um Vape-Geräte von den Händen der Jugend fernzuhalten. Bildung und eine starke elterliche Aufsicht würden Wunder bewirken, um eine Generation vor der Sucht zu bewahren.

Aber die Aussicht auf eine rauchfreie Gesellschaft vollständig aufzugeben, wäre eine Torheit, und es ist an der Zeit, dass unsere Gesundheitsbehörden dies zugeben.

Ursprünglich veröffentlicht hier

Das scharfe Vorgehen der FDA gegen Juul ist der jüngste Schlag im irrationalen Krieg gegen Nikotin

Letzte Woche hat die Food and Drug Administration eine Folgeentscheidung getroffen, die Millionen von Verbrauchern betrifft: a Marketing-Verweigerungsanordnung für Juul Labs, Hersteller des beliebten Juul-Vaping-Geräts auf Pod-Basis.

Es lässt sich am besten als sofortiges Verbot von Juul-Produkten zusammenfassen.

Dies zwingt Tankstellen, Convenience-Stores, Vape-Shops und andere Einrichtungen, die diese Geräte und ihre aromatisierten Kapseln auf Lager haben, sofort damit aufzuhören, sie an Kunden zu verkaufen, die sie wollen.

Nun, die Maßnahmen der FDA wurden vorübergehend angehalten durch das Berufungsgericht von DC, was dem Unternehmen zusätzliche Zeit gibt, seinen Fall vor Gericht zu vertreten.

Während die gerichtliche Anordnung für die Benutzer dieser Produkte ein flüchtiges Aufatmen ist, markiert sie nur die jüngste Kausalität im irrationalen Krieg des öffentlichen Gesundheitswesens gegen Nikotin und Nikotinprodukte. Und ein Zeichen dafür, dass noch mehr Leugnungen den Zugang der Verbraucher zu Nikotinalternativen, Produkten, die bekanntermaßen viel sind, weiter einschränken werden weniger schädlich als Rauchen.

Der verworrene und byzantinische Prozess, bei dem Juul fehlgeschlagen ist, ist als Premarket Tobacco Product Application bekannt Von der FDA vorgeschriebener Zulassungstest für jedes Unternehmen, das ein neues Tabakprodukt verkaufen möchte (alle vor 2007 haben einen Bestandsschutz). Wie man vermuten würde, sind die Standards für diesen Test undurchsichtig, unklar und völlig willkürlich.

Seit 2015 konnten nur eine Handvoll Vaping-Produkte das FDA-Mandat zur „Verbesserung der öffentlichen Gesundheit“ erfüllen, und nur eines wurde nicht von einem Tabakunternehmen hergestellt. Zum Zeitpunkt des Schreibens warten noch Zehntausende von Dampfgeräten, Flüssigkeiten und Komponenten auf ihr Schicksal durch die FDA.

Dieser letzte Punkt ist wichtig, weil die FDA – und die vom Kongress verabschiedeten Gesetze – jetzt Dampfprodukte erkennen, selbst solche, die eher synthetisches als aus Tabak gewonnenes Nikotin enthalten, als Tabak, was diesen anstrengenden Prozess rechtfertigte.

Was uns das bürokratische Labyrinth aufzwingt, das jeder Tante-Emma-Vaping-Firma und jedem Tabakunternehmen gleichermaßen aufgezwungen wird, ist, dass die FDA eine anhaltende Voreingenommenheit gegen die Verwendung von Nikotin-Vaping durch Verbraucher hat – und Nikotin im weiteren Sinne.

Auf ihrer eigenen Website listet die FDA ihre Produkte auf genehmigt zur Raucherentwöhnung vor allem Medikamente wie Chantix und Zyban oder Nikotinpflaster oder -kaugummis von Nicorette, die in den USA vom Pharmariesen GlaxoSmithKline vertrieben werden.

Die Regierung des Vereinigten Königreichs dagegen erkennt die Vorteile von Dampfgeräten und empfiehlt sie aktiv, wobei die Zahl von 1,2 Millionen britischen Dampfern angeführt wird, die inzwischen mit dem Rauchen aufgehört haben.

Das Vereinigte Königreich nennt international verfügbare wissenschaftliche Forschungsergebnisse und Empfehlungen von Gesundheitsbehörden als weiteren Grund, warum Raucher erwägen sollten, ihre Zigaretten für einen Vape wegzulegen. Hat die FDA keinen Zugriff auf diese Daten? Oder ist das Teil eines größeren Trends?

Im selben Monat erließ die FDA diese Entscheidung und bittet um öffentliche Stellungnahmen dazu vorgeschlagene Verbote auf aromatisierten Zigarren und Mentholzigaretten und wird bald vorstellen eine Regel zur Begrenzung des in Zigaretten erlaubten Nikotingehalts. Wie sich diese Regeln auf die Beziehung zwischen Strafverfolgungsbehörden und Minderheitengemeinschaften – die häufiger Mentholprodukte verwenden – auswirken werden, muss noch geklärt werden, und es besteht auch kein Risiko eines Anstiegs illegaler Märkte, wie dies bereits in Massachusetts und Kanada der Fall ist, die ihr eigenes Menthol haben Verbote.

Wenn Staaten versuchen, Cannabis zu legalisieren, um den Drogenkrieg zu beenden, ist es verwirrend, dass wir gleichzeitig einen neuen Drogenkrieg gegen Nikotin beginnen.

Bei all dem ist die Hauptannahme, wie die FDA-Website klar feststellt, dass Menschen, die aufhören wollen, bereits die Antworten haben, und diese Antworten sind pharmazeutische Produkte oder Nikotinabstinenzprogramme, die den Genehmigungsstempel der Regierung erhalten haben.

Die Millionen von Amerikanern, die das Rauchen durch Vaping-Geräte aufgegeben haben, die an Tankstellen oder Vape-Shops gekauft wurden, gehen ein Risiko ein, das die FDA für zu gefährlich hält, oder wie viele Gesundheitsaktivisten anmerken: „gefährlicher“ als Rauchen.

Diese Ansprüche stehen gegen a Litanei der wissenschaftlichen Studien und Papiere, die beweisen, dass Dampfen eine weniger schädliche Alternative zum Tabakkonsum ist.

Warum dann, sollten bekannte Anti-Tabak-Gruppen wie die Campaign for Tobacco-Free Kids, die Lung Association und andere so sein konzentrierte sich auf das Verbot von Dampfprodukten?

Die landesweiten Anti-Dampf-Bemühungen stellen eine organisierte Anstrengung von Aktivisten und Tabakkontrollgruppen dar – oft verbunden mit der Finanzierung des Milliardärs und ehemaligen Bürgermeisters von New York City, Michael Bloomberg, um zu versuchen, Dampfen als sichere und zugängliche Nikotinalternative zu brennbaren Zigaretten zu eliminieren.

Wir wissen das aus mehreren Ländern, in denen diese Gruppen dazu beigetragen haben, Dampfverbote durchzusetzen, wie z Mexiko und die Philippinen, sondern auch von Bloombergs $160 Millionen Zuschuss an US-Organisationen, um gegen das Dampfen von Jugendlichen vorzugehen.

Bei der Abkehr vom Tabak hin zum Dampfen, insbesondere in der „Jugend-Dampfkrise“, geht es sowohl ums Geld als auch um die Zahlen.

Laut CDC ist die aktuelle Raucherquote in den USA nur 12,51 TP2T, ein Rückgang von über 201 TP2T vor nicht mehr als einem Jahrzehnt. Nikotinalternativen wie Vaping-Geräte, Snus und Beutel haben dabei eine große Rolle gespielt, ebenso wie breitere kulturelle Tabus bezüglich des Rauchens.

Und während die Rechtfertigung für die Beschränkung von Vape-Geräten auf der Nutzung durch Jugendliche beruht, die der CDC eigene Daten zeigt, dass weniger als 0,61 TP2T der Highschool-Schüler ein Juul-Gerät mehr als einmal im Monat verwendeten, was in nur zwei Jahren einen erheblichen Rückgang darstellt. Dieser Abwärtstrend ist bei allen Vape-Produkten gleich.

Die Verwirrung kommt mit, wie die Daten sind tabelliert, die die prozentuale Aufschlüsselung der Schüler, die dampfen, und der von ihnen verwendeten Produkte zeigt, führt Politiker und Aktivisten oft zu dem Eindruck, dass weitaus größere junge Menschen das Dampfen ausprobieren als sie. Und das schließt diejenigen nicht ein, die Cannabisprodukte verdampfen, was in ehemalige Erhebungen zeigten höhere Zahlen als Nikotindampfen.

Ungeachtet dieser Tatsachen steht das Dampfen im Fadenkreuz.

Trotz der Millionenausgaben gibt es kein Eingeständnis, dass verantwortungsbewusste Erwachsene diese Produkte in weitaus größerer Zahl verwenden und dadurch positive gesundheitliche Auswirkungen haben.

Dieser letzte Punkt wurde glücklicherweise von a aufgegriffen wähle die Gruppe von Tabakforschern, die das Risikokontinuum verstehen und das Potenzial des Dampfens loben, Raucher zum Aufhören zu bewegen, darunter Cliff Douglas, Direktor des Tobacco Research Network der University of Michigan und ehemaliger Vizepräsident für Tabakkontrolle bei der American Cancer Society.

Wäre dies ein rationaler und wissenschaftlich fundierter Gesprächs- und Regulierungsprozess, wären diese positiven gesundheitlichen Ergebnisse ein Kinderspiel. Leider ist dies, wie wir beim weltweiten Krieg gegen Vaping-Produkte gesehen haben, eher ein ideologischer Kampf als eine Mission der reinen Gesundheit.

Die FDA war nur allzu bereit, dieses Spiel vor dem Gericht der Politik zu spielen, und sie sollte dafür verurteilt werden.

Yaël Ossowski ist eine kanadisch-amerikanische Autorin und stellvertretende Direktorin des Consumer Choice Center.

Die Besteuerung des Dampfens fördert das Rauchen. Warum macht Ottawa das?

Schwerfällige Vaping-Vorschriften und Steuern schaffen nichts, außer mehr Raucher zu schaffen

Health Canada gab letzte Woche bekannt, dass nun Warnetiketten auf jeder einzelnen Zigarette in einer Packung erforderlich sein werden. Diese globale Premiere ist Teil von Kanadas Ziel, bis 2035 weniger als fünf Prozent der Kanadier zu rauchen. Es ist schwer zu sagen, welche Auswirkungen ähnliche Maßnahmen in der Vergangenheit hatten, aber aus welchen Gründen auch immer, ist der Tabakkonsum in Kanada im Laufe der Zeit deutlich zurückgegangen letzten 15 Jahre. Im 2007, 31 Prozent der Kanadier identifiziert als regelmäßige Raucher. Bis 2020 war diese Zahl auf nur noch 11 Prozent gesunken. Das sind sicherlich gute Nachrichten. Wir alle wissen, welche verheerenden Auswirkungen das Rauchen haben kann. Ungefähr 48.000 Kanadier sterben jedes Jahr an tabakbedingten Krankheiten.

Aber während der Rückgang des Rauchens ein Grund zum Feiern ist, könnten die neuen E-Zigaretten-Vorschriften aus Ottawa tatsächlich dem rauchfreien Ziel von Health Canada für 2035 zuwiderlaufen, indem sie einige ehemalige Raucher zum Rauchen zurückdrängen.

Dampfen, also Nikotinkonsum ohne die Verbrennung von Zigaretten, ist dramatisch weniger schädlich als Rauchen und wird daher allgemein als nützliches Instrument zur Schadensminderung für Raucher angesehen, die versuchen, mit dem Rauchen aufzuhören. A 2017 lernen von Forschern der University of California fanden heraus, dass US-Volkszählungsdaten zeigten, dass Dampfen zu einer signifikanten Zunahme der Raucherentwöhnung beigetragen hat. Es empfahl daher positive öffentliche Gesundheitskommunikation, die das Dampfen unterstützt. Das ist der Ansatz, der in England verfolgt wird, mit positiven Ergebnissen. Nach Public Health England hielt das britische Gesundheitsamt das Dampfen für 95 Prozent weniger schädlich als das Rauchen beschlossen als Teil des eigenen Plans des Landes, bis 2035 rauchfrei zu sein, das Dampfen bei erwachsenen Rauchern zu fördern. Es hat sogar ein „Swap to Stop“-Programm ins Leben gerufen, bei dem Raucher ihre Zigaretten gegen kostenlose Dampfgeräte eintauschen können.

Leider umfasst der kanadische Ansatz zum Dampfen nicht die Schadensminderung in der gleichen Weise wie der britische. Wenn es um Betäubungsmittel und andere Drogen geht, ist Harm Reduction das Gebot der Stunde in Ottawa. Aber wenn es um Tabakprodukte geht, ist aus irgendeinem Grund immer noch die Ausrottung das Ziel. Daher hat Ottawa bereits versucht, alle Vape-Aromen außer Tabak und Minze/Menthol zu verbieten – obwohl fast die Hälfte der kanadischen Dampfer Aromen als ihre bevorzugte Methode verwenden, um das Rauchen hinter sich zu lassen, und das aus gutem Grund. Ein bundesweit repräsentativer Längsschnitt lernen von über 17.000 Amerikanern zeigten, dass Erwachsene, die aromatisierte Dampfprodukte verwendeten, mit 2,3-mal höherer Wahrscheinlichkeit mit dem Rauchen aufhörten als Dampfer, die Dampfprodukte mit Tabakgeschmack konsumierten. Warum ist nicht schwer zu verstehen. Wenn Sie versuchen, mit dem Tabak aufzuhören, ist es nicht sehr hilfreich, sich auf Produkte zu beschränken, die nach Tabak schmecken.

Aber Ottawa zielt nicht nur auf Vape-Aromen ab. Jetzt erhöht sie auch die Besteuerung. Die neue Steuer es vorgeschlagen im April-Budget würde $7 zum Preis einer 30-ml-Flasche Vape-Liquid, $10 für eine 60-ml-Flasche und $14 für eine 100-ml-Flasche hinzufügen. Für diejenigen, die mit Patronengeräten dampfen, würde ein Viererpack mit Ein-Milliliter-Patronen, die normalerweise zwischen $24-$26 im Einzelhandel erhältlich sind, eine zusätzliche $4 anbringen.

Wie wirken sich diese Steuererhöhungen aus?

Die Vape-Preise werden sehr wahrscheinlich steigen. Ein 2020 Arbeitspapier veröffentlicht vom National Bureau of Economic Research, das Daten von 35.000 US-Einzelhändlern analysierte, fand heraus, dass für jeden Dollar Steuererhöhung die Vape-Preise zwischen $0,91 und $1,16 stiegen, was bedeutet, dass die Steuer fast vollständig an die Verbraucher weitergegeben wird. Für einen Viererpack mit 1-Milliliter-Patronen ist mit einem Preisanstieg zwischen $3.64-$4.64 zu rechnen.

Und wie werden Dampfer auf diese Preiserhöhungen reagieren? Viele werden zum Rauchen zurückkehren. Dieselbe NBER-Studie zeigte, dass eine $1-Erhöhung der Vape-Steuern den Zigarettenverkauf um volle 10 Prozent steigerte.

Aus Sicht der öffentlichen Gesundheit ist dies genau der falsche Ansatz. Wir wissen, dass Dampfen ein sehr nützliches Werkzeug zur Schadensminderung ist. Die Ausrichtung auf das Dampfen mit Geschmacksverboten und hohen Steuern wird die Menschen sicherlich vom Dampfen abhalten, aber es wird auch einige ehemalige Raucher ermutigen, zu Zigaretten zurückzukehren, und einige aktuelle Raucher davon abhalten, zum Dampfen zu wechseln. Wenn Kanada auch nur eine Chance haben möchte, sein rauchfreies Ziel für 2035 zu erreichen, sollten wir dem Beispiel Großbritanniens folgen und Dampfen als Mittel zu diesem Zweck einbeziehen. Schwerfällige Vaping-Vorschriften und Steuern schaffen nichts, außer mehr Raucher zu schaffen, und niemand gewinnt, wenn das passiert.

Ursprünglich veröffentlicht hier

Pentingnya Regulasi Berbeda antara Rokok und Produk Tembakau Alternatif

Konsumsi rokok elektrik saat ini merupakan salah sat fenomena yang sangat umum dan semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Bagi kita yang tinggal di wilayah urban, dengan mudah bisa menemukan tidak sedikit orang yang mengkonsumsi rokok elektrik, dan juga berbagai produk vape dan rokok elektrik yang dijual di berbagai toko dan pusat perbelanjaan.

Fenomena semakin meningkatnya konsumsi vape ini juga menarik perhatian banyak pihak. Bagi sebagian pihak, fenomena ini merupakan sesuatu yang negatif, karena vape atau produk tembakau alternatif lainnya dianggap sebagai produk yang sama berbahayanya, atau bahkan lebih berbahaya bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar.

Oleh karena itu, bagi sebagian kalangan, kebijakan pelarangan atau setidaknya pembatasan ketat bagi produk-produk alternatif tembakau seperti rokok elektrik merupakan sesuatu yang tepat untuk dilakukan. Hal in idikarenakan, produk-produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik dianggap sebagai salah satu ancaman besar bagi kesehatan öffentlich.

Sementara itu, pihak lainnya memiliki pandangan yang cukup positif, atau setidaknya optimis, melihat fenomena tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa, berdasarkan berbagai laporan penelitian, diketahui bahwa rokok elektrik atau vape merupakan produk yang jauh lebih tidak berbahaya bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar.

Dengan semakin meningkatnya pengguna vape atau rokok elektrik, maka diharapkan pengguna rokok konvensional yang dibakar juga akan semakin berkurang. Dengan demikian, berbagai penyakit kronis berbahaya yang disebabkan karena penggunaan rokok konvensional yang dibakar dapat dimitigasi. Dengan demikian, langkah untuk melarang atau membatasi rokok elektrik merupakan kebijakan yang kontraproduktif, karena hal tersebut akan semakin mempersulit para konsumen untuk mendapatkan akses terhadap produk alternatif dari rokok konvensional yang lebih tidak berbahaya.

Informasi mengenai bahwa produk tembakau alternatif jauh lebih tidak berbahaya bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar merupakan hal yang sudah diketahui sejak beberapa tahun lalu. Salah satu lembaga kesehatan yang mengeluarkan laporan mengenai hal tersebut adalah lembaga kesehatan öffentlich Inggris, Public Health England (PHE), pada tahun 2015 lalu (theguardian.com, 28.12.2018).

Laporan tersebut tentu merupakan laporan yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama bila kita ingin menyusun regulasi yang tepat terkait dengan produk-produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik. Salah satunya adalah, bagaimana kita dapat memanfaatkan produk-produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, untuk membantu para perokok untuk mengurangi hingga berhenti secara total menggunakan rokok konvensional yang dibakar, yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Salah satu langkah awal untuk menyusun regulasi yang tepat tersebut adalah dengan tidak menyetarakan antara produk-produk rokok konvensional yang dibakar dengan produk-produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik. Hal ini tentu merupakan sesuatu yang penting mengingat Damak negatif dari produk tembakau alternatif jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar.

Menjadikan vape atau rokok elektrik sebagai alat untuk membantu perokok menghentikan kebiasaan merokoknya merupakan hal yang sudah dilakukan oleh jutaan orang di seluruh dunia, teramsuk juga tentunya di Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Universitas Trisakti misalnya, menunjukkan bahwa setidaknya ada 30% responden yang menyatakan bahwa mereka menggunakan produk-produk vape alternatif sebagai sarana untuk berhenti merekok (vapemagz.co.id, 20/05/2022).

Sementara itu, 11% responden lainnya menyatakan bahwa mereka menggunakan vape untuk alasan kesehatan, und 9% lainnya menggunakan produk-produk tembakau alternatif atas anjuran dari ahli kesehatan. Oleh karena itu, setidaknya 80% dari seluruh responden menyatakan bahwa promosi tembakau alternatif harus lebih dimasifkan sebagai salah satu upaya untuk berhenti merokok (vapemagz.co.id, 20/05/2022).

Dengan adanya regulasi yang berbeda, diharapkan hal tersebut uga akan semakin merangsang para pelaku industri, khususnya industri dengan skala kecil dan menengah, untuk masuk ke dalam sektor produk-produk tembakau alternatif. Hal ini juga berarti tidak hanya semakin membantu konsumen untuk menyediakan sarana untuk mereka agar berhenti merokok, namun juga akan berpotensi membuka dan menyerap semakin banyak tenaga kerja.

Selain itu, tidak hanya regulasi yang berbeda, dibutuhkan juga upaya untuk meningkatkan berbagai riset dan penelitian terkait dengan rokok elektrik und juga produk-produk tembakau alternatif lainnya. Penelitian dan riset ini merupakan sesuatu yang sangat penting, sebagai landasan untuk menyusun kebijakan dan regulasi yang tepat. Saat ini, berbagai riset dan penelitian terkait dengan produk-produk vape alternatif dilakukan oleh lembaga-lembaga dari luar negeri (financial.detik.com, 22.05.2022).

Sebagai penutup, penyusunan kebijakan vape dan juga produk-produk tembakau alternatif lainnya yang tepat, dan juga peningkatan riset dan penelitian terkait denga produk-produk tersebut, merupakan hal yang sangat penting. Hal ini sangat penting mengingat Indonesien merupakan salah satu negara dengan populasi perokok tertinggi di dunia, dan produk-produk tembakau alternatif dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk membantu para perokok menghentikan kebiasaannya yang sangat berbahaya.

Ursprünglich veröffentlicht hier

Malaysia auf dem Weg zu einer Vape-regulierten Nation

Große Industrieakteure erkennen an, dass Dampfen nicht risikofrei ist, aber es gibt immer mehr wissenschaftliche Beweise dafür, dass es sicherlich weniger schädlich ist als das Rauchen von Zigaretten. Risikoangemessene Regulierung und Besteuerung des Dampfens werden gefordert, um Raucher zu ermutigen, auf eine risikoarme Alternative umzusteigen. Nachdem die malaysische Regierung eine Besteuerung von Nikotin-Vapes eingeführt hat, atmen viele in der Vaping-Industrie erleichtert auf, da die graue Linie, die über der Nikotinbesteuerung verweilt, am längsten auftaucht. 

In diesem Zusammenhang lobt die Öffentlichkeit die malaysische Regierung dafür, dass sie sich in die richtige Richtung bewegt und sie reguliert, anstatt sie vollständig zu verbieten, da Vaping-Produkte eine entscheidende Rolle bei der Verringerung der enormen gesundheitlichen Belastung durch das Zigarettenrauchen spielen.

Malaysia auf dem Weg zur Regulierung von E-Zigaretten-Produkten 

Die Folgen des Dampfverbots werden nur Türen für die Verbreitung des Schwarzmarkts öffnen, der die Gefahr birgt, minderwertige Produkte zu besitzen und zu inhalieren. Da Nikotin-Vapes für den Verkauf und Konsum legal sind, muss der Mangel an Regulierung angegangen werden, um zu verhindern, dass Verbraucher auf Schwarzmarktprodukte hereinfallen und Internetnutzer, die offen zum Vaping wechseln, als Wahlmöglichkeit wahrnehmen. 

Es ist im besten Interesse der Nation, schnell angemessene Vorschriften zum Nutzen der malaysischen Wirtschaft einzuführen, da sie geschätzte 1 Milliarde RM Steuereinnahmen allein aus Vape-Produkten verlieren könnte, da sie zu erheblich sind, um unreguliert zu bleiben. 

Lesen Sie den vollständigen Artikel hier

Scrolle nach oben
de_DEDE

Folge uns

WASHINGTON

712 H St NE PMB 94982
Washington, DC 20002

BRÜSSEL

Rond Point Schuman 6, Box 5 Brüssel, 1040, Belgien

LONDON

Golden Cross House, Duncannon Street 8
London, WC2N 4JF, Großbritannien

KUALA LUMPUR

Block D, Platinum Sentral, Jalan Stesen Sentral 2, Level 3 – 5 Kuala Lumpur, 50470, Malaysia

OTTAWA

718-170 Laurier Ave W Ottawa, ON K1P 5V5

© COPYRIGHT 2025, VERBRAUCHERWAHLZENTRUM

Ebenfalls vom Consumer Choice Center: ConsumerChamps.EU | FreeTrade4us.org